Peran Pembimbing Agama Islam dalam Meningkatkan Akhlak Remaja

Menurut W.S Winkel: “Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan- tuntutan hidup. Bantuan itu bersifat psikis kejiwaan bukan “pertolongan” finansial, media, dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya sekarang dan menjadi lebih mapan untuk menghadapi masalah yang akan dihadapinya kelak ini menjadi tujuan bimbingan. Jadi, yang memberikan bantuan menganggap orang lain mampu menuntun dirinya sendiri meskipun kemampuan itu mungkin harus digali dan dikembangkan melalui bimbingan. 16 Pembimbing Agama Islam di PSBR memberikan bantuan kepada remaja-remaja PSBR yang dilakukan secara berkala, yang bertujuan agar remaja-remaja tersebut dapat mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Upaya yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 2 dan informan 1 : “Pembimbing agama yang ada di sini itu menjelaskan materi akhlak yang baik kepada kita, kita diajarkan untuk selalu berakhlak baik saat di dalam kelas misalnya bagaimana bertingkah laku yang baik, bersikap ramah dengan teman, tidak jahil dan tidak mencuri milik teman. Pembimbing agama juga menjelaskan kepada kita mengenai keuntungan kalau orang yang berakhlak baik akan disayang oleh orang di sekeliling kita, 16 Hamdani, Bimbingan Dan Penyuluhan Islam, Bandung, CV Pustaka Setia, 2012, h. 79 dan akan mempunyai banyak teman. Mereka juga menjelaskan kepada kita bahwa orang yang akhlaknya buruk akan dikucilkan, tidak disenangi oleh orang yang ada di sekeliling kita dan mempunyai sedikit teman. Selanjutnya mereka juga selalu memberikan motivasi kepada kita yang berakhlak baik agar kita yang sudah berakhlak baik untuk selalu dipertahankan dan ditingkatkan, tapi kalo yang berakhlak buruk diberi nasehat dan teguran gitu deh kak. ” 17 “Ia kak, pembimbing agama mengajarkan kepada kita bagaimana bertingkah laku yang baik, misalnya bagaimana cara menghormati orang tua dan berperilaku jujur. Beliau menjelaskan kepada kita keuntungan orang yang berakhlak baik semua orang akan merasa senang dengan kehadiran kita, semua orang akan merasakan manfaat dengan kehadiran kita, apabila kita meninggal mereka merasa kehilangan. Sedangkan orang yang berakhlak buruk tidak disenangi dan dijauhi. ” 18 Dari hasil observasi dan wawancara kepada informan 2 bahwa upaya yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 2 pembimbing agama Islam menjelaskan akhlak kepada remaja yaitu menjelaskan kepada remaja-remaja keuntungan orang yang berakhlak baik dan bahaya orang yang berakhlak buruk. Remaja diajarkan bagaimana berakhlak yang baik saat berada di dalam kelas misalnya bersikap ramah dengan teman, tidak jahil, tidak mencuri milik teman, memberikan apresiasi dalam bentuk pujian kepada remaja yang berakhlak baik, memberikan motivasi dorongan untuk selalu berakhlak baik dan memberikan nasehat serta teguran kepada remaja yang berakhlak buruk. 17 Wawancara dengan Trisna, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus, Jakarta pada tanggal 18 April 2014. 18 Wawancara dengan Trisna, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus, Jakarta pada tanggal 21 April 2014. Berdasarkan dengan hasil wawancara penulis kepada salah satu seorang pembimbing agama Islam, “Akhlak itu diperkenalkan kepada remaja melalui materi tentang akhlak yang baik, yaitu bagaimana remaja bertingkah laku dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh yang baik terlebih dahulu kepada remaja, yaitu dengan mengambil contoh yang baik dari sejarah Nabi Muhammad SAW. Bagi remaja yang berakhlak baik, akan diberikan apresiasi dalam bentuk pujian dan untuk remaja yang berakhlak buruk akan diberikan nasehat dan teguran serta menyuruhnya untuk menyadari atas perbuatan yang telah dilakukan. ” 19 Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pembimbing agama Islam, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Junaedi: “Akhlak ditanamkan kepada remaja dengan keteladanan. Bimbingan dan arahan yang diberikan berupa memantau kehadiran remaja, memberikan nasehat dan memberikan materi yang sifatnya membangun kesadaran remaja tentang pentingnya akhlak yang baik. Untuk memperbaiki akhlak remaja yang buruk adalah dengan menegur dan menasehatinya agar remaja tersebut tidak mengulangi perbuatan buruknya. Bagi siswa yang berakhlak baik akan diberikan apresiasi dengan nilai yang baik. 20

