Analisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating : Studi Empiris pada perusahaan Asuransi di wilayah DKI Jakarta
ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN
TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
!"#"$%""%&!"
'()' *+ + *
+,* ( ( , + ( ,
+ - ' * , ) ' ' . *+,, .
'* !#%/ .0%""$
(2)
ii
ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN
TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN
KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
FIRMANI INDAH YANTI NIM: 104082002610
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Wiwik Utami, SE., Ak., MSi Afif Sulfa, SE., Ak., Msi. NIP: 131 664 643 NIP:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(3)
iii Hari ini Selasa Tanggal Dua Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Firmani Indah Yanti NIM 104082002610 dengan judul skripsi: “
ANALISIS PENGARUH
PARTISIPASI
ANGGARAN
TERHADAP
SENJANGAN
ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
” (Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi di Wilayah DKI Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.Jakarta, 2 September 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Amilin, SE., Ak., Msi Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Penguji Ahli
(4)
iv Hari ini Kamis Tanggal Sebelas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Firmani Indah Yanti NIM 104082002610 dengan judul skripsi: “
ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI
ANGGARAN
TERHADAP
SENJANGAN
ANGGARAN
DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL
MODERATING
” (Studi Empiris pada Perusahaan Asuransi di Wilayah DKI Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.Jakarta, 11 Desember 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof.Dr. Abdul Hamid, MS. Penguji I
Afif Sulfa, SE., Ak., MSi. Penguji II
Amilin, SE., Ak., MSi. Penguji Ahli
(5)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama
Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin
Agama Alamat
Telepon/HP
: Firmani Indah Yanti : Depok, 29 April 1986 : Perempuan
: Islam
: Jl. Cendrawasih Raya No. 262 Depok I Jawa Barat 16432
: 021-7521422 / 081808040461
Riwayat Pendidikan
1992-1998 : SD Negeri Depok Baru V
1998-2001 : SLTP Negeri 2 Depok
2001-2004 : SMU (Plus) Muthahhari Bandung
(6)
6
ABSTRACT
The relation between budgetary participation and budgetary slack has been examined in several accounting studies with conflicting result. The conflicting result may reflect the influence of contingency variable. The purpose of this study is to identify the impact of budgetary participation to budgetary slack. Organizational commitment as moderating variable is used in this study too. Both budgetary participation and Organizational commitment might be important factor in explaining managers propensities to create budgetary slack.
Primary data is used in this research in order to identify the impact of organizational commitment to the relation between budgetary participation and budgetary slack. The responses of 35 managers of lower and top management from insurance company at DKI Jakarta analyzed by examining the multiple regression method with SPSS program version 16.0 for windows. The result of this research indicated that budgetary participation has no impact to budgetary slack. Yet, organizational commitment has no effect to the relation between budgetary participation and budgetary slack either.
(7)
7
ABSTRAK
Telah banyak dilakukan penelitian tentang hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Namun hasil yang ditemukan masih tidak konsisten. Hasil tersebut mungkin saja dipengaruhi oleh variable kontinjen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran sebagai terhadap senjangan anggaran dan pengaruh komitmen organisasi sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan melalui kuesioner. Respon dari 35 manajer tingkat menengah dan atas dari perusahaan asuransi di wilayah DKI Jakarta diolah dengan metode analisis regresi berganda menggunakan program SPSS versi 16.0 for windows. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa partisipasi anggaran tidak mempengaruhi timbulnya senjangan anggaran. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa komitmen organisasi sebagai variable moderating tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
(8)
8
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan segala kemudahan, rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa dihaturkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW, yang mengantarkan umatnya menuju zaman yang serba beradab dan penuh dengan pencerahan.
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis begitu bersyukur pada Allah SWT yang begitu banyak memberikan petunjuk, rahmat, hidayah, dan ampunanNya kepada
penulis, ucapan terima kasih yang tiada terkira juga penulis haturkan kepada : 1. Bapak dan Mamah tercinta, terima kasih atas kasih sayang yang tidak pernah
habis yang selalu tercurah dalam senyuman, nasihat, dan doa-doa Bapak dan Mamah. Terima kasih karena selalu memberikan semangat. Terima kasih atas pengampunan dan kesabaran yang tiada habisnya atas kenakalan yang indah perbuat. Skripsi ini indah persembahkan untuk Bapak dan Mamah sebagai tanda bakti yang mungkin tidak sebanding dengan semua yang Bapak dan Mamah berikan untuk indah selama ini. Love you Mah, Pak...
2. Ibu DR. Wiwik Utami, SE., Ak., MSi. selaku Dosen Pembimbing 1 yang senantiasa setia meluangkan waktu di tengah kesibukan untuk memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini (makasih ya bu, atas semua ilmu dan
(9)
9 waktu yang telah ibu berikan). Semoga ibu dan keluarga dilimpahkan rahmat dan hidayah oleh Allah SWT.
3. Bapak Afif Sulfa SE., Ak., Msi, selaku Dosen Pembimbing 2 yang selalu membantu penulis menghadapi kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini (makasih ya Pak, karena selalu membantu saya walaupun jarang bimbingan). Semoga Bapak dan keluarga dilimpahkan rahmat, hidayah, dan selalu berada dalam Lindungan-Nya.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi yang berjuang demi kemajuan jurusan Akuntansi.
6. Seluruh Dosen, Staf, dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap bantuan pancaran ilmu kepada penulis, semoga menjadi amal jariah yang bermanfaat.
7. Kakak-kakakku yang tersayang, terima kasih atas dukungannya. Terima kasih udah jadi ”reminder” indah supaya cepet nyelesain skripsi. Hehehe....
8. Semua keponakanku yang lucu-lucu, terima kasih selalu menjadi obat disaat tante indah cape’. Kalian malaikat-malaikat kecil yang hebat!! Love you all... 9. Nyndi, Devi, Ican, Rio...teman-teman seperjuangan. Makasih banget atas
kebersamaannya. Geregetan bareng di sidang kompre ( Alhamdulillah Qta lulus semua...Yeah!!). Trus wisuda bareng deh..hehehe...Friendship forever lah poko’nya. Kapan Qta going crazy lagi? Hehehe;)
(10)
10 10.Dulimar Girls, sahabatku sejak SMA, walaupun Qta udah misah-misah kuliahnya tapi dukungan dari kalian masih kerasa banget. Asih ’n Anggie, thanks banget yah selalu mau jadi ”tong sampah” disaat indah butuh ngeluapin semua perasaan...seneng, sedih, gundah, disaat indah kehilangan motivasi, kalian terus ada dan ngembaliin semuanya back to the track lagi. Sarah, Melly yang berhasil bikin indah semangat buat ngerjain skripsi karena ngeliat kalian udah kerja (enak deh udah punya penghasilan sendiri, hehe). Ita, dOo, Hany, Inaki, dan Tata yang selalu ada dihati indah dimanapun indah berada. Hmmm kangen banget sama kalian semuaaa....You’re the best in my life.
11.Ksatria pelipur lara-ku, yang selalu bersedia mengerti dan terus ngasih semangat. Makasih ya....
12.Ani, Diego, Rifka, Nisa, Denok...makasih ya udah ngebantuin indah belajar dan ngasih semangat buat persiapan kompre. Diskusi di perpus lt.7 sampe sore, trus minjemin catetan-catetannya (sangat berguna sekali). Makasih yak!;) 13.Simply’ers, yang udah mau ngertiin keterbatasan waktu yang masih jadi masalah indah selama proses pengerjaan skripsi. Thanks ya Be...Dwi juga...Sukses buat Qta semua! Amiin...
14.Hanaaa....teman pertama indah di UIN, ga nyangka telat di hari gladi resik buat propesa malah dapet temen. Thanks ya selalu bisa ngebuat indah ketawa...semangat ya, Sis..
15.Yusar Sagara selaku Ketua Mahasiswa Akuntansi A 2004, makasih banget ya Sar karena jadi KM yang sigap dan loyal (hehehe). Makasih udah ngebantuin semua keperluan yang kita butuhkan saat kuliah.
(11)
11 16.Teman-teman di kelas Akuntansi A 2004, Rozak, Sanusi, Tia, Eli, Eva, Ida, Fitri, Haris, Ika, Irvan, Lidya, Ucup, Taufik, Althaf, Tika, Nana, Neneng, Ita, Putri, Rio, Silky’opa’, Sushe, Wahyu, Wendy, Yahya. Pokoknya makasih banyak buat semua kebaikan dan persahabatan yang hangat. Semoga ukhuwah ini ga pernah putus. Amiin....
