Menurut  W.S  Winkel:  “Bimbingan  berarti  pemberian  bantuan kepada  sekelompok  orang  dalam  membuat  pilihan-pilihan  secara
bijaksana  dalam  mengadakan  penyesuaian  diri  terhadap  tuntutan- tuntutan  hidup.  Bantuan  itu  bersifat  psikis  kejiwaan  bukan
“pertolongan”  finansial,  media,  dan  lain  sebagainya.  Dengan  adanya bantuan  ini,  seseorang  akhirnya  dapat  mengatasi  sendiri  masalah  yang
dihadapinya  sekarang  dan  menjadi  lebih  mapan  untuk  menghadapi masalah  yang  akan  dihadapinya  kelak  ini  menjadi  tujuan  bimbingan.
Jadi,  yang  memberikan  bantuan  menganggap  orang  lain  mampu menuntun  dirinya  sendiri  meskipun  kemampuan  itu  mungkin  harus
digali dan dikembangkan melalui bimbingan.
16
Pembimbing  Agama  Islam  di  PSBR  memberikan  bantuan kepada  remaja-remaja  PSBR  yang  dilakukan  secara  berkala,  yang
bertujuan  agar  remaja-remaja  tersebut  dapat  mengembangkan  dirinya
secara  maksimal  sesuai  dengan  apa  yang  diharapkan.  Upaya  yang
dilakukan  pembimbing  agama  Islam  dalam  meningkatkan  akhlak remaja  di  Panti  Sosial  Bina  Remaja  PSBR  sebagaimana  yang
diungkapkan oleh informan 2 dan informan 1 : “Pembimbing  agama  yang  ada  di  sini  itu  menjelaskan  materi
akhlak  yang  baik  kepada  kita,  kita  diajarkan  untuk  selalu berakhlak  baik  saat  di  dalam  kelas  misalnya  bagaimana
bertingkah laku yang baik, bersikap ramah dengan teman, tidak jahil  dan  tidak  mencuri  milik  teman.  Pembimbing  agama  juga
menjelaskan  kepada  kita  mengenai  keuntungan  kalau  orang yang berakhlak baik akan disayang oleh orang di sekeliling kita,
16
Hamdani,  Bimbingan  Dan  Penyuluhan  Islam,  Bandung,  CV  Pustaka  Setia, 2012, h. 79
dan  akan  mempunyai  banyak  teman.  Mereka  juga  menjelaskan kepada kita bahwa orang yang akhlaknya buruk akan dikucilkan,
tidak  disenangi  oleh  orang  yang  ada  di  sekeliling  kita  dan mempunyai  sedikit  teman.  Selanjutnya  mereka  juga  selalu
memberikan motivasi kepada kita yang berakhlak baik agar kita yang  sudah  berakhlak  baik  untuk  selalu  dipertahankan  dan
ditingkatkan, tapi kalo yang berakhlak buruk diberi nasehat dan teguran gitu deh kak.
”
17
“Ia  kak,  pembimbing  agama  mengajarkan  kepada  kita bagaimana bertingkah laku yang baik, misalnya bagaimana cara
menghormati  orang  tua  dan  berperilaku  jujur.  Beliau menjelaskan kepada kita keuntungan orang yang berakhlak baik
semua orang akan merasa senang dengan kehadiran kita, semua orang  akan  merasakan  manfaat  dengan  kehadiran  kita,  apabila
kita  meninggal  mereka  merasa  kehilangan.  Sedangkan  orang yang berakhlak buruk tidak disenangi dan dijauhi.