c. Peran Pembimbing Agama

Pembimbing agama Islam memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan akhlak remaja di PSBR. Seperti yang dikemukakan oleh Keliat, bahwasanya peran adalah sikap dan prilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. 21 19 Wawancara pribadi dengan bapak Muhammad Imron Rosyadi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 19 Agustus 2014. 20 Wawancara pribadi dengan bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 20 Agustus 2014. 21 Sabi’ah, KonsepDiri, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, h. 6 Pembimbing yaitu seseorang yang memberikan bantuan bimbingan atau melakukan proses membimbing untuk membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah dengan memberikan nasehat – nasehat agama. Jadi peran pembimbing yaitu memberikan siraman rohani kepada Remaja PSBR sesuai materi atau pokok pembahasan yang diinginkan oleh remaja itu sendiri. Selain itu para pembimbing juga memberikan contoh langsung kapada remaja melalui aplikasi ibadah yang mereka jalankan atau lakukan dalam kegiatan sehari-hari seperti tata cara wudhu, salat, membaca Al- Qur’an dan membaca doa-doa sehari-hari hari. Dalam kegiatan bimbingan agama yang dilakukan Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur ada dua orang pembimbing agama Islam yang memberikan bimbingan kepada remaja di Panti tersebut yaitu Bapak Drs. H. Muhammad Imron Rosyadi dan Bapak Junaedi S. Pd. I. Kedua pembimbing tersebut melakukan bimbingan dengan peran dan fungsi yang sama, namun berbeda dalam segi metode pedekatannya.

d. Akhlak remaja terhadap Allah, akhlak remaja terhadap manusia,

akhlak remaja terhadap lingkungan. Menurud Heny Narendrany Hidayati Akhlak terhadap Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai khalik. 22 Akhlak siswa terhadap Allah SWT di panti dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari data yang penulis peroleh melalui hasil wawancara, sebagaimana yang diungkapkan oleh: Informan 1: “Alhamdulillah setelah menjadi siswa di panti ini saya tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman- teman, saya shalat secara berjama’ah di Masjid. Saya ingat waktu itu Bapak Imron pernah menjelaskan kepada kita bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja karena malas secara terus menerus adalah kekafiran. Dan di dalam ceramah yang pernah beliau sampaikan di Masjid Istiqomah, Bapak Imron juga menjelaskan kepada kita bahwa orang yang mengabaikan shalat kelak akan tersesat kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan orang-orang yang mengerjakan kebaikan maka mereka akan masuk syurga. 23 Informan 5: “Mmm, kalau untuk mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat tahajud insyallah theh jumat subuh jam tigaan. Oia doa saya setelah sholat tahajud itu mudah-mudahan kedua orang tua saya sehat selalu, dilancarkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya. Sebelum saya menjadi siswa dan mengikuti bimbingan agama di panti, shalat fardhu saya sering tidak lengkap alias bolong, dan ibadah sunnah seperti shalat tahajud, dhuha pun bisa dikatakan belum pernah saya lakukan. Sebelumnya saya tidak pernah baca wirid-wirid dan jarang doakan kedua orang tua. Sebelum saya masuk ke panti saya orang yang mudah marah, suka melotot, berkata-kata kasar, sering berkelahi. Saya sadar hal itu akan merugikan diri sendiri. Tetapi alhamdulillah setelah saya menjadi siswa di panti ini saya menjadi lebih solider, cara berbicara lebih sopan dan tidak mementingkan diri sendiri. ” 24 Informan 3 22 Menurut Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlak Karimah Mahasiswa, Jakarta: UIN Press Dan Center For Quality Development And Assurance- Lembaga Peningkatan Dan Jaminan Mutu, 2009, Cet. Ke-1, h. 12-14 23 Hasil wawancara dengan Hasan, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus, Jakarta pada tanggal 21 April 2014. 