17.Teman-teman di kelas Akuntansi Manajemen, terima kasih banyak atas kerjasama dan persahabatannya. Semoga kita semua dapat meraih cita-cita kita dan menjadi anak-anak yang bisa membanggakan kedua orang tua. Amiin..
18.Terima kasih buat semua pihak yang sudah bersedia membantu indah ketika menyebar kuesioner. Makasih banyak...
Terima kasih yang tiada terkira juga penulis haturkan kepada segenap pihak yang begitu banyak membantu banyak hal dalam hidup dan kehidupan penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa hormat, cinta, dan terima kasih yang begitu besar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhirnya penulis sangat menyadari berbagai kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis nantikan demi perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Jakarta, November 2008 Penulis
(12)
12
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iv
ABSTRACT... v
ABSTRAK... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Perumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Anggaran………... 8
2. Partisipasi Anggaran………... 12
3. Senjangan Anggaran………... 15
4. Komitmen Organisasi………. 17
B. Kerangka Pemikiran………... 21
C. Perumusan Hipotesis………... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 23
B. Metode Penentuan Sampel... 23
C. Teknik Pengumpulan Data... 23
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Independen (Partisipasi Anggaran)……… 24
2. Variabel Dependen (Senjangan Anggaran)... 25
3. Variabel Moderating (Komitmen Organisasi)………….. 26
E. Metode Analisis Data... 26
(13)
13 2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas... 27
b. Uji Reliabilitas... 28
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas... 28
b. Uji Heteroskedastisitas... 29
c. Uji Normalitas... 30
4. Uji Hipotesis a. Regresi Linier……….. 30
b. Uji Koefisien Determinasi………... 31
c. Uji t……….. 32
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian... 33
B. Analisis Deskriptif... 35
C. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas... 43
2. Uji Reliabilitas... 47
D. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolonieritas... 49
2. Uji Heteroskedastisitas... 50
3. Uji Normalitas... 52
E. Uji Hipotesis 1. Uji Regresi Linier……….. 53
2. Uji t……… 54
3. Uji Koefisien Determinasi………. 57
F. Hasil Uji Hipotesis... 59
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan... 62
B. Implikasi... 63 DAFTAR PUSTAKA
(14)
14
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
4.1 Daftar Perusahaan Jasa Asuransi di DKI Jakarta……… 35
4.2 Gambaran Distribusi Kuesioner………. 36
4.3 Daftar Distribusi Pengiriman………. 37
4.4 Jenis Kelamin………. 38
4.5 Usia Responden………. 38
4.6 Latar Belakang Pendidikan……… 39
4.7 Tingkat Jabatan Responden……… 41
4.8 Lama Bekerja di Perusahaan………. 42
4.9 Lama Menduduki Jabatan……….. 42
4.10 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran (pa)……… 44
4.11 Hasil Uji Validitas Senjangan Anggaran (sa)... 45
4.12 Hasil Uji Validitas Komitmen Organisasi (ko)……….. 46
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Partisipasi Anggaran (pa)……… 47
4.14 Hasil Uji Reliabilitas Senjangan Anggaran (sa)... 48
4.15 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi (ko)……….. 49
4.16 Hasil Uji Multikolinieritas Partisipasi Anggaran (pa) dan Komitmen Organisasi (ko)………. 50
4.17 Hasil Uji t………... 54
4.18 Hasil Uji F……….. 56
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)... 57
4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Partisipasi Anggaran (totalpa) dan Senjangan Anggaran (totalsa)... 58
(15)
15
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Model Penelitian... 21
2.2 Model Penelitian………... 22
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 51
(16)
16
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran Keterangan
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Tabel Jawaban Kuesioner
Lampiran 3 Hasil Uji Kualitas Data Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik
(17)
17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perencanaan dan pengendalian merupakan hal krusial yang sangat diperlukan dalam menjalankan suatu organisasi atau perusahaan. Pada organisasi atau perusahaan yang masih kecil, perencanaan dan pengendalian dapat dilaksanakan secara langsung oleh pimpinan melalui pengamatan dan observasi fisik. Ini dianggap sudah memadai karena ruang lingkup yang harus dikendalikan masih terbatas. Namun jika suatu organisasi atau perusahaan telah semakin berkembang, maka perencanaan dan pengendalian secara langsung makin sulit dilaksanakan. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan cara lain untuk melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap perusahaannya. Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah anggaran. Kemudian dalam akuntansi manajemen, anggaran juga merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pengendalian manajemen.
Anggaran yang dibuat harus selaras dengan tujuan perusahaan secara umum dan saling mendukung tujuan dari masing-masing divisi perusahaan secara khusus. Anggaran berisikan tindakan-tindakan atau langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk merealisasikan tujuan tersebut. Dengan kata lain, anggaran adalah sebuah rencana tentang kegiatan di masa mendatang yang mengidentifikasikan kegiatan untuk mencapai tujuan.
(18)
18 Pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan membutuhkan peran semua individu yang ada dalam perusahaan karena tujuan organisasi merupakan alat untuk menyatukan semua unsur yang ada dalam organsisasi.
Pada dasarnya proses penyusunan anggaran merupakan proses penetapan peran bagi setiap manajer dalam perusahaan. Dalam hal ini, manajer diberi peran untuk melaksanakan kegiatan pencapaian sasaran yang ditetapkan oleh anggaran. Sehingga proses dalam penyusunan anggaran melibatkan berbagai tingkatan manajemen mulai dari manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen tingkat bawah (lower level management). Selanjutnya, timbul pertanyaan bagaimana caranya untuk menghasilkan anggaran yang efektif. Untuk menciptakan anggaran yang efektif, manajer tingkat atas memerlukan estimasi yang dapat dipercaya tentang kondisi yang akan datang dari para manajer di tiap lapisan divisi perusahaan. Namun jika bawahan menyerahkan nilai estimasi yang tidak tepat, maka akan tercipta senjangan anggaran. Senjangan anggaran diartikan sebagai tindakan yang disengaja dalam melakukan estimasi anggaran yang memudahkan bawahan untuk mencapai anggaran tersebut (Nouri dan Parker, 1996).
Senjangan anggaran diciptakan dengan menyatakan terlalu rendah pendapatan dan menyatakan terlalu tinggi biaya. Estimasi yang tidak tepat ini dapat mengurangi efektivitas penganggaran dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan. Para peneliti akuntansi menemukan bahwa tingkat
(19)
19 senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk besarnya peran atau partisipasi bawahan di dalam proses penyusunan anggaran.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Orsi (1973), Camman (1976), Merchant (1985), Dunk (1993), dan Stevens (2002) menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Sedangkan hasil penelitian Lowe dan Shaw (1968), Young (1985) dan Lukka (1988) berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Orsi, Camman, Merchant, dan Dunk. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan anggaran mempunyai hubungan positif, yaitu peningkatan partisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan semakin meningkatkan senjangan anggaran.
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya mengindikasikan hasil yang masih saling bertentangan mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran. Hasil penelitian yang berlawanan ini mungkin karena ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Hasil yang tidak konsisten dari penelitian-penelitian sebelumnya, memungkinkan dilakukan pendekatan kontijensi untuk mengevaluasi keefektifan hubungan antara dua variabel (misalnya hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial) dengan menggunakan variabel kontekstual sebagai variabel moderating. Dalam hal ini, variabel kontekstual yang digunakan sebagai variabel moderating adalah komitmen organisasi.
(20)
20 Komitmen organisasional merupakan komitmen dari masing-masing individu dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk bersikap loyal/tidak loyal terhadap perusahaan. Individu yang mempunyai komitmen yang tinggi akan berpandangan positif dan berusaha melakukan yang terbaik bagi organisasi (Porter et al., 1974 ; Angle dan Perry, 1981). Dengan komitmen organisasi yang tinggi, senjangan anggaran dapat dihindari. Tetapi jika komitmennya rendah, senjangan anggaran dapat terjadi. Karena individu dengan komitmen organisasi rendah mempunyai kecenderungan untuk mementingkan kepentingan diri sendiri diatas kepentingan organisasi.
Belianus P. Latuheru (2005) melakukan penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran dengan memasukkan variabel komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Hasilnya menunjukkan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh negatif terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Semakin besar komitmen organisasi tiap individu yang berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan menurunkan kecenderungan melakukan senjangan anggaran.