”
18
Dari  hasil  observasi  dan  wawancara  kepada  informan  2  bahwa upaya  yang  dilakukan  pembimbing  agama  Islam  dalam  meningkatkan
akhlak  remaja  di  Panti  Sosial  Bina  Remaja  PSBR  Bambu  Apus Cipayung  Jakarta  Timur  baik.  Sebagaimana    yang  diungkapkan  oleh
informan  2  pembimbing  agama  Islam  menjelaskan  akhlak  kepada remaja  yaitu  menjelaskan  kepada  remaja-remaja  keuntungan  orang
yang  berakhlak  baik  dan  bahaya  orang  yang  berakhlak  buruk.  Remaja diajarkan  bagaimana  berakhlak  yang    baik  saat  berada  di  dalam  kelas
misalnya bersikap ramah dengan teman, tidak jahil, tidak mencuri milik teman, memberikan apresiasi dalam bentuk pujian  kepada remaja yang
berakhlak  baik,  memberikan  motivasi  dorongan  untuk  selalu berakhlak  baik  dan  memberikan  nasehat  serta  teguran  kepada  remaja
yang berakhlak buruk.
17
Wawancara dengan Trisna, siswa  di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus, Jakarta pada tanggal 18 April 2014.
18
Wawancara dengan Trisna, siswa  di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus, Jakarta pada tanggal 21 April 2014.
Berdasarkan  dengan  hasil  wawancara  penulis  kepada  salah  satu seorang pembimbing agama Islam,
“Akhlak itu diperkenalkan kepada remaja melalui materi tentang akhlak  yang  baik,  yaitu  bagaimana  remaja  bertingkah  laku
dengan  baik.  Hal  ini  dapat  dilakukan  dengan  memberikan contoh  yang  baik  terlebih  dahulu  kepada  remaja,  yaitu  dengan
mengambil  contoh  yang  baik  dari  sejarah  Nabi  Muhammad SAW.  Bagi  remaja  yang  berakhlak  baik,  akan  diberikan
apresiasi dalam bentuk pujian dan untuk remaja yang berakhlak buruk  akan  diberikan  nasehat  dan  teguran  serta  menyuruhnya
untuk menyadari atas perbuatan yang telah dilakukan.
”
19
Selanjutnya, berdasarkan
hasil wawancara
penulis dengan
pembimbing agama Islam, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Junaedi: “Akhlak  ditanamkan  kepada  remaja  dengan  keteladanan.
Bimbingan  dan  arahan  yang  diberikan  berupa  memantau kehadiran  remaja,  memberikan  nasehat  dan  memberikan  materi
yang sifatnya membangun kesadaran remaja tentang pentingnya akhlak  yang  baik.  Untuk  memperbaiki  akhlak  remaja  yang
buruk  adalah  dengan  menegur  dan  menasehatinya  agar  remaja tersebut tidak mengulangi perbuatan buruknya. Bagi siswa yang
berakhlak baik akan diberikan apresiasi dengan nilai yang baik.
20
c. Peran Pembimbing Agama
Pembimbing  agama  Islam  memiliki  peran  yang  sangat  besar dalam  meningkatkan  akhlak  remaja  di  PSBR.  Seperti  yang
dikemukakan  oleh  Keliat,  bahwasanya  peran  adalah  sikap  dan  prilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya
di masyarakat.
21
19
Wawancara  pribadi  dengan  bapak  Muhammad  Imron  Rosyadi,  Pembimbing Agama Islam, PSBR, 19 Agustus 2014.
20
Wawancara pribadi dengan bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 20 Agustus 2014.
21
Sabi’ah,  KonsepDiri, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, h. 6
Pembimbing    yaitu  seseorang  yang  memberikan  bantuan bimbingan atau melakukan proses membimbing untuk membantu orang
lain  dalam  menyelesaikan  masalah  dengan    memberikan  nasehat –
nasehat agama. Jadi  peran  pembimbing  yaitu  memberikan  siraman  rohani
kepada  Remaja  PSBR  sesuai  materi  atau  pokok  pembahasan  yang diinginkan  oleh  remaja  itu  sendiri.  Selain  itu  para  pembimbing  juga
memberikan  contoh  langsung  kapada  remaja  melalui    aplikasi  ibadah yang  mereka  jalankan  atau  lakukan  dalam  kegiatan  sehari-hari  seperti
tata  cara  wudhu,  salat,  membaca  Al- Qur’an  dan  membaca  doa-doa
sehari-hari hari. Dalam  kegiatan  bimbingan  agama  yang  dilakukan  Panti  Sosial
Bina  Remaja  Bambu  Apus  Cipayung  Jakarta  Timur  ada  dua  orang pembimbing agama Islam yang memberikan bimbingan kepada remaja
di  Panti  tersebut  yaitu  Bapak  Drs.  H.  Muhammad  Imron  Rosyadi  dan Bapak    Junaedi  S.  Pd.  I.  Kedua  pembimbing  tersebut  melakukan
bimbingan dengan peran dan fungsi  yang sama, namun berbeda dalam segi metode pedekatannya.