24 Wawancara dengan Nurjannah, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR, Jakarta pada tanggal 22 Mei 2014. “Alhamdulillah sejak saya mengikuti bimbingan di panti shalat fardhu selalu saya laksanakan. Karena hukum melaksanakan sholat ini adalah wajib.kalau ditinggalkan kita berdosa. kadang saya baca wirid-wirid kadang enggak kak, setelah saya selesai shalat saya hanya mendoakan orang tua saya. Setelah itu saya pergi keluar dan bergabung bersama teman-teman saya yang nongkrong di lapangan panti atau warung. Kalau shalat tahajud jarang kak, tetapi kalau shalat sunnah alhamdulillah saya kadang di Masjid dan kadang di asrama. ” 25 Informan 7 “Aku semenjak tinggal di panti selalu melaksanakan shalat fardhu karena sebagai umat Islam kita diwajibkan untuk melaksanakan shalat fardhu. Setelah shalat aku baca wirid-wirid dan mendoakan orang tua biar selalu diberi kesehatan, panjang umur dan rezeki murah. Kalau shalat tahajud jarang kak, karna aku tidak pernah bangun tengah malam untuk sholat palingan bangun subuh, tapi shalat dhuha aku selalu kerjakan setiap jam istirahat supaya Tuhan mengampuni dosa-dosa yang pernah saya perbuat .” 26 Dari hasil wawancara penulis kepada informan, bahwa akhlak remaja terhadap Allah SWT di panti dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari data yang penulis peroleh melalui hasil wawancara, sebagaimana yang diungkapkan oleh informan diatas. Selama tinggal di panti, para informan telah mengalami perubahan akhlak yang dinilai cukup baik. Perubahan tersebut tampak dalam hal mereka Selalu mendoakan kedua orang tua ketika selesai shalat, selalu membaca wirid-wiridan setelah selesai shalat, selalu melaksanakan shalat fardhu lima waktu secara berjamaah dan juga mengerjakan shalat tahajud. Hal ini disebabkan karena sesudah menjadi siswa dan mendapatkan bimbingan di PSBR mereka baru menyadari bahwa shalat dapat 25 Wawancara dengan Kafi, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR, Jakarta pada tanggal 19 April 2014. 26 Wawancara dengan Yuda, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR, Jakarta pada tanggal 22 Mei 2014. menenangkan jiwa dan pikiran-pikiran yang kalut. Sebelum menjadi siswa dan mengikuti kegiatan bimbingan agama di panti PSBR, para informan ini jarang mendoakan kedua orang tua, tidak pernah membaca wirid-wiridan setelah selesai shalat dan jarang melaksanakan shalat fardhu. Hal ini disebakan karena sebelum mendapatkan bimbingan agama di PSBR, pemahaman agama mereka masih sangat minim sehingga pelaksanaan ibadah pun dinilai masih kurang baik Akhlak remaja terhadap Allah SWT sebagaimana yang diungkapkan Bapak Junaedi dalam pernyataan berikut: “Menurut saya akhlak remaja kepada Allah SWT menjalankan perintah agama terutama masalah shalat alhamdulillah sudah baik, yaitu baik dalam arti lebih banyak yang mau sendiri dibandingkan dengan disuruh-suruh. Walaupun sebagian remaja masih ada yang bercanda ketika melakukan shalat. 27 ” Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil wawancara penulis bersama salah seorang pembimbing agama Islam, Bapak Imron: “Alhamdulillah setelah remaja masuk ke panti ini akhlak remaja kepada Allah SWT terutama masalah shalat sejauh ini sudah berjalan dengan baik meskipun awalnya remaja-remaja ini harus disuruh-suruh dulu untuk shalat ke masjid dan sekarang sebagian besar sudah dengan kesadarannya sendiri shalat ke Masjid tanpa harus disuruh-suruh lagi. Remaja di panti akan terus dibiasakan untuk shalat, meskipun selalu ada penekanan dari kami untuk menyuruhnya shalat. 28 ” Hasil wawancara penulis kepada dua orang pembimbing agama Islam di atas, bahwa akhlak remaja di panti terhadap Allah SWT 27 Wawancara pribadi dengan Bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 9 September 2014 28 Wawancara pribadi dengan Bapak Muhammad Imron Rosyadi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 14 Juli 2014. khususnya yang berhubungan dengan ibadah seperti shalat alhamdulillah secara keseluruhan sudah baik, yaitu baik dalam arti lebih banyak yang mau mengerjakan shalat sendiri tanpa harus disuruh- suruh. Kemauan untuk shalat ini merupakan salah satu perubahan akhlak yang cukup baik dari para remaja di PSBR setelah mereka mengikuti bimbingan agama Islam, karena sebelum mengikuti bimbingan agama di panti PSBR mereka sulit diatur, terutama dalam hal shalat. Akhlak remaja terhadap sesama manusia sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 9 dalam pernyataan berikut: “Ketika ada seseorang yang lagi butuh pertolongan sebisa mungkin saya berusaha untuk menolong dan misalnya ketika ada teman saya lagi ada masalah kita selesaikan bareng-bareng dengan teman deket saya yang lain, kalo ada orang yang buat salah sama saya, saya maafin dan begitu juga sebaliknya. Kalau saya merasa punya salah sama teman, saya langsung minta maaf dan saya juga akan menempati janji kalo buat janji sama teman karena janji itu kan harus ditepati dan ngucapin salam ketika bertamu ke rumah orang karena kelihatan gak sopan kalo main nyelonong masuk aja ke rumah orang. Entar disangka saya anak tidak di didik sama orang tua lagi. Alhamdulillah banget yak setelah saya diberikan bimbingan di panti ini. Dibandingkan sebelum saya ngikutin kegiatan bimbingan saya ini orang nya sangat cuek sekali, gak mau minta maaf kalo ada salah sama orang, gak pernah menempati janji dan kalo masuk ke rumah sendiri kadang baca salam kadang enggak”. 29 Dalam hal akhlak terhadap sesama manusia, bahwa akhlak para remaja di PSBR setelah mengikuti bimbingan agama Islam telah mengalami perubahan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari data yang penulis peroleh melalui hasil wawancara, sebagaimana yang 29 Hasil wawancara dengan Taopik, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus, Jakarta pada tanggal 22 Mei 2014. diungkapkan oleh informan 6. Informan 6 menyatakan bahwa setelah mengikuti bimbingan agama Islam, ia mengalami perubahan akhlak yang lebih baik. Hal ini tampak dalam hal menolong orang yang membutuhkan pertolongan, memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapatnya tentang suatu masalah, meminta maaf ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, memaafkan kesalahan orang lain, menepati janji, dan mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke rumah orang lain. Sebelum mengikuti kegiatan bimbingan agama di PSBR, mereka memiliki sikap cuek, tidak mau menolong orang yang berada dalam kesusahan, suka memukul teman, tidak pernah mau meminta maaf jika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, tidak pernah menepati janji ketika mempunyai janji dengan orang lain dan jarang mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke rumah orang lain. Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil wawancara penulis bersama salah seorang pembimbing agama Islam Bapak Junaedi mengenai akhlak siswa terhadap sesama manusia terutama pada temannya setelah masuk ke panti sudah banyak perubahan seperti lebih solider, menghargai perbedaan, dan saling membantu. 30 Adapun kaitannya dengan akhlak remaja terhadap lingkungan, penulis menilai bahwa akhlak remaja terhadap lingkungan dinilai sudah 30 Wawancara pribadi dengan Bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 9 September 2014. cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan siswa. Siswa menyatakan selalu membuang sampah ke tong sampah yang telah disediakan oleh panti, membersihkan halaman panti yang kotor, menjaga dan merawat keindahan panti dengan tidak mencoret- coret dinding panti, tidak merusak tanaman orang lain, menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Sebelum mengikuti kegiatan bimbingan agama di PSBR. Membuang sampah sembarangan, kurang menjaga kebersihan, dan suka mengambil milik orang lain. 31 . Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil wawancara penulis bersama salah seorang pembimbing agama Islam Bapak Junaedi: “Untuk akhlak remaja terhadap lingkungan, kalau dilihat dari segi kerapihan remaja disini sudah bagus. Hubungan remaja dengan guru sudah baik dan sopan. Mengenai masalah kebersihan masih ada sebagian kecil remaja yang masih membuang sampah sembarangan. Untuk masalah sampah tergantung individunya masing-masing, karena masih ada sebagian kecil siswa yang belum bisa memahami tentang kebersihan. Sebagian siswa masih saja membuang sampah sembarangan tidak membuang ditempat yang sudah disediakan panti, siswa ini membuang sampah ke tong sampah itu apabila disuruh saja, ketika tidak ada yang menyuruh mereka hanya membiarkan dan melihat saja sampah itu berserekan. ” 32 31 Hasil wawancara dengan Dedeh, siswa di