33 bahwa naik atau turunnya senjangan anggaran tergantung pada apakah
individu memilih untuk mengejar kepentingan organisasinya. Menurut mereka, komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib
organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik dan partisipasi anggaran membuka peluang bagi bawahan untuk menciptakan
senjangan anggaran untuk kepentingan mereka jika komitmen karyawan terhadap organisasi berada pada tingkat yang rendah.
4. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah tingkat intensitas seseorang untuk mengidentifikasikan dirinya serta tingkat keterlibatannya dalam organisasi
Rosidi, 2000. Bagi individu atau karyawan dengan komitmen organisasi yang tinggi, akan memberikan dedikasi yang optimal agar tercapai tujuan
organisasi. Sebaliknya, individu atau karyawan dengan komitmen organisasi rendah akan memberikan perhatian yang rendah pula pada pencapaian tujuan
organisasi. Malah mereka cenderung berusaha untuk memenuhi kepentingan pribadi mereka.
Menurut Fink 1992, komitmen mempunyai 3 tiga dimensi yaitu identifikasi dengan kerja, identifikasi dengan rekan kerja, dan identifikasi
dengan organisasi. Komitmen organisasional adalah identifikasi rasa, keterlibatan loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya
atau unit organisasi yang ditunjukkan melalui sikap penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sebuah organisasi serta adanya
34 dorongan kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi demi
tercapainya tujuan organisasi Gibson et al., 1997 ; Mowday et al., 1982. Robinson 1996 menyatakan yang dimaksud dengan komitmen
organisasi adalah: 1. Suatu keadaan atau derajat sejauh mana seseorang karyawan memihak
pada suatu organisasi tertentu dengan tujuan-tujuannya serta memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
2. Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi dan atau profesi.
3. Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi dan atau profesi.
Mowday, Porter, dan Treers 1982 mengemukakan komitmen organisasi akan terbangun bila masing-masing individu mengembangkan 3
tiga sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi, yaitu: a.
Identification Pemahaman atau penghayatan dari tujuan organisasi.
b. Involvement
Perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaannya adalah menyenangkan.
c. Loyality
Perasaan bahwa organisasi adalah tempat bekerja dan tempat tinggal.
35 Nouri dan Parker 1990 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa di
dalam anggaran pertisipatif, tingkat komitmen organisasi seseorang mempengaruhi keinginan mereka untuk menciptakan senjangan anggaran.
Aspek-aspek komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Luthans 1998, yaitu: a keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota dalam
organisasinya, b kerelaan untuk sungguh berusaha demi kepentingan organisasi, serta c keyakinan yang kuat dan menerima nilai dan tujuan
organisasi. Ada tiga jenis komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Meyer et
al., 1993, yaitu: a.
Affective commitment. Komitmen ini muncul karena adanya keinginan. Komitmen dipandang
sebagai suatu
sikap, yaitu
suatu usaha
individu untuk
mengidentifikasikan dirinya pada organisasi beserta tujuannya. Karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan
emosional. Jadi karena dia memang menginginkannya want to. b.
Continuance commitment. Muncul karena kebutuhan akan gaji dan keuntungan-keuntungan lain
dan memandang bahwa komitmen sebagai suatu perilaku, yaitu terjadi karena adanya suatu ketergantungan terhadap aktivitas-aktivitas yang
telah dilakukan dalam organisasi pada masa lalu dan hal itu tidak dapat ditinggalkan
karena akan
merugikan. Jadi
dia memang
membutuhkannya need to.
36 c.
Normative commitment. Timbul dari nilai-nilai diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi
anggota organisasi merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan. Jadi karena dia merasa berkewajiban ought to.
Meyer menegaskan bahwa seseorang bisa mempunyai pemahaman yang lebih bagus mengenai hubungan karyawan dengan organisasi ketika
ketiga bentuk komitmen dipertimbangkan bersama-sama. Komitmen dapat timbul karena adanya suatu keinginan yang kuat
untuk mempertahankan keinginan dirinya dalam organisasi dan bersedia untuk melakukan usaha yang tinggi bagi pencapaian organisasi dan timbul
pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi Porter et al., 1974.
Komitmen juga dapat timbul karena adanya suatu keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran goal yang ingin dicapai oleh
organisasi Mowday et al., 1979. Komitmen organisasi merupakan keterlibatan loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya
atau unit organisasinya. Karena loyalitas tersebut maka seorang pekerja akan rela untuk bekerja melebihi apa yang seharusnya ia kerjakan. Berarti
memunculkan suatu perilaku yang melebihi perannya Shore dan Wayne, 1993 ; O’Reilly dan Chatman, 1986.
Bagi individu dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting. Sebaliknya, individu
dengan komitmen organisasi rendah akan mempunyai perhantian rendah pada
37 pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan
pribadi. Komitmen akan membuat organisasinya lebih produktif dan profitable Luthans, 1998.
Komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik
sehingga kemungkinan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Akan tetapi, individu dengan komitmen organisasi yang rendah cenderung
mementingkan dirinya sendiri, tidak memiliki keinginan untuk menjadikan organisasinya ke arah yang lebih baik sehingga sangat kemungkinan terjadi
senjangan anggaran jika individu tersebut terlibat dalam penyusunan anggaran akan lebih besar. Dengan kata lain, porsi komitmen seorang
individu pada organisasi sangat menentukan peningkatan danatau penurunan senjangan anggaran.
B. Kerangka Pemikiran