Namun Belianus P. Latuheru (2005) pada penelitiannya menyatakan bahwa masih ada keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitiannya tersebut, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut pada aspek yang sama untuk mengetahui konsistensi hasil penelitiannya. Sampel yang digunakan dalam penelitian hanya berasal dari perusahaan manufaktur yang
(21)
21 berada di suatu kawasan industri. Hal ini membatasi kemampuan generalisasi hasil penelitian.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran untuk generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian ini variabel komitmen organisasi tetap diajukan sebagai variabel moderating pada hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Akan tetapi, kali ini sampel yang akan digunakan berasal dari perusahaan nonmanufaktur yaitu perusahaan jasa asuransi yang berada di kawasan DKI Jakarta. Karena seperti yang dinyatakan oleh Mia dan Goyal (1991) bahwa dalam situasi yang kompetitif, penggunaan anggaran oleh industri jasa ataupun sektor publik, bisa berbeda dengan perusahaan manufaktur. Penelitian ini kembali menguji apakah komitmen organisasi sebagai variabel moderating berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul ” Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating ”.
(22)
22
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh secara langsung terhadap senjangan anggaran?
2. Apakah komitmen organisasi sebagai variabel moderating mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguji pengaruh partisipasi anggaran secara langsung terhadap senjangan anggaran.
2. Menguji pengaruh komitmen organisasi sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:
1. Penulis
Dapat menyadari kemungkinan adanya hubungan penting antara partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap senjangan anggaran.
(23)
23 2. Organisasi/Perusahaan
Memberikan kontribusi praktis untuk organisasi/perusahaan yang menerapkan partisipasi penyusunan anggaran para manajer dalam mencapai tujuan organisasi.
3. Pihak Lain
Memberikan kontribusi pada pengembangan teori atau literatur akuntansi, khususnya akuntansi manajemen dan akuntansi keperilakuan.
(24)
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis 1. Anggaran
Anggaran merupakan bagian dari rencana perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk rencana keuangan untuk suatu periode tertentu. Menurut Anthony, Robert N. et al. (1998 : 374) dalam buku management control systems, anggaran:
“ a budget is management plan, with the implicit assumption that positives steps will be taken by the budgeter the manager who prepares the budget to make actual events correspond to the plan; where a forecast is merely a prediction of what will must likely happen, carrying no implication that the forecaster will attempt shap events that the forecast will be realized”.
Ellen Christina, M. Fuad dkk (2001 : 1) dalam buku Anggaran Perusahaan menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam satuan unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang.
Anggaran, yang dikemukakan Hansen dan Mowen (2006 : 355) dalam buku Management Accounting, adalah rencana keuangan untuk masa depan yang mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Anggaran dalam perusahaan berfungsi sebagai alat untuk menentukan sasaran, alat pengendalian, dan sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja manajer (Rahayu, 1997).
(25)
25 Menurut Anthony dan Reece (1989) dalam jurnal Surya Pratolo (2002), anggaran atau budget merupakan suatu pernyataan formal secara kuantitatif dari suatu perencanaan manajemen dalam bentuk finansial yang menunjukkan sumber dan penggunaan sumber daya suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, dari suatu kebijaksanaan yang harus dicapai dalam periode tersebut dengan maksud untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Karakteristik anggaran menurut Anthony, Robert N. et al. (1998), yaitu:
a. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter).
b. Mencakup kurun waktu tertentu hingga 1 (satu) tahun.
c. Isinya menyangkut komitmen manajer, yaitu kesediaan manajer untuk memeriksa tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan.
d. Jika sudah disahkan, anggaran tersebut tidak dapat diubah (kecuali dalam hal khusus yang dianggap luar biasa).
e. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periodik dan penyimpangan yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.
Jenis-jenis anggaran (Shim dan Siegel, 2001): a. Anggaran Operasi (operating budget)
Anggaran yang digunakan untuk menghitung biaya produk yang diproduksi atau jasa yang dihasilkan. Anggaran ini memeriksa aspek manufaktur dan operasi bisnis.
(26)
26 b. Anggaran Keuangan (financial budget)
Digunakan untuk memeriksa kondisi keuangan dari divisi/departemen, yaitu dengan memeriksa rasio aktiva terhadap kewajiban (assets to liabilities), arus kas, modal kerja, profitabilitas, dan statistik lainnya yang berhubungan dengan kesehatan keuangan.
c. Anggaran Kas (cash budget)
Digunakan utnuk perencanaan dan pengendalian terhadap kas. Anggaran ini membandingkan rasio perkiraan arus kas masuk terhadap arus kas keluar untuk periode waktu tertentu. Anggaran kas membantu manajer untuk memelihara saldo kas supaya seimbang dengan kebutuhan bisnis, menghindari kas yang tidak terpakai dan dari kemungkinan kekurangan kas.
d. Anggaran Pengeluaran Modal (capital expenditure budget)
Berisikan proyek-proyek jangka panjang dan modal (aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan) yang harus dibeli. Estimasi biaya proyek dan waktu pengeluaran modal juga terdapat didalamnya. Periode anggaran biasanya meliputi 3 sampai 10 tahun.
e. Anggaran Suplemental (supplemental budget)
Memberikan pendanaan tambahan untuk item-item yang tidak termasuk dalam anggaran reguler.
(27)
27 f. Anggaran Inkremental (incremental budget)
Mengukur kenaikan anggaran dalam dolar atau persentase tanpa mempertimbangkan anggaran keseluruhan.
g. Anggaran Bracket (bracket budget)
Merupakan rencana kontinjensi dimana biaya diprediksi pada jumlah yang lebih tinggi dan lebih rendah daripada angka dasarnya (base figure).
h. Anggaran Stretch (stretch budget)
Merupakan anggaran yang optimistis dan biasanya digunakan untuk penjualan yang diproyeksikan tinggi pencapaiannya. Anggaran ini sangat jarang digunakan untuk menghitung biaya. Namun, bila proyeksi biaya dibuat, proyeksi ini harus berdasarkan pada target penjualan anggaran standar.
i. Anggaran Strategis
Mengintegrasikan perencanaan strategis dan pengendalian penganggaran. Anggaran ini berguna dalam periode yang tidak menentu dan tidak stabil.
j. Anggaran Target
Merupakan rencana yang mengkategorikan pengeluaran-pengeluaran utama dan menyesuaikannya dengan tujuan divisi/departemen.
(28)
28 Menurut Ellen Christina, M. Fuad dkk (2001 : 1) dalam buku Anggaran Perusahaan, ada 4 (empat) tahap dalam proses penyusunan anggaran:
a. Penetapan sasaran oleh manajer tingkat atas.
b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah.
c. Penelaahan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah.
d. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah.
2. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan suatu pernyataan formal yang dibuat oleh manajemen tentang rencana-rencana yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam suatu periode tertentu yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan selama periode tersebut (Hanson, 1966). Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan partisipasi dalam penganggaran sebagai keikutsertaan manajer bawahan untuk ikut serta dalam proses penyusunan anggaran dan mempertanggungjawabkannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Partisipasi dalam penganggaran secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para anggota organisasi ikut serta dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan yang berkepentingan
(29)
29 dengan mereka. Milani (1975) mendefinisikan partisipasi anggaran sebagai tingkat dimana bawahan diizinkan untuk terlibat dalam aktivitas penentuan anggaran dan diskusi yang berkaitan dengan anggaran. Tingkat keikutsertaan dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dan nonpartisipatif. Keikutsertaan dalam penyusunan anggaran merupakan suatu cara efektif untuk menciptakan keselarasan tujuan (goal congruence) setiap pusat pertanggungjawaban dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Siegel dan Marconi (1989) menyatakan bahwa partisipasi dalam proses penyusunan anggaran adalah cara efektif untuk menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban terhadap tujuan organisasi secara menyeluruh. Hal ini akan meningkatkan kreativitas dan moral yang tinggi diseluruh tingkatan manajer.
Apabila manajer ikut serta berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran, maka para manajer akan lebih memahami masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada proses pelaksanaan anggaran. Menurut Linquist (1995) ada 4 (empat) kategori partisipasi dalam proses pelaksanaan anggaran, yaitu:
a. Low Participation.
