D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembimbing Agama Islam dalam
Meningkatkan Akhlak di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur.
1. Faktor Pendukung
Setiap program kegiatan pasti akan mendapati faktor penghambat dan faktor pendukungnya. Begitu juga dengan kegiatan pembimbing
agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. Adapun faktor
pendukung dari kegiatan ini diantaranya: a.
Pembimbing agama Islam yang ada di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur memiliki pengetahuan
yang memadai dalam menjalankan tugasnya. Materi yang diberikan kepada remaja-remaja di panti sudah dikuasai pembimbing agama
Islam dengan baik.
37
b. Adanya pengawasan ekstra dari orang tua asuh tentang perubahan
tingkah laku remaja-remaja di panti seperti ketika remaja-remaja di panti mulai malas shalat maka orang tua asuh akan mengingatkan.
PSBR memiliki buku pemantau atau kontrol terhadap ibadah remaja- remaja yang dipegang oleh orang tua asuh dan pembimbing agama
Islam, untuk mengetahui perkembangan atau perubahan sikap remaja- remaja, sehingga para orang tua asuh dan pembimbing agama Islam
dapat memantau dan mengawasi sikap dan perilaku para remaja. Orang tua asuh dan pembimbing agama Islam melakukan pencatatan pada
buku pemantau perkembangan remaja-remaja, baik yang bersifat
37
Wawancara dengan Bapak Muhammad Imron Rosyadi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 9 September 2014
positif maupun hal-hal yang harus mendapatkan pendampingan atau perbaikan. Dengan dilaksanakannya pencatatan atau pengisian buku
perkembangan remaja-remaja ini, para orang tua asuh dan pembimbing agama Islam dapat menjalin komunikasi, melakukan
perencanaan, dan memecahkan masalah yang terbaik untuk kepentingan remaja-remaja serta mengetahui perkembangan remaja-
remaja tersebut secara keseluruhan. Selanjutnya memberikan evaluasi yang berbentuk lisan dan tertulis, yang diiringi dengan praktik
langsung. Cara tersebut dilakukan agar apa yang diharapkan pembimbing agama Islam dapat tercapai dengan baik.
38
c. Adanya kesadaran dari remaja-remaja untuk memperbaiki diri, seperti
berbicara lebih sopan dengan orang yang lebih tua. d.
Adanya motivasi dari orang tua dan pembimbing agama Islam dalam rangka peningkatan akhlak para remaja.
e. Sarana dan prasarana yang ada di panti sudah memadai seperti ruangan
kelas yang bersih, ruangan serba guna, papan tulis, buku-buku dan mesjid yang dilengkapi dengan perpustakaan kecil.
39
2.
Faktor penghambat
Sedangkan faktor penghambat upaya pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR
Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur adalah:
38
Wawancara dengan Bapak Muhammad Imron Rosyadi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 9 September 2014.
39
Wawancara dengan Bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 10 Juli 2014.
a. Waktu penyampaian materi yang tidak cukup, begitu juga dengan
alokasi waktu yang seharusnya dilakukan pada waktu yang tepat. b.
Jumlah pembimbing agama Islam yang tersedia di panti belum mencukupi. Pembimbing agama Islam yang bertugas di PSBR Bambu
Apus Cipayung Jakarta Timur hanya berjumlah dua orang. Jumlah pembimbing agama Islam ini tidak sebanding dengan jumlah siswa
yang mencapai 150 orang. Sehingga menghambat upaya pembimbing agama Islam untuk meningkatkan akhlak remaja di panti tersebut.
c. Kurangnya konsentrasi para remaja dalam mengikuti bimbingan
agama Islam dan banyak remaja yang tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan pembimbing agama Islam. Sehingga para remaja
tidak memahami materi yang disampaikan dalam bimbingan agama Islam tersebut.
40
E. Analisa SWOT pada lembaga yakni Strengths kekuatan, Weakness
kelemahan, Opportunities peluang dan Threats ancaman. 1.
Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths kekuatan, Weaknesses kelemahan, Opportunities peluang dan Threats
ancaman. “SWOT is an acronym for the internal Strengths and Weaknesses of a business and
enviromental Opportunities and Threats facing that business .”
41
Adapun
40
Wawancara dengan Bapak Muhammad Imron Rosyadi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 9 September 2014.
41
JOHN A, PEARCE II and RICHARD B. ROBINSON JR. Strategic Management,3rd ed.USA : Richard D. Irwin, Illions, 1988h. 292
pengertian lain “Swot is an acronym for a company’s Strength, Weakness, Oppor, and Threats
.”
42
Jadi, SWOT adalah sebuah strategi yang mengevaluasi Strengths kekuatan, Weaknesses kelemahan, Opportunities peluang dan Threats
ancaman di dalam bisnis. ANALISIS SWOT
Kekuatan Strength
Kelemahan Weakness
1. Kualitas
metode-metode bimbingan
2. Kenyamanan remaja dalam
bimbingan 3.
Kualitas bimbingan 1.
Kuantitas pembimbing 2.
Kesulitan-kesulitan teknis dalam bimbingan
3. Kinerja pembimbing belum optimal
4. Pengembanganmetodebimbingan
Peluang Opportunities
1. Teknologi bimbingan
2. Kepercayaan masyarakat
3. Fasilitas
4. Kerjasama dengan lembaga
lain
Ancaman Treaths
1. Kepercayaan
masyarakat pada
lembaga. 2.
Kendala penanganan remaja 3.
Penurunan minat remaja dalam bimbingan
42
ARTHUR A. THOMPSON, JR. and A.J. STRICKLAND III. Strategic management: concept and cases7th ed. New York: Richard d. Irwin, inc.1993h.87.