31
3. Senjangan Anggaran
Senjangan anggaran adalah tindakan bawahan menyatakan terlalu rendah kapabilitas atau kemampuan produktifnya ketika mengusulkan
anggaran Young, 1985. Dalam bidang ilmu akuntansi, peneliti berargumen bahwa bawahan berusaha menciptakan senjangan dengan menyatakan terlalu
rendah pendapatan yang diharapkan danatau menyatakan terlalu tinggi biaya yang diharapkan Nouri dan Parker, 1996. Hal ini disebabkan karena
bawahan tidak ingin menghadapi risiko kegagalan dalam mencapai sasaran anggaran. Ketika atasan menggunakan anggaran untuk penilaian kinerja,
bawahan memiliki insentif untuk membuat senjangan anggaran ke dalam anggaran mereka untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian anggaran
Kren dan Liao, 1988. Atau jika perusahaan melakukan kebijakan pemberian rewards
perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran, bawahan cenderung memberikan informasi yang bias atau menciptakan
senjangan agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards berdasarkan pencapaian anggaran. Karena kegagalan mencapai sasaran
anggaran akan mempengaruhi penilaian atasan terhadap dirinya Shaw, 1968 ; Lukka, 1988.
Anthony et al. 1992: 447-448, menyatakan bahwa pembuat anggaran mempunyai kecenderungan untuk merendahkan pendapatan dan meninggikan
anggaran pengeluaran, kemudian memperkirakan yang terbaik dari jumlah tersebut. Perbedaan antara jumlah anggaran dan perkiraan yang terbaik itulah
yang disebut slack senjangan anggaran. Hilton 1994 dan Pramana 2001
32 mengemukakan ada 3 alasan utama manajer melapis anggaran dengan
senjangan anggaran, 1 orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat bagus dimata atasan jika mereka dapat mencapai
anggarannya, 2 senjangan anggaran selalu digunakan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian tak terduga yang terjadi
manajer tersebut dapat melampauimencapai anggarannya. Sedangkan, jika ada kejadian yang tidak terduga maka ia dapat menggunakan senjangan
anggaran untuk mengurangi kejadian tersebut dan mungkin masih dapat mencapai anggarannya, dan 3 bahwa rencana anggaran selalu dipotong
dalam proses pengalokasian sumber daya. Penciptaan senjangan anggaran bisa juga dipicu oleh perilaku komite
anggaran, yang karena keterbatasan sumber daya sering memotong anggaran yang diajukan manajer Rahayu, 1997: 180. Hal ini disebabkan berdasarkan
perjalanan anggaran yang diajukan akan dipotong , maka manajer mengajukan anggaran dengan jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang
sebenarnya diperlukan. Tujuannya adalah agar setelah dipotong, dialokasi anggaran yang diterimanya sesuai dengan yang diperlukan. Untuk mengatasi
hal ini, komite anggaran harus bisa mengalokasikan sumber daya secara adil, sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisidepartemen.
Peningkatan atau penurunan senjangan anggaran tergantung pada sejauh mana individu lebih mendahulukan kepentingan diri sendiri atau
bekerja demi kepentingan organisasinya yang merupakan aktualisasi dari tingkat komitmen yang dimilikinya. Nouri dan Parker 1996, berpendapat
33 bahwa naik atau turunnya senjangan anggaran tergantung pada apakah
individu memilih untuk mengejar kepentingan organisasinya. Menurut mereka, komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib
organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik dan partisipasi anggaran membuka peluang bagi bawahan untuk menciptakan
senjangan anggaran untuk kepentingan mereka jika komitmen karyawan terhadap organisasi berada pada tingkat yang rendah.
4. Komitmen Organisasi