Manajemen puncak dalam proses penganggaran berpartisipasi dan membuat keputusan sendiri dengan informasi yang layak tanpa melibatkan bawahannya.
(30)
30 b. Middle Point Participation.
Manajemen puncak memperoleh informasi dari subordinate atau bawahan dan membuat keputusan yang mungkin atau tidak merefleksikan pengaruh dari hasil informasi bawahan tersebut.
c. Higher Point Participation.
Superior dan bawahan bersama-sama menganalisa masalah, mengambil keputusan dan memecahkan masalah dalam organisasi.
d. Highest Point Participation.
Partisipasi yang sangat tinggi, melibatkan seluruh karyawan yang dibolehkan untuk membuat keputusan sendiri.
Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran akan menimbulkan inisiatif bagi mereka untuk menyumbangkan ide dan informasi, meningkatkan kebersamaan dan merasa memiliki sehingga kerjasama diantara anggota organisasi dalam mencapai tujuan juga ikut meningkat (Siegel dan Marconi, 1989). Efektivitas pelaksanaan anggaran akan terwujud bila didukung oleh orang-orang, baik para manajer maupun karyawan yang ada dalam organisasi. Munculnya rasa tanggung jawab pada manajer level bawah dapat lebih memperkuat kreativitas. Lebih lanjutnya, Hansen dan Mowen (1995), menyatakan bahwa apabila manajer lebih bawah diberi kesempatan menyusun anggaran, maka soal budget akan dapat menjadi soal personal dan akan menghasilkan goal congruence yang lebih besar.
(31)
31
3. Senjangan Anggaran
Senjangan anggaran adalah tindakan bawahan menyatakan terlalu rendah kapabilitas atau kemampuan produktifnya ketika mengusulkan anggaran (Young, 1985). Dalam bidang ilmu akuntansi, peneliti berargumen bahwa bawahan berusaha menciptakan senjangan dengan menyatakan terlalu rendah pendapatan yang diharapkan dan/atau menyatakan terlalu tinggi biaya yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996). Hal ini disebabkan karena bawahan tidak ingin menghadapi risiko kegagalan dalam mencapai sasaran anggaran. Ketika atasan menggunakan anggaran untuk penilaian kinerja, bawahan memiliki insentif untuk membuat senjangan anggaran ke dalam anggaran mereka untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian anggaran (Kren dan Liao, 1988). Atau jika perusahaan melakukan kebijakan pemberian rewards perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran, bawahan cenderung memberikan informasi yang bias atau menciptakan senjangan agar anggaran mudah dicapai dan mendapatkan rewards berdasarkan pencapaian anggaran. Karena kegagalan mencapai sasaran anggaran akan mempengaruhi penilaian atasan terhadap dirinya (Shaw, 1968 ; Lukka, 1988).
Anthony et al. (1992: 447-448), menyatakan bahwa pembuat anggaran mempunyai kecenderungan untuk merendahkan pendapatan dan meninggikan anggaran pengeluaran, kemudian memperkirakan yang terbaik dari jumlah tersebut. Perbedaan antara jumlah anggaran dan perkiraan yang terbaik itulah yang disebut slack (senjangan anggaran). Hilton (1994) dan Pramana (2001)
(32)
32 mengemukakan ada 3 alasan utama manajer melapis anggaran dengan senjangan anggaran, 1) orang-orang selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat bagus dimata atasan jika mereka dapat mencapai anggarannya, 2) senjangan anggaran selalu digunakan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian tak terduga yang terjadi manajer tersebut dapat melampaui/mencapai anggarannya. Sedangkan, jika ada kejadian yang tidak terduga maka ia dapat menggunakan senjangan anggaran untuk mengurangi kejadian tersebut dan mungkin masih dapat mencapai anggarannya, dan 3) bahwa rencana anggaran selalu dipotong dalam proses pengalokasian sumber daya.
Penciptaan senjangan anggaran bisa juga dipicu oleh perilaku komite anggaran, yang karena keterbatasan sumber daya sering memotong anggaran yang diajukan manajer (Rahayu, 1997: 180). Hal ini disebabkan berdasarkan perjalanan anggaran yang diajukan akan dipotong , maka manajer mengajukan anggaran dengan jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang sebenarnya diperlukan. Tujuannya adalah agar setelah dipotong, dialokasi anggaran yang diterimanya sesuai dengan yang diperlukan. Untuk mengatasi hal ini, komite anggaran harus bisa mengalokasikan sumber daya secara adil, sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi/departemen.
Peningkatan atau penurunan senjangan anggaran tergantung pada sejauh mana individu lebih mendahulukan kepentingan diri sendiri atau bekerja demi kepentingan organisasinya yang merupakan aktualisasi dari tingkat komitmen yang dimilikinya. Nouri dan Parker (1996), berpendapat
(33)
33 bahwa naik atau turunnya senjangan anggaran tergantung pada apakah individu memilih untuk mengejar kepentingan organisasinya. Menurut mereka, komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik dan partisipasi anggaran membuka peluang bagi bawahan untuk menciptakan senjangan anggaran untuk kepentingan mereka jika komitmen karyawan terhadap organisasi berada pada tingkat yang rendah.
4. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah tingkat intensitas seseorang untuk mengidentifikasikan dirinya serta tingkat keterlibatannya dalam organisasi (Rosidi, 2000). Bagi individu atau karyawan dengan komitmen organisasi yang tinggi, akan memberikan dedikasi yang optimal agar tercapai tujuan organisasi. Sebaliknya, individu atau karyawan dengan komitmen organisasi rendah akan memberikan perhatian yang rendah pula pada pencapaian tujuan organisasi. Malah mereka cenderung berusaha untuk memenuhi kepentingan pribadi mereka.
Menurut Fink (1992), komitmen mempunyai 3 (tiga) dimensi yaitu identifikasi dengan kerja, identifikasi dengan rekan kerja, dan identifikasi dengan organisasi. Komitmen organisasional adalah identifikasi rasa, keterlibatan loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya atau unit organisasi yang ditunjukkan melalui sikap penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sebuah organisasi serta adanya
(34)
34 dorongan kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi demi tercapainya tujuan organisasi (Gibson et al., 1997 ; Mowday et al., 1982).
Robinson (1996) menyatakan yang dimaksud dengan komitmen organisasi adalah:
1. Suatu keadaan atau derajat sejauh mana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dengan tujuan-tujuannya serta memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
2. Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi dan atau profesi.
3. Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi dan atau profesi.
Mowday, Porter, dan Treers (1982) mengemukakan komitmen organisasi akan terbangun bila masing-masing individu mengembangkan 3 (tiga) sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi, yaitu:
a. Identification
Pemahaman atau penghayatan dari tujuan organisasi. b. Involvement
Perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaannya adalah menyenangkan.
c. Loyality
(35)
35 Nouri dan Parker (1990) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa di dalam anggaran pertisipatif, tingkat komitmen organisasi seseorang mempengaruhi keinginan mereka untuk menciptakan senjangan anggaran. Aspek-aspek komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Luthans (1998), yaitu: (a) keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota dalam organisasinya, (b) kerelaan untuk sungguh berusaha demi kepentingan organisasi, serta (c) keyakinan yang kuat dan menerima nilai dan tujuan organisasi.
Ada tiga jenis komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Meyer et al., 1993, yaitu:
a. Affective commitment.
Komitmen ini muncul karena adanya keinginan. Komitmen dipandang sebagai suatu sikap, yaitu suatu usaha individu untuk mengidentifikasikan dirinya pada organisasi beserta tujuannya. Karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional. Jadi karena dia memang menginginkannya (want to).
b. Continuance commitment.
Muncul karena kebutuhan akan gaji dan keuntungan-keuntungan lain dan memandang bahwa komitmen sebagai suatu perilaku, yaitu terjadi karena adanya suatu ketergantungan terhadap aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan dalam organisasi pada masa lalu dan hal itu tidak dapat ditinggalkan karena akan merugikan. Jadi dia memang membutuhkannya (need to).
(36)
36 c. Normative commitment.
Timbul dari nilai-nilai diri karyawan. Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan. Jadi karena dia merasa berkewajiban (ought to).
Meyer menegaskan bahwa seseorang bisa mempunyai pemahaman yang lebih bagus mengenai hubungan karyawan dengan organisasi ketika ketiga bentuk komitmen dipertimbangkan bersama-sama.