d. Akhlak remaja terhadap Allah, akhlak remaja terhadap manusia,
akhlak remaja terhadap lingkungan.
Menurud  Heny  Narendrany  Hidayati  Akhlak  terhadap  Allah SWT  dapat  diartikan  sebagai  sikap  atau  perbuatan  yang  seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai khalik.
22
Akhlak  siswa  terhadap  Allah  SWT  di  panti  dinilai  cukup  baik.  Hal ini  dapat  dilihat  dari  data  yang  penulis  peroleh  melalui  hasil
wawancara, sebagaimana yang diungkapkan oleh:
Informan 1: “Alhamdulillah  setelah  menjadi  siswa  di  panti  ini  saya  tidak
melalaikan  shalat  fardhu  yang    lima  waktu.  Bersama  teman- teman,  saya  shalat
secara  berjama’ah  di  Masjid.  Saya  ingat waktu  itu  Bapak  Imron  pernah  menjelaskan  kepada  kita  bahwa
meninggalkan  shalat  lima  waktu  dengan  sengaja  karena  malas secara  terus  menerus  adalah  kekafiran.  Dan  di  dalam  ceramah
yang  pernah  beliau  sampaikan  di  Masjid  Istiqomah,  Bapak Imron  juga  menjelaskan  kepada  kita  bahwa  orang  yang
mengabaikan  shalat  kelak  akan  tersesat  kecuali  orang  yang bertaubat,  beriman,  dan  orang-orang  yang  mengerjakan
kebaikan maka mereka akan masuk syurga.
23
Informan 5: “Mmm,  kalau  untuk  mengerjakan  ibadah  sunnah  seperti  shalat
tahajud  insyallah  theh  jumat  subuh  jam  tigaan.  Oia  doa  saya setelah sholat tahajud itu mudah-mudahan kedua orang tua saya
sehat  selalu,  dilancarkan  rezekinya  dan  dipanjangkan  umurnya. Sebelum saya menjadi siswa dan mengikuti bimbingan agama di
panti, shalat  fardhu saya sering tidak lengkap alias  bolong, dan ibadah  sunnah  seperti  shalat  tahajud,  dhuha  pun  bisa  dikatakan
belum pernah saya lakukan. Sebelumnya saya tidak pernah  baca wirid-wirid  dan  jarang  doakan  kedua  orang  tua.  Sebelum  saya
masuk  ke  panti  saya  orang  yang  mudah  marah,  suka  melotot, berkata-kata  kasar,  sering  berkelahi.  Saya  sadar  hal  itu  akan
merugikan  diri  sendiri.  Tetapi  alhamdulillah  setelah  saya menjadi  siswa  di  panti  ini  saya  menjadi  lebih  solider,  cara
berbicara lebih sopan dan tidak mementingkan diri sendiri.
”
24
Informan 3
22
Menurut  Heny  Narendrany  Hidayati,  Pengukuran  Akhlak  Karimah Mahasiswa,  Jakarta:  UIN  Press  Dan  Center  For  Quality  Development  And  Assurance-
Lembaga Peningkatan Dan Jaminan Mutu, 2009, Cet. Ke-1, h. 12-14
23
Hasil  wawancara  dengan  Hasan,  siswa  di  Panti  Sosial  Bina  Remaja  PSBR Bambu Apus, Jakarta  pada tanggal 21 April 2014.
