Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Karena itu Rasulullah SAW adalah teladan utama bagi umat Islam, di setiap zaman dan tempat. Hal ini karena Rasulullah SAW adalah refleksi utuh dari Al- Qur’an, sebagaimana yang dituturkan Aisyah ketika ditanya mengenai akhlak Rasulullah SAW, lalu ia menjawab: “Akhlaknya adalah Al-Qur’an”. 5 Seorang pembimbing agama Islam yang baik hendaknya mencontoh kepribadian Nabi Muhammad SAW di semua aspek kehidupannya. Karena Nabi sebagai uswah hasanah, qudwah shalihah, dan figur yang sempurna bagi semua umat manusia di sepanjang masa. Di antara fenomena yang paling tampak untuk dicontoh dari Nabi Muhammad SAW adalah bagaimana beliau menyatukan agama dan dunia, ibadah dan kehidupan, tazkiyah mensucikan jiwa, dan jihad. Semua itu beliau lakukan tanpa menimbulkan ketimpangan dalam segi apapun. 6 Adapun tujuan pokok dari bimbingan agama Islam adalah untuk memberikan bantuan kepada anak didik agar mampu memecahkan kesulitan yang dialami dengan kemampuan sendiri yang dilandasi atas dorongan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Jadi, bimbingan agama dalam penelitian ini bertujuan untuk membimbing remaja khususnya remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR agar menjadi muslim sejati, meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman remaja tentang ajaran Islam. Bimbingan agama juga bertujuan agar remaja memiliki ketaqwaan kepada Allah SWT, berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, 5 Fathi Yakan, ISTI’AB: Meningkatkan Kapasitas Rekrutmen Dakwah, Jakarta: Robbani Press, Juni 2005 M, cet. 1, h. 121-122. 6 Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Ruhiah, Jakarta: Robbani Press, Maret 2006 M, Cet. XV, h. 68-69. bermasyarakat, bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. 7 Pada Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur, bimbingan agama Islam mendapatkan porsi yang sangat sedikit sekali, yaitu seminggu dua kali saja, itupun yang dibahas bimbingan agama secara umum saja. Ditambah lagi dengan latar belakang pendidikan para siswa yang kebanyakan hanya tamatan SD. Hal ini sangat memprihatinkan dunia pendidikan Islam saat ini karena hal tersebut tidak sesuai lagi dengan hakikat pendidikan, yaitu pendidikan bukan hanya mencerdaskan otak, akan tetapi pendidikan juga harus mampu merubah tingkah laku akhlak seseorang dari akhlak yang buruk menjadi akhlak yang baik. 8 Menurut Drs. H. Burhanuddin Salam dalam bukunya “Pengantar Pedagogik ” menyebutkan bahwa pada umur 12-18 tahun disebut fase The Sense Of Identity, fase ini merupakan fase sadar akan keyakinan dan mencoba mengidentifikasikan dirinya untuk melakukan peran dan tokoh yang dianggap baik dan yang mendekati dirinya. Ia menilai dirinya dari segi norma, sifat- sifatnya maupun hubungan dengan orang lain agar merasa diperhatikan. Oleh karena itu, ia selalu berusaha menunjukkan identitas dirinya. 9 Remaja Panti Sosial Bina Remaja PSBR yang berada pada umur 15- 18 tahun, sedang berada pada fase tersebut. Dimana pada fase of identity, remaja sedang mencari jati dirinya yang sebenarnya. Segala sesuatu yang 7 Wawancara dengan Bapak Junaidi, Pembimbing Agama, PSBR, 18 April 2014. 8 Wawancara dengan Bapak Junaidi, Pembimbing Agama, PSBR, 20 Juni 2014 9 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, Jakarta: PT Rineka Cipta, November 2002, cet 1. h. 70. mereka anggap itu baik, akan mereka tunjukkan pada orang disekitarnya agar mereka mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang yang di sekelilingnya. Hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar asalkan siswa Remaja Panti Sosial Bina Remaja PSBR ini diajarkan dan ditanamkan akhlakul karimah dari seorang pembimbing khususnya pembimbing agama Islam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Pembimbing Agama Islam dalam Meningkatkan Akhlak Remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis memberikan batasan permasalahan yang akan dipaparkan. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya perluasan materi yang dibahas. Penulis membatasi masalah penelitian hanya pada peran pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. Akhlak yang dimaksud di sini adalah akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap manusia, dan akhlak terhadap lingkungan. 2. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana peran pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur? b. Metode apa yang digunakan pembimbing agama Islam dalam meningkatan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur? c. Apa faktor pendukung dan penghambat pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui dengan jelas peran pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. b. Untuk mengetahui metode yang digunakan pembimbing agama Islam dalam meningkatan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. 2. Manfaat dari penelitan ini: a. Manfaat Akademis Manfaat akademis yang di harapkan dalam penelitian ini adalah dapat memperkaya pengalaman sekaligus menerapkan ilmu yang didapat selama proses perkuliahan. Manfaat lainnya adalah untuk menambah khazanah penelitian, model dan objek penelitian mahasiswa jurusan khususnya dalam bidang Komunikasi dan Dakwah. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak Panti Sosial Bina Remaja PSBR untuk mengetahui pentingnya upaya pembimbing agama dalam meningkatkan akhlak remaja, serta untuk mengetahui bentuk bimbingan agama, materi bimbingan dan metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR. Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui tentang perlunya kerjasama antara orang tua, pihak panti, dan masyarakat dalam bersama-sama membimbing akhlak remaja.

D. Tinjauan Pustaka

1. Muhammad Nuh, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2012, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Peran Penyuluh Di Kementerian Agama Dalam Membina Akhlak Umat Pada Masyarakat Kota Tangerang”. Peran penyuluh di Kementerian Agama dalam membina akhlak umat pada masyarakat Kota Tangerang adalah sebagai animasi sosial, pembangkit kesadaran masyarakat, dan sebagai penyampai informasi. Metode yang digunakan oleh penyuluh Kementerian Agama dalam membina akhlak umat pada masyarakat Kota Tangerang adalah yang pertama secara dialog langsung dengan masyarakat, yang kedua penyuluh memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bertanya kepada sang penyuluh, dan yang ketiga dengan cara ceramah umum. Dan tentunya sesuai dengan metode dakwah bil lisan, dakwah bil hal, dan dakwah bil hikmah. Kelebihan dari skripsi tersebut yaitu mengungkan bentuk pembinaan akhlak pada masyarakat Kota Tangerang yaitu dengan menyesuaikan terhadap apa yang disenangi oleh masyarakat. Dan pembinaan akhlak yang baik itu adalah yang dilakukan dengan cara terus menerus. Baik dengan cara pembinaan melalui orang lain maupun pembinaan diri sendiri tanpa harus dituntun orang lain. Karena hidup ditengah krisis kehidupan seperti sekarang ini, pembinaan akhlak harus lebih gencar dilakukan agar tidak terjebak di dalam keterpurukan moral dan agar dapat menjadi individu yang berakhlak mulia. Kekurangan dalam pembahasan skripsi tersebut adalah pada kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan oleh Penyuluh dari Kementerian Agama tidak terlalu berbeda dengan ceramah-ceramah agama pada umumnya, jadi lebih bagus lagi penulis memberikan ciri khas dalam memberikan penyuluhan terhadap masyarakat, agar masyarakat bisa tau bahwa yang sedang memberikan penyuluh itu adalah Penyuluh dari kementerian agama. 2. Rike Aryana, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam 2010, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi “Peran Penyuluh Agama Dalam Pembinaan Akhlak Bagi Anak Pemulung Di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus Jakarta Selatan”. Peran penyuluh agama dalam pembinaan akhlak bagi anak pemulung Di Yayasan Media Amal Islami adalah sebagai perubahan perilaku sebagai inisiator, sebagai fasilitator. Sebagai motivator, sebagai teladan dan sebagai pemimpin. Metode yang digunakan penyuluh