Komitmen dapat timbul karena adanya suatu keinginan yang kuat untuk mempertahankan keinginan dirinya dalam organisasi dan bersedia untuk melakukan usaha yang tinggi bagi pencapaian organisasi dan timbul pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi kepentingan organisasi (Porter et al., 1974).
Komitmen juga dapat timbul karena adanya suatu keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi (Mowday et al., 1979). Komitmen organisasi merupakan keterlibatan loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya atau unit organisasinya. Karena loyalitas tersebut maka seorang pekerja akan rela untuk bekerja melebihi apa yang seharusnya ia kerjakan. Berarti memunculkan suatu perilaku yang melebihi perannya (Shore dan Wayne, 1993 ; O’Reilly dan Chatman, 1986).
Bagi individu dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi, pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting. Sebaliknya, individu dengan komitmen organisasi rendah akan mempunyai perhantian rendah pada
(37)
37 pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadi. Komitmen akan membuat organisasinya lebih produktif dan profitable (Luthans, 1998).
Komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik sehingga kemungkinan terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari. Akan tetapi, individu dengan komitmen organisasi yang rendah cenderung mementingkan dirinya sendiri, tidak memiliki keinginan untuk menjadikan organisasinya ke arah yang lebih baik sehingga sangat kemungkinan terjadi senjangan anggaran jika individu tersebut terlibat dalam penyusunan anggaran akan lebih besar. Dengan kata lain, porsi komitmen seorang individu pada organisasi sangat menentukan peningkatan dan/atau penurunan senjangan anggaran.
B. Kerangka Pemikiran
Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran, komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Gambar 2.1
Model Hubungan Pengaruh Partisipasi Anggaran secara Langsung terhadap Senjangan Anggaran
Partisipasi Anggaran
Senjangan Anggaran
(38)
38
Gambar 2.2
Model Hubungan Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Dimana Komitmen Organisasi
sebagai Variabel Moderating
C. Perumusan Hipotesa
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha1: Partisipasi anggaran berpengaruh langsung secara signifikan terhadap senjangan anggaran.
Ha2: Partisipasi anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan anggaran dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Partisipasi Anggaran
Komitmen Organisasi
Senjangan Anggaran
(39)
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan korelasional antara partisipasi anggaran sebagai variabel independen dan senjangan anggaran sebagai variabel dependen dimana memiliki kemungkinan hubungan tersebut dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu komitmen organisasi sebagai variabel moderating.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan nonmanufaktur, yakni perusahaan jasa asuransi yang berada di DKI Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode pemilihan sampel non-probabilitas purposive convenience sampling. Sampel dipilih secara tidak acak disesuaikan dengan karakteristik yang relevan dengan tujuan penelitian dan mudah diperoleh, yaitu manajer dan supervisor disetiap divisi yang ada dimasing-masing perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta.
C. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan
(40)
40 menggunakan angket atau kuesioner. Kuesioner berisikan instrumen untuk masing-masing variabel penelitian disusun untuk menggali informasi lebih lanjut dari setiap variabel dengan menggunakan pengukuran skala interval. Setiap ítem pertanyaan terdiri atas tujuh pilihan jawaban, dimulai dari skala 1 sampai dengan 7.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada para manajer dan supervisor di perusahaan-perusahaan jasa asuransi di kawasan DKI Jakarta dilakukan secara langsung. Hal lain yang dilakukan adalah menghubungi responden via telepon untuk konfirmasi lebih lanjut. Data yang berhasil dikumpulkan diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows untuk mendapatkan hasil yang akurat.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Partisipasi Anggaran)
Partisipasi anggaran pada penelitian ini sebagai variabel independen adalah sejauh mana keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran pada pusat pertanggungjawaban yang mereka pimpin.
Partisipasi anggaran didefinisikan sebagai keikutsertaan manajer-manajer pusat pertanggungjawaban dalam hal yang berkaitan dengan penyusunan anggaran (Govindarajan, 1986). Menurut Hansen dan Mowen (2006), Anggaran partisipasi memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam proses pembuatan anggaran. Untuk mengukur tingkat partisipasi seorang manajer atau bawahan dalam proses penyusunan
(41)
41 anggaran, digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975). Dengan enam butir pertanyaan dengan skala satu (1) menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah dan skala tujuh (7) menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi. Instrumen Milani (1975) dipilih karena menunjukkan validitas yang cukup tinggi dan telah banyak digunakan oleh peneliti sebelumnya seperti Young (1985), Chenhall (1986), Mia (1988), Dunk (1993) serta Nouri dan Parker (1996). Di Indonesia, instrumen ini telah digunakan oleh Asnawi (1997), Supomo dan Indriantoro (1998), Fitri (1998), Yuwono (1999) dan Yetty (2003).
2. Variabel Dependen (Senjangan Anggaran)
Senjangan anggaran dalam penelitian ini sebagai variabel dependen didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan kapabilitas produktifnya ketika dia diberi kesempatan untuk menentukan standar kerjanya (Young, 1985). Sedangkan Anthony dan Govindarajan (1998) mendefinisikan senjangan anggaran sebagai perbedaan antara anggaran yang dilaporkan dengan anggaran yang sesuai dengan estimasi terbaik bagi perusahaan. Untuk mengukur senjangan anggaran digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Dunk (1993) yang terdiri dari 6 (enam) item pertanyaan dimulai dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 7 (sangat setuju).
(42)
42
3. Variabel Moderating (Komitmen Organisasi)
Komitmen organisasi dalam penelitian ini sebagai variabel moderating didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi (Wiener, 1982). Komitmen organisasi bisa tumbuh disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada di dalam organisasi serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi kepada organisasinya (Porter et al., 1974). Dalam penelitian ini komitmen organisasi diukur dengan menggunakan 9 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Cook dan Wall (1980) dengan skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 7 (sangat setuju).
E. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif
Metode analisis data dilakukan melalui statistik deskriptif menjelaskan karakteristik responden dengan menggunakan tabel yang menggambarkan kisaran teoritis, kisaran frekuensi, dan kisaran persentase.
Analisis data dimulai setelah data terkumpul, dengan langkah selanjutnya ialah menganalisis data berdasarkan metode analisis yang sesuai untuk digunakan. Dalam kegiatan analisis dan pengolahan data dilakukan terhadap setiap kuesioner dengan memberikan dan menjumlahkan bobot jawaban pada masing-masing pertanyaan untuk masing-masing variabel.
(43)
43
2. Uji Kualitas Data
Pengumpulan data secara langsung yang dilakukan dengan metode penyebaran kuesioner sangat bergantung pada kesediaan dan ketelitian responden dalam mengisi setiap pertanyaan. Namun, setiap kuesioner yang diisi responden tidak dapat diukur secara langsung keabsahannya. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer yang diperoleh peneliti akan melakukan uji validitas dan uji realibilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang baik adalah instrumen yang valid. Dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2001). Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau sig. < 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing-masing butir pertanyaan dengan
(44)
44 total skor mempunyai tingkat signifikansi diatas 0,05 atau sig. > 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel (handal) jika jawaban atau isian seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Hasil uji realibilitas dengan bantuan SPSS nantinya akan menghasilkan Cronbach Alpha. Jika hasil dari Cronbach Alpha dibawah 0,5 maka dikatakan bahwa data tersebut mempunyai keandalan (reliability) yang relatif rendah. Data dikatakan mempunyai keandalan yang tinggi jika hasil dari Cronbach Alpha diatas 0,5 (Ghazali, 2001).
3. Uji Asumsi Klasik
Selain itu penelitian ini juga akan menggunakan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik, diantaranya:
1) Uji Multikolonearitas
Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas (independen) yaitu partisipasi anggaran dan komitmen organisasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas antara variabel independen dilihat dari nilai (1)
(45)
45 variance inflation factor (VIF) dan (2) Tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dengan kata lain, setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Model regresi dikatakan bebas dari problem multiko jika mempunyai nilai VIF tidak lebih dari 10 atau VIF < 10, dan angka Tolerance yang tidak kurang dari 0,10 atau Tolerance > 0,10 (Ghozali, 2001).
2) Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varian dalam model regresi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen, yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Pedoman suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y pada grafik scatterplot (Ghozali, 2001).