24
Wawancara  dengan  Nurjannah,  siswa  di  Panti  Sosial  Bina  Remaja  PSBR, Jakarta pada tanggal 22 Mei 2014.
“Alhamdulillah sejak saya mengikuti bimbingan di panti shalat fardhu  selalu  saya  laksanakan.  Karena  hukum  melaksanakan
sholat  ini  adalah  wajib.kalau  ditinggalkan  kita  berdosa.  kadang saya  baca  wirid-wirid  kadang  enggak  kak,  setelah  saya  selesai
shalat  saya  hanya  mendoakan  orang  tua  saya.  Setelah  itu  saya pergi  keluar  dan  bergabung  bersama  teman-teman  saya  yang
nongkrong di  lapangan panti atau warung. Kalau  shalat  tahajud jarang kak, tetapi kalau shalat sunnah alhamdulillah saya kadang
di Masjid dan kadang di asrama.
”
25
Informan 7 “Aku  semenjak  tinggal  di  panti  selalu  melaksanakan  shalat
fardhu  karena  sebagai  umat  Islam  kita  diwajibkan  untuk melaksanakan shalat fardhu. Setelah shalat aku baca wirid-wirid
dan  mendoakan  orang  tua  biar  selalu  diberi  kesehatan,  panjang umur  dan  rezeki  murah. Kalau  shalat  tahajud  jarang  kak,  karna
aku  tidak  pernah  bangun  tengah  malam  untuk  sholat  palingan bangun subuh, tapi shalat  dhuha aku selalu  kerjakan setiap jam
istirahat supaya Tuhan mengampuni dosa-dosa yang pernah saya perbuat
.”
26
Dari  hasil  wawancara  penulis  kepada  informan,  bahwa  akhlak remaja  terhadap  Allah  SWT  di  panti  dinilai  cukup  baik.  Hal  ini  dapat
dilihat  dari  data  yang  penulis  peroleh  melalui  hasil  wawancara, sebagaimana yang diungkapkan oleh informan diatas. Selama tinggal di
panti,  para  informan  telah  mengalami  perubahan  akhlak  yang  dinilai cukup  baik.  Perubahan  tersebut  tampak  dalam  hal  mereka  Selalu
mendoakan  kedua  orang  tua  ketika  selesai  shalat,  selalu  membaca wirid-wiridan setelah selesai  shalat,  selalu  melaksanakan shalat  fardhu
lima waktu secara berjamaah dan juga mengerjakan shalat tahajud. Hal ini  disebabkan  karena  sesudah  menjadi  siswa  dan  mendapatkan
bimbingan    di  PSBR  mereka  baru  menyadari  bahwa  shalat  dapat
25
Wawancara dengan Kafi,  siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR, Jakarta pada tanggal 19 April 2014.
26
Wawancara dengan  Yuda, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR, Jakarta pada tanggal 22 Mei 2014.
menenangkan  jiwa  dan  pikiran-pikiran  yang  kalut.  Sebelum  menjadi siswa  dan  mengikuti  kegiatan  bimbingan  agama  di  panti  PSBR,  para
informan ini jarang mendoakan kedua orang tua, tidak pernah membaca wirid-wiridan  setelah  selesai  shalat  dan  jarang  melaksanakan  shalat
fardhu.  Hal  ini  disebakan  karena  sebelum  mendapatkan  bimbingan agama  di  PSBR,  pemahaman  agama  mereka  masih  sangat  minim
sehingga pelaksanaan ibadah pun dinilai masih kurang baik Akhlak  remaja  terhadap  Allah  SWT  sebagaimana  yang
diungkapkan Bapak Junaedi dalam pernyataan berikut: “Menurut saya akhlak remaja  kepada Allah SWT menjalankan
perintah  agama  terutama  masalah  shalat  alhamdulillah  sudah baik,  yaitu  baik  dalam  arti  lebih  banyak  yang  mau  sendiri
dibandingkan dengan disuruh-suruh.  Walaupun sebagian remaja masih ada yang bercanda ketika melakukan shalat.