(46)
46
3) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat penyebaran data yang normal atau tidak, karena data diperoleh secara langsung dari pihak pertama melalui kuesioner. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan metode analisis grafik yang terdiri dari grafik histogram dan grafik normal probability plot. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal probability plot karena apabila jika hanya melihat grafik histogram hasilnya dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil (Ghazali, 2001). Dalam grafik normal probability plot, data dikatakan terdistribusi normal jika nilai sebaran atau distribusi data berada disekitar garis lurus diagonal.
4. Uji Hipotesis
Penelitian ini mengajukan dua hipotesis, yaitu menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dan menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran. Dalam hal ini variabel komitmen organisasi berperan sebagai variabel moderating.
a. Regresi Linier
Untuk menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini akan digunakan metode statistik regresi linier sederhana (1). Sementara pengujian hipotesis kedua akan dilakukan dengan uji interaksi atau
(47)
47 sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier. MRA dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi, yaitu perkalian dua atau lebih variabel independen (2). Adapun model persamaannya sebagai berikut :
Y = 0 + 1XPA + e (1) Y = 0 + 1XPA + 2XKO + 3XPAXKO + e (2)
Dimana :
Y : senjangan anggaran XPA : partisipasi anggaran XKO : komitmen organisasi
XPAXKO : interaksi partisipasi anggaran dan komitmen organisasi
1-3 : koefisien regresi 0 : konstanta
e : errorness
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
(48)
48 menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghazali, 2001:83).
c. Uji Statistik t
Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak, dengan kriteria berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka varabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Santoso, 2000:168).
(49)
49
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan nonmanufaktur yaitu perusahaan jasa, khususnya jasa asuransi. Disesuaikan dengan karakteristik yang ditentukan oleh peneliti, yakni perusahaan jasa asuransi yang berada di kawasan DKI Jakarta.
Dari data insurance list di Majalah Media Asuransi Edisi 212 bulan September 2008 yang berhasil peneliti dapatkan, ada banyak perusahaan jasa yang bergerak dibidang jasa asuransi di kawasan DKI Jakarta. Akan tetapi, peneliti mengalami kesulitan dalam penyebaran kuesioner ke perusahaan-perusahaan tersebut. Peneliti sukar menemukan lokasi dari sebagian besar perusahaan yang terdapat dalam list yang ada. Juga karena responden yang dituju adalah para manajer dan supervisor sangat sulit ditemui dan memiliki kesenggangan waktu yang terbatas. Pada akhirnya peneliti hanya berhasil mendatangi 21 perusahaan jasa asuransi yang berada di kawasan DKI Jakarta. Namun demikian hanya 11 perusahaan yang bersedia menerima kuesioner yang peneliti ajukan. Metode pemilihan sampel dalam penelitan yang digunakan adalah metode convenience sampling (berdasarkan kemudahan dan kesediaan responden).
Dalam penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 60 buah kuesioner, yang diberikan kepada manajer dan supervisor yang bekerja
(50)
50 di 21 perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi langsung kantor-kantor perusahaan jasa asuransi dan ada yang dititipkan melalui teman dan relasi peneliti. Penyebaran dan pengembalian kuesioner dilakukan selama sekitar 3 bulan, dimulai sejak akhir bulan Juli hingga akhir bulan Oktober 2008. Proses penyebaran dan pengembalian kuesioner menghabiskan waktu panjang karena tertunda oleh waktu libur dan kesibukan para responden.
Dari 60 eksemplar kuesioner yang disebarkan, hanya sebanyak 35 eksemplar kuesioner atau 60% yang kembali dari total yang dikirim. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 25 eksemplar kuesioner atau 40% karena perusahaan tidak begitu kooperatif. Maka, kuesioner yang dapat digunakan dan memenuhi syarat hanya sebanyak 35 kuesioner dengan tingkat persentase 60%.
Berikut ini adalah tabel yang berisikan daftar perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta yang menjadi objek penelitian, yaitu terdiri dari asuransi jiwa, kendaraan bermotor, umum, sosial, dan pialang:
(51)
51
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Jasa Asuransi di DKI Jakarta No. Nama Perusahaan Klasifikasi
1. AIG Life Insurance Asuransi Jiwa
2. Mega Life Insurance Asuransi Jiwa
3. Bringin Life Insurance Asuransi Jiwa
4. Wana Artha Life Insurance Asuransi Jiwa 5. AXA Mandiri Life Insurance Asuransi Jiwa
6. Asuransi Takaful Asuransi Jiwa
7. Asuransi CIGNA Asuransi Jiwa
8. Jamsostek Asuransi Sosial
9. ACA Asuransi Umum
10. Prudential Life Assurance Asuransi Jiwa
11. Asuransi Ramayana Asuransi Umum
12. Asuransi Astra Asuransi Umum
13. Autocillin Insurance Asuransi Kendaraan Bermotor 14. Asuransi Rama Satria Wibawa Asuransi Umum
15. Bumiputera Asuransi Jiwa
16. Jasaraharja Putera Astor Asuransi Kendaraan Bermotor 17. Commonwealth Life Insurance Asuransi Jiwa
18. Raksa Insurance Asuransi Umum
19. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) Asuransi Umum
20. Rajawali Insurance Asuransi Pialang
21. BGIB Insurance Asuransi Pialang
Sumber: Data primer yang diolah
B. Statistik Deskriptif
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara langsung (data primer). Responden dalam penelitian ini terdiri dari
(52)
manajer-52 manajer, diantaranya adalah Manajer dari divisi Finance, Accounting, Tax, Operation, Marketing, Sales, dan Human Resource Development (HRD). Jumlah kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini adalah 60 eksemplar. Hasil penyebaran kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Gambaran Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase (%)
Kuesioner yang dikirim 60 100
Kuesioner yang tidak kembali 25 40
Kuesioner yang kembali
dan dapat diolah 35 60
Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 60 kuesioner yang dikirimkan, kuesioner yang kembali dan dijawab lengkap sehingga dapat diolah adalah sebanyak 35 kuesioner. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah respon rate dari pengembalian kuesioner pada penelitian ini sekitar 60%.
Peneliti mendistribusikan kuesioner kepada 21 perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta, namun sebanyak 12 perusahaan tidak memberikan respon baik pada penelitian ini.
(53)
53
Tabel 4.3
Daftar Distribusi Pengiriman
No. Nama Perusahaan Jumlah
1. AIG Life Insurance 7
2. Asuransi Cigna Life 8
3. Prudential Life 8
4. AXA Mandiri Life 2
5. Mega Life 1
6. Wana Artha Life 1
7. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 3
8. Rajawali Insurance Broker 4
9. Asuransi Ramayana 1
Jumlah 35
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.3 dapat ditarik simpulan bahwa sebagian besar kuesioner yang kembali berasal dari perusahaan jasa asuransi jiwa, yaitu sebanyak 27 eksemplar atau sebesar 77%. Sisanya, sebanyak 8 eksemplar atau sebesar 23% berasal dari asuransi umum dan pialang.
Kemudian dari daftar pertanyaan umum mengenai identitas responden, didapatkan data sebagai berikut:
(54)
54
Tabel 4.4 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Wanita 16 45,8
Pria 19 54,2
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin Wanita berjumlah 16 orang atau 45,8%. Sedangkan, responden dengan jenis kelamin Pria berjumlah 19 orang atau 54,2%. Hal ini menjelaskan bahwa jumlah responden dengan jenis kelamin Wanita dan Pria hampir berimbang.
Tabel 4.5 Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase (%)
20-30 tahun 15 42,8
31-40 tahun 17 48,5
>40 tahun 3 8,7
Jumlah 35 100 Sumber: Data primer yang diolah
(55)
55 Jumlah responden berdasarkan usia responden yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 terdiri dari responden dengan kisaran usia 20-30 tahun sejumlah 15 orang atau 42,8%, responden dengan kisaran usia 31-40 tahun sejumlah 17 orang atau 48,5%, dan responden dengan usia diatas 40 tahun sejumlah 3 orang atau 8,7%. Dari sebaran tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah manajer dan supervisor di perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta sebagai responden berdasarkan usia responden sebagian besar berusia 20-30 tahun dan 31-40 tahun.
Tabel 4.6
Latar Belakang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
D3 7 20
S1 25 71,4
S2 3 8,6
S3 - -
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan latar belakang pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan Diploma tiga (D3) sejumlah 7 orang atau 20%, Strata satu (S1) sejumlah 25 orang atau 71,4%, dan strata dua (S2) sejumlah 3 orang atau 8,6%. Kondisi ini menunjukkan
(56)
56 bahwa manajer dan supervisor pada perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta sebagai responden sebagian besar berpendidikan terakhir Strata satu (S1).
Identitas responden lainnya adalah berdasarkan tingkat jabatan, lama bekerja di perusahaan, dan lama bekerja pada jabatan yang duduki saat ini. Jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan terdiri dari responden yang menjabat sebagai manajer finance, accounting, & tax sebanyak 7 orang atau 20%, responden yang menjabat sebagai manajer marketing/sales sebanyak 8 orang atau 22,8%, responden yang menjabat sebagai manajer HRD sebanyak 3 orang 8,5%, responden yang menjabat sebagai manajer operasional sebanyak 8 orang atau 22,8%, dan sisanya adalah responden yang menjabat pada divisi lainnya sebanyak 9 orang atau 25,9%. Dari sebaran tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah responden dengan cukup berimbang tersebar ke departemen finance, accounting, & tax, lalu departemen marketing/sales, dan departemen operasional. Jumlah responden berdasarkan tingkat jabatan dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
(57)
57
Tabel 4.7
Tingkat Jabatan Responden
Tingkat Jabatan Frekuensi Persentase (%)
Manajer Finance Accounting, & Tax 7 20
Manajer Marketing/Sales 8 22,8
Manajer HRD 3 8,5
Manajer Operasional 8 22,8
Lainnya 9 25,9
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Selanjutnya jumlah responden berdasarkan Lama Bekerja di Perusahaan terbagi menjadi responden dengan lama bekerja antara 1-4 tahun sebanyak 20 orang atau 57,1%, responden dengan lama bekerja antara 5-10 tahun sebanyak 11 orang atau 31,4%, dan responden dengan lama bekerja diatas 10 tahun sebanyak 4 orang atau 11,5%. Maka dapat dikatakan bahwa jumlah responden dalam penelitian ini sebagian besar di perusahaan jasa asuransi di DKI Jakarta yang dijadikan sampel bekerja antara 1-4 tahun lamanya (Tabel 4.8).
(58)
58
Tabel 4.8
Lama Bekerja di Perusahaan
Lamanya Frekuensi Persentase (%)
1-4 tahun 20 57,1
5-10 tahun 11 31,4
>10 tahun 4 11,5
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah
Kemudian, jumlah responden berdasarkan Lama Bekerja pada Jabatan yang diduduki saat ini terbagi menjadi responden dengan lama menjabat antara 1-3 tahun sebanyak 25 orang atau 71,4% dan responden dengan lama menjabat diatas 3 tahun sebanyak 10 orang atau 28,6%. Maka dapat dikatakan bahwa jumlah responden dalam penelitian ini sebagian besar baru menduduki jabatan saat ini selama 1-3 tahun (Tabel 4.9).
Tabel 4.9
Lama Menduduki Jabatan
Lamanya Frekuensi Persentase (%)
1-3 tahun 25 71,4
4-10 tahun 10 28,6
Jumlah 35 100
(59)
59
C. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel yang digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
a. Partisipasi Anggaran
Tabel 4.10 di bawah ini akan menunjukkan hasil uji validitas dari variabel partisipasi anggaran yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for Windows.
(60)
60
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran (pa) Pertanyaan Sig. Pearson
Correlation
Keterangan
pa1 0.000 0.840** Valid
pa2 0.000 0.423* Valid
pa3 0.000 0.727** Valid
pa4 0.000 0.846** Valid
pa5 0.000 0.577* Valid
pa6 0.000 0.828** Valid
Sumber: Data SPSS
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.10 di atas seluruh
item pertanyaan untuk variabel partisipasi anggaran yang terdiri dari enam pertanyaan tersebut adalah valid. Karena memiliki nilai signifikan di bawah 0,05 (Ghazali, 2001). Dari hasil uji validitas diperoleh hasil dari nilai Pearson Correlation lebih besar dari 0,3. Maka dapat dikatakan bahwa item pertanyaan untuk variabel partisipasi anggaran valid untuk pengujian selanjutnya.
b. Senjangan Anggaran
Hasil dari uji validitas untuk variabel senjangan anggaran akan ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut ini.
(61)
61
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Senjangan Anggaran (sa) Pertanyaan Sig. Pearson
Correlation
Keterangan
sa1 0.000 0.641** Valid
sa2 0.000 0.532** Valid
sa3 0.000 0.500** Valid
sa4 0.000 0.706** Valid
sa5 0.000 0.760** Valid
sa6 0.833 0.037 Tidak Valid
Sumber: Data SPSS
Hasil uji validitas variabel senjangan anggaran yang terdapat
pada Tabel 4.11 menunjukkan tidak seluruh item pertanyaan untuk variabel senjangan anggaran valid. Satu dari enam pertanyaan, yaitu item pertanyaan terakhir (sa6) tidak valid karena memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0.05 (sig. = 0.833 > 0.05). Oleh karena itu, item pertanyaan yang tidak valid tersebut harus dikeluarkan dari perhitungan selanjutnya. Adanya satu item pertanyaan yang tidak valid, tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yetty (2003) dan Belianus P. Latuheru (2005). Perbedaan hasil dari uji validitas data ini kemungkinan disebabkan oleh pendapat dari responden, perbedaan tempat dan waktu, dan jumlah dari responden dalam penelitian ini.
(62)
62
c. Komitmen Organisasi
Hasil dari uji validitas untuk variabel komitmen organisasi dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Komitmen Organisasi (ko) Pertanyaan Sig. Pearson
Correlation
Keterangan
ko1 0.000 0.705** Valid
ko2 0.000 0.735** Valid
ko3 0.001 0.539** Valid
ko4 0.005 0.468** Valid
ko5 0.000 0.563** Valid
ko6 0.009 0.435** Valid
ko7 0.005 0.460** Valid
ko8 0.001 0.547** Valid
ko9 0.111 0.274 Tidak Valid
Sumber: Data SPSS
Dari Tabel 4.12 di atas dapat dilihat diantara sembilan pertanyaan terdapat satu item pertanyaan tidak valid, yaitu item pertanyaan terakhir (ko9), karena memiliki hasil nilai signifikan diatas 0.05 (sig. = 0.111 > 0.05). Maka item pertanyaan tidak valid tersebut harus dikeluarkan dari perhitungan selanjutnya. Adanya item pertanyaan
(63)
63 yang tidak valid tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Belianus P. Latuheru (2005). Perbedaan hasil uji validitas yang berbeda ini kemungkinan masih sama dengan yang terjadi pada variabel senjangan anggaran, yaitu karena perbedaan pendapat responden, tempat dan waktu, juga perbedaan jumlah responden yang ada pada penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun dilakukan pengujian berkali-kali. Hasil uji realibilitas dengan bantuan SPSS nantinya akan menghasilkan Cronbach Alpha. Jika hasil dari Cronbach Alpha dibawah 0,5 maka dikatakan bahwa data tersebut mempunyai keandalan (reliability) yang relatif rendah.
a. Partisipasi Anggaran
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel partisipasi anggaran ditunjukkan pada Tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Partisipasi Anggaran (pa)
Sumber: Data SPSS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(64)
64 Berdasarkan Tabel 4.13, variabel partisipasi anggaran dapat dikatakan reliabel (handal) karena memiliki nilai Cronbach Alpha 0.810 atau lebih dari 0.60 (0.810 > 0.60).
b. Senjangan Anggaran
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel senjangan anggaran ditunjukkan pada Tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Senjangan Anggaran (sa)
Sumber: Data SPSS
Hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.14 untuk variabel senjangan anggaran menunjukkan tingkat kehandalan (reliability) yang relatif tinggi karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60 (0.673 > 0.60).
c. Komitmen Organisasi
Hasil dari uji reliabilitas untuk variabel senjangan anggaran ditunjukkan pada Tabel 4.15 berikut ini.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(65)
65
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Komitmen Organisasi (ko)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.655 8
Sumber: Data SPSS
Hasil uji reliabilitas untuk variabel komitmen organisasi menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.655 dan dinyatakan reliabel karena nilainya lebih besar dari 0.60 (0.655 > 0.60).
D. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolonieritas
Untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas yaitu partisipasi anggaran dan komitmen organisasi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Model regresi bebas dari problem multiko adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan angka Tolerance mendekati 1 (Ghozali, 2001).