27
” Hal  ini  juga  dapat  diperkuat  dan  dilengkapi  dengan  hasil
wawancara  penulis  bersama  salah  seorang  pembimbing  agama  Islam, Bapak Imron:
“Alhamdulillah setelah remaja masuk ke panti ini akhlak remaja kepada  Allah  SWT  terutama  masalah  shalat  sejauh  ini  sudah
berjalan dengan baik meskipun awalnya remaja-remaja ini harus disuruh-suruh  dulu  untuk  shalat  ke  masjid  dan  sekarang
sebagian  besar  sudah  dengan  kesadarannya  sendiri  shalat  ke Masjid  tanpa  harus  disuruh-suruh  lagi.  Remaja  di  panti  akan
terus  dibiasakan  untuk  shalat,  meskipun  selalu  ada  penekanan dari kami untuk menyuruhnya shalat.
28
” Hasil  wawancara penulis kepada dua orang pembimbing agama
Islam  di  atas,  bahwa  akhlak  remaja  di  panti  terhadap  Allah  SWT
27
Wawancara pribadi dengan Bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 9 September 2014
28
Wawancara pribadi  dengan  Bapak  Muhammad Imron Rosyadi,  Pembimbing Agama Islam, PSBR, 14 Juli 2014.
khususnya yang  berhubungan  dengan  ibadah  seperti  shalat
alhamdulillah  secara  keseluruhan  sudah  baik,  yaitu  baik  dalam  arti lebih banyak yang mau mengerjakan shalat sendiri tanpa harus disuruh-
suruh.  Kemauan  untuk  shalat  ini  merupakan  salah  satu  perubahan akhlak  yang  cukup  baik  dari  para  remaja  di  PSBR  setelah  mereka
mengikuti  bimbingan  agama  Islam,  karena  sebelum  mengikuti bimbingan  agama  di  panti  PSBR  mereka  sulit  diatur,  terutama  dalam
hal shalat. Akhlak  remaja  terhadap  sesama  manusia  sebagaimana  yang
diungkapkan oleh informan 9 dalam pernyataan berikut: “Ketika  ada  seseorang  yang  lagi  butuh  pertolongan  sebisa
mungkin  saya  berusaha  untuk  menolong  dan  misalnya  ketika ada  teman  saya  lagi  ada  masalah  kita  selesaikan  bareng-bareng
dengan  teman  deket  saya  yang  lain,  kalo  ada  orang  yang  buat salah sama saya, saya maafin dan begitu juga sebaliknya. Kalau
saya merasa punya salah sama teman, saya langsung minta maaf dan saya juga akan menempati janji kalo buat janji sama teman
karena  janji  itu  kan  harus  ditepati  dan  ngucapin  salam  ketika bertamu  ke rumah orang karena kelihatan  gak sopan kalo main
nyelonong masuk aja ke rumah orang. Entar disangka saya anak tidak  di  didik  sama  orang  tua  lagi.  Alhamdulillah    banget  yak
setelah  saya  diberikan  bimbingan  di  panti  ini.  Dibandingkan sebelum  saya  ngikutin  kegiatan    bimbingan  saya  ini  orang  nya
sangat  cuek  sekali,  gak  mau  minta  maaf  kalo  ada  salah  sama orang,  gak  pernah  menempati  janji  dan  kalo  masuk  ke  rumah
sendiri kadang baca salam kadang enggak”.