(66)
66
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
Partisipasi Anggaran (pa) dan Komitmen Organisasi (ko) Variabel Tolerance VIF
Pa 0.985 1.015
Ko 0.985 1.015
Sumber: Data SPSS
Tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi bebas dari problem multiko. Karena keduanya memiliki hasil nilai Tolerance 0.985 yang tidak lebih kecil dari 0.1 dan nilai VIF 1.015 yang tidak lebih besar dari 10.
2. Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varian dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y (Ghozali, 2001). Berikut ini Gambar 4.1 untuk memperlihatkan hasil uji heterokedastisitas.
(67)
67
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber: Data SPSS
Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi senjangan anggaran berdasarkan masukan variabel independen partisipasi anggaran dan komitmen organisasi sebagai variabel moderat.
(68)
68
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat penyebaran data yang normal atau tidak, karena data diperoleh secara langsung dari pihak pertama melalui kuesioner. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data berada disekitar garis lurus diagonal. Hasil dari uji normalitas dapat dilihat dalam Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
(69)
69 Hasil uji normalitas yang dapat dilihat pada grafik normal probability plot di atas titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa sebaran data terdistribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
E. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier sederhana dan berganda. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan pengaruh variabel partisipasi anggaran sebagai variabel independen terhadap variabel senjangan anggaran sebagai variabel dependen. Dan untuk mengetahui apakah hubungan yang dimiliki variabel partisipasi anggaran dan variabel senjangan anggaran akan semakin kuat akibat adanya moderasi dari variabel komitmen organisasi.
1. Uji Regresi Linier
Untuk pengujian hipotesis peneliti menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier. Metode ini biasa digunakan dalam penelitian yang menyertakan variabel moderat. Hasil dari uji MRA (uji interaksi), dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut ini.
(1)
106 keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para responden yang berprofesi sebagai manajer dan salah tafsir atas pernyataan yang terdapat pada kuesioner karena pengalaman sebagian responden yang masih baru menjabat sebagai manajer relatif belum terlalu lama (dapat dilihat pada statistik deskriptif mengenai identitas responden yang telah dipaparkan sebelumnya) sehingga mungkin saja responden masih kebingungan mengenai makna yang dimaksud dalam pernyataan kuesioner yang diberikan.
(2)
107 BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis regresi linier yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian ini tidak berhasil mendukung ekspektasi peneliti bahwa partisipasi anggaran memiliki pengaruh langsung secara signifikan terhadap senjangan anggaran. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran memiliki nilai probabilitas sebesar 0.582, nilai ini lebih besar dari 0,05 (sig. = 0.582 > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan anggaran.
2. Hasil uji t juga menunjukkan bahwa variabel moderat, yang merupakan interaksi antara partisipasi anggaran dan komitmen organisasi, memiliki nilai probabilitas sebesar 0.699, nilai ini lebih besar dari 0.05 (sig. = 0.699 > 0.05). Kondisi ini menyatakan bahwa partisipasi anggaran dengan interaksi dari komitmen organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap senjangan anggaran.
3. Dari uji koefisien determinasi, didapat nilai R2 sebesar 0.072 dan adjusted R2 sebesar - 0.018. Menurut Gujarati (2003), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai
(3)
108 nol. Maka, dapat dikatakan varian partisipasi anggaran dan komitmen organisasi tidak dapat menjelaskan varian senjangan anggaran. Atau, varian senjangan anggaran dapat dijelaskan olah varian lainnya diluar model.
B. IMPLIKASI
Hasil penelitian yang tidak mendukung kedua hipotesis yang dikembangkan menunjukkan masih belum ada kepastian sebab penciptaan senjangan anggaran dalam suatu proses penyusunan anggaran di suatu organisasi. Hal ini semakin menunjukkan ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian mengenai hubungan partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran. Beberapa peneliti, seperti Lukka (1988), Ivan Budi Yuwono (1999), dan Belianus P. Latuheru (2005), dalam penelitiannya mengatakan bahwa partisipasi anggaran memiliki pengaruh positif terhadap senjangan anggaran. Sedangkan peneliti lainnya, seperti Dunk (1993), mengatakan bahwa partisipasi anggaran memiliki pengaruh negatif terhadap senjangan anggaran.
Penelitian ini harus mempertimbangkan beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil. Keterbatasan-keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini, antara lain pengumpulan data melalui kuesioner yang berasal dari persepsi responden mungkin mempengaruhi validitas hasil. Persepsi responden yang disampaikan belum tentu mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Disamping itu, terdapat kuesioner yang tidak dikembalikan oleh responden. Jawaban responden yang
(4)
109 tidak mengembalikan kuesioner mungkin saja berbeda dengan jawaban responden yang mengembalikan, sehingga jika responden tersebut mengembalikan kuesioner akan berpengaruh terhadap hasil penelitian ini.
Jumlah populasi yang tidak begitu besar juga akan mempengaruhi penelitian, juga metode pengambilan sampel yang tidak dilakukan secara acak dan cenderung terdistribusi hanya ke perusahaan jasa asuransi di wilayah DKI Jakarta mungkin mengurangi kemampuan hasil penelitian ini untuk digeneralisasikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan peniliti untuk penelitian yang mendatang antara lain:
1. Perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam dengan mengambil populasi yang lebih besar agar bisa memperoleh jumlah data yang lebih banyak. Dalam hal ini peneliti menyarankan sebaiknya jumlah data (n) mencapai lima puluh (50) data.
2. Mengembangkan penelitian ini dengan mengganti populasi ke sektor jasa lainnya, industri manufaktur, instansi pemerintahan, atau perbankan. 3. Agar terdistribusi dengan merata, pengambilan sampel lebih baik
dilakukan dengan cara acak (random).
4. Kemudian, penggunaan variabel-variabel lain perlu dipertimbangkan untuk memprediksi penyebab timbulnya senjangan anggaran.
(5)
110
Daftar Pustaka
Adisaputro, Gunawan. Anggaran Perusahaan. Jilid ke 3. BPFE Yogyakarta. 1998.
Dewi, Shanti. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Jakarta. 2005.
Dunk, Alan S. The Effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on the Relation Between Budgetary Participation and Slack. The Accounting Review, Vol. 68, No.2, April 1993. Hlm 400-410.
Fajriyah, Rina, & Widyastuti, Tri. Analisis Pengaruh Penyusunan Anggaran Partisipatif Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Akuntabilitas, Vol. 3, No. 2, 2004. Hlm 78-86.
Ghozali, Prof. Dr. H. Imam, M.Com, Akt, “Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2001.
Greenberg, P. S. (1990), dalam Nouri, H. Using Organizational Commitment and Job Involvement to Predict Budgetary Slack: A Research Note. Accounting, Organizations and Society, Vol. 19, No. 3, 1994. Hlm 289. Hansen & Mowen. Accounting Management ; terjemahan bahasa Indonesia. Buku
1. Edisi 7. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 2006. Hlm 354-355 & 376-377.
Indriantoro, N & Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. 1999.
Latuheru, Belianus Patria. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No.2. 2005. Hlm 117-130.
Lukka, K. Budgetary Biasing in Organizations: Theoretical Framework and Empirical Evidence. Accounting, Organizations and Society, Vol.13, No.3, 1988. Hlm 281-301.
Milani, Ken. The Relationship of Participation in Budget-Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study. The Accounting Review, Vol. 50, April 1975. Hlm 274-284.
(6)
111 Muslichah. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Etika Terhadap Senjangan Anggaran. Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Bisnis, Vol. 3, No. 2, 2005. Hlm 176-187.
Nouri, H. Using Organizational Commitment and Job Involvement to Predict Budgetary Slack: A Research Note. Accounting, Organizations and Society, Vol. 19, No. 3, 1994. Hlm 289-295.
Shim & Siegel. Budgeting; Pedoman Lengkap Langkah-langkah Penganggaran Basics and Beyond. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2001.
Yetty. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran dan Senjangan Anggaran. Skripsi. Jakarta. 2003. Hlm 24-25.
Yulianie, Natarie., Prihanto, Sutyas., & Sinambela, Frikson C. Rasa Percaya, Komitmen Organisasi, dan Rasa Berdaya Tim (Empowered Team) Pada Karyawan Instansi Pemerintah di Surabaya. Anima ; Indonesian Psychological Journal, Vol. 18, No. 3, 1999. Hlm 255-273.
Yuwono, Ivan Budi. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Senjangan Anggaran. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 1, 1999. Hlm 37-55.