29
Dalam hal akhlak terhadap sesama manusia, bahwa akhlak para remaja  di  PSBR  setelah  mengikuti  bimbingan  agama  Islam  telah
mengalami  perubahan  yang  lebih  baik.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  data yang  penulis  peroleh  melalui  hasil  wawancara,  sebagaimana  yang
29
Hasil  wawancara dengan Taopik, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus, Jakarta pada tanggal 22 Mei 2014.
diungkapkan  oleh  informan  6.  Informan  6  menyatakan  bahwa  setelah mengikuti  bimbingan  agama  Islam,  ia  mengalami  perubahan  akhlak
yang  lebih  baik.  Hal  ini  tampak  dalam  hal  menolong  orang  yang membutuhkan pertolongan, memberikan solusi yang terbaik ketika ada
seseorang  yang meminta pendapatnya tentang  suatu masalah, meminta maaf  ketika  mempunyai  kesalahan  terhadap  orang  lain,  memaafkan
kesalahan  orang  lain,  menepati  janji,  dan  mengucapkan  salam  ketika hendak  bertamu  ke  rumah  orang  lain.  Sebelum  mengikuti  kegiatan
bimbingan  agama  di  PSBR,  mereka  memiliki  sikap  cuek,  tidak  mau menolong  orang  yang  berada  dalam  kesusahan,  suka  memukul  teman,
tidak  pernah  mau  meminta  maaf  jika  mempunyai  kesalahan  terhadap orang lain, tidak pernah menepati janji ketika mempunyai janji dengan
orang  lain  dan  jarang  mengucapkan  salam  ketika  hendak  bertamu  ke rumah orang lain.
Hal  ini  juga  dapat  diperkuat  dan  dilengkapi  dengan  hasil wawancara  penulis  bersama  salah  seorang  pembimbing  agama  Islam
Bapak  Junaedi  mengenai  akhlak  siswa  terhadap  sesama  manusia terutama  pada  temannya  setelah  masuk  ke  panti  sudah  banyak
perubahan  seperti  lebih  solider,  menghargai  perbedaan,  dan  saling membantu.
30
Adapun  kaitannya  dengan  akhlak  remaja  terhadap  lingkungan, penulis menilai bahwa akhlak remaja terhadap lingkungan dinilai sudah
30
Wawancara pribadi dengan Bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 9 September 2014.
cukup  baik.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  hasil  wawancara  penulis  dengan siswa.  Siswa    menyatakan  selalu  membuang  sampah  ke  tong  sampah
yang  telah  disediakan  oleh  panti,  membersihkan  halaman  panti  yang kotor,  menjaga  dan  merawat  keindahan  panti  dengan  tidak  mencoret-
coret  dinding  panti,  tidak  merusak  tanaman  orang  lain,  menjaga kebersihan  dengan  tidak  membuang  sampah  di  sembarang  tempat.
Sebelum  mengikuti  kegiatan  bimbingan  agama  di  PSBR.  Membuang sampah  sembarangan,  kurang  menjaga  kebersihan,  dan  suka
mengambil milik orang lain.
31
. Hal  ini  juga  dapat  diperkuat  dan  dilengkapi    dengan  hasil
wawancara  penulis  bersama  salah  seorang  pembimbing  agama  Islam Bapak Junaedi:
“Untuk  akhlak  remaja  terhadap  lingkungan,  kalau  dilihat  dari segi  kerapihan  remaja  disini  sudah  bagus.  Hubungan  remaja
dengan  guru  sudah  baik  dan  sopan.  Mengenai  masalah kebersihan  masih  ada  sebagian  kecil  remaja  yang  masih
membuang  sampah  sembarangan.  Untuk  masalah  sampah tergantung  individunya  masing-masing,  karena  masih  ada
sebagian  kecil  siswa  yang  belum  bisa  memahami  tentang kebersihan.  Sebagian  siswa  masih  saja  membuang  sampah
sembarangan  tidak  membuang  ditempat  yang  sudah  disediakan panti,  siswa  ini  membuang  sampah  ke  tong  sampah  itu  apabila
disuruh  saja,  ketika  tidak  ada  yang  menyuruh  mereka  hanya membiarkan dan melihat saja sampah itu berserekan.
”
32
31
Hasil  wawancara  dengan  Dedeh,  siswa  di  Panti  Sosial  Bina  Remaja  PSBR Bambu Apus, Jakarta pada tanggal 22 Mei 2014.
32
Wawancara pribadi dengan Bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 14 Juli 2014
C. Metode  Bimbingan  yang  digunakan  Pembimbing  Agama  Islam  dalam
Meningkatkan  Akhlak  Remaja  di  Panti  Sosial  Bina  Remaja  PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur.
Metode  adalah  segala  sesuatu    atau  cara  yang  digunakan  untuk mencapai  tujuan-tujuan  yang  diinginkan.
33
Metode  dalam  suatu  bimbingan sangat  diperlukan  sekali  agar  materi  yang  disampaikan  oleh  pembimbing
agama  Islam dapat  dimengerti oleh remaja.  Adapun metode  yang digunakan oleh  pembimbing  agama  Islam  dalam  meningkatkan  akhlak  remaja  di  Panti
Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur: 1.
Metode directive
Dalam  teori  ini,  metode  direktif  merupakan  bentuk  psikoterapi yang  paling  sederhana,  karena  pembimbing  atas  dasar  metode  ini  secara
langsung memberi jawaban-jawaban terhadap problem yang klien disadari menjadi  sumber  kecemasannya.
34
“Pembimbing  mengungkapkan  metode direktif  yang  berupaya  mengarahkan  remaja  untuk  bisa  keluar  dari
permasalahan yang sedang dihadapinya. Misalnya untuk bimbingan akhlak dan  ibadahnya  seperti  shalat  fardhu  yang  lima  waktu  merasa  kesulitan
untuk  diberi  bimbingan,  maka  langka  awal  pembimbing  melakukan pendekatan  secara  emosional  agar  remaja  mau  bercerita  tentang
permasalahan  apa  yang  remaja  pikirkan.  Setelah  siswa  menceritakan semua permasalah yang ia hadapi barulah pembimbing memberikan solusi
sehingga  pikiran  mereka  menjadi  terbuka.  Materi  yang  diberikan pembimbing  kepada  remaja  seperti  :  tatat  cara  membaca  Al-
Qur’an,
33
M.  Lutfi,  MA,  Dasar-Dasar  Bimbingan  Dan  Penyuluhan  Konseling  Islam Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 120.
34
Samsul  Munir  Amin,  Bimbingan  dan  Konseling  Islam  Jakarta: Hamzah,2010, h.71.
Dzikir, kegiatan berjamaah seperti shalat berjamaah, aqidah, fiqih, akhlak dan  pengetahuan  lainnya.  Di  dalam  bimbingan  ini,  pembimbing
memberikan metode yang mudah dimengerti oleh remaja PSBR. 2.
Metode Ceramah
Pembimbing  agama  Islam  memberikan  ceramah  kepada  remaja- remaja  tentang  akhlak,  kejujuran  dan  motivasi.  Pembimbing  juga
menjelaskan  secara  singkat  akhlak  mulia  yang  dimiliki  oleh  Rasulullah SAW agar dapat dicontoh oleh remaja di panti. Pembimbing agama Islam
menggunakan  metode  ceramah  dengan  durasi  waktu  kurang  lebih  15
menit.
3. Metode bimbingan belajar Al-Qur’an
Al- Qur’an  merupakan  tuntunan  hidup  kaum  muslimin,  yang  di
dalamnya  memuat  jawaban  atas  semua  permasalahan  yang  dihadapi manusia.  Al-Q
ur’an  juga  mampu  memberikan  ketenangan  pada  hati  dan pikiran  manusia.  Sehingga  dengan  fadilah  Al-Q
ur’an  dapat  membantu dalam  memahami  atau  meningkatkan  akhlak  remaja.  Dalam  pelaksanaan
metode ini, pembimbing agama Islam mengajarkan tata cara membaca Al- Qur’an.  Kemudian  metode  ini  juga  diselingi  dengan  menghafal  doa-doa
pendek,  menghafal  bacaan  shalat,  dan  menghafal  hadits  yang  sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Metode Diskusi
Dalam  memberikan  bimbingan,  pembimbing  agama  Islam memberikan  kesempatan  kepada  remaja  untuk  berdiskusi.  Remaja  bisa
mengajukan pertanyaan baik seputar masalah keagamaan ataupun masalah
lainnya  yang  ingin  didiskusikan.  Diskusi  merupakan  salah  satu  metode yang diminati  oleh remaja di  panti  karena melalui diskusi  ini remaja  bisa
saling  mengemukakan  argumentasi  untuk  mencari  jawaban  kebenaran sehingga  remaja  bisa  semakin  aktif  dalam  mencari  solusi  suatu
permasalahan yang didiskusikan.
35
5. Metode Tanya Jawab
Metode  tanya  jawab  adalah  salah  satu  metode  yang  digunakan pembimbing agama Islam di panti. Metode ini digunakan saat pembimbing
agama  telah  selesai  menyampaikan  materi.  Di  sini  remaja    diberi kesempatan  untuk  bertanya  kepada  pembimbing  agama    jika  ada  materi
yang  kurang  jelas  dan  belum  dimengerti.  Pembimbing  agama  tidak memberikan  batasan  jumlah  pertanyaan,  sehingga  remaja  di  perbolehkan
untuk bertanya di luar konteks materi yang dibahas pada hari itu. Biasanya pertanyaan akan langsung dijawab oleh pembimbing agama saat itu juga.
6. Metode praktik langsung.
Metode praktik langsung adalah salah satu metode yang dilakukan oleh  pembimbing  agama  Islam  di  PSBR  dengan  cara  melakukan  praktek
secara  langsung  sesuai  dengan  materi  yang  akan  disampaikan  kepada remaja-remaja.  Diantaranya  tata  cara  membaca  Al-
Qur’an, melaksanakan shalat fardhu dan sunnah.
36
35
Observasi kegiatan Bimbingan Agama Islam, PSBR, 12 April-30 Juni  2014
36
Wawancara pribadi dengan Bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 10 Juli 2014.
D. Faktor  Pendukung  dan  Penghambat  Pembimbing  Agama  Islam  dalam
Meningkatkan Akhlak di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur.
1. Faktor Pendukung
Setiap  program  kegiatan  pasti  akan  mendapati  faktor  penghambat dan  faktor  pendukungnya.  Begitu  juga  dengan  kegiatan  pembimbing
agama  Islam  dalam  meningkatkan  akhlak  remaja  di  Panti  Sosial  Bina Remaja  PSBR  Bambu  Apus  Cipayung  Jakarta  Timur.  Adapun  faktor
pendukung dari kegiatan ini diantaranya: a.
Pembimbing  agama  Islam  yang  ada  di  Panti  Sosial  Bina  Remaja PSBR  Bambu  Apus  Cipayung  Jakarta  Timur  memiliki  pengetahuan
yang  memadai  dalam  menjalankan  tugasnya.  Materi  yang  diberikan kepada  remaja-remaja  di  panti  sudah  dikuasai  pembimbing  agama
Islam dengan baik.
37
b. Adanya  pengawasan  ekstra  dari  orang  tua  asuh  tentang  perubahan
tingkah  laku  remaja-remaja  di  panti  seperti  ketika  remaja-remaja  di panti  mulai  malas  shalat  maka  orang  tua  asuh  akan  mengingatkan.
PSBR  memiliki  buku  pemantau  atau  kontrol  terhadap  ibadah  remaja- remaja  yang  dipegang  oleh  orang  tua  asuh  dan  pembimbing  agama
Islam, untuk mengetahui perkembangan atau perubahan sikap remaja- remaja, sehingga  para orang tua asuh  dan pembimbing agama Islam
dapat memantau dan mengawasi sikap dan perilaku para remaja. Orang tua  asuh  dan  pembimbing  agama  Islam  melakukan  pencatatan  pada
buku  pemantau  perkembangan  remaja-remaja,  baik  yang  bersifat
37
Wawancara  dengan  Bapak  Muhammad  Imron  Rosyadi,  Pembimbing  Agama Islam, PSBR, 9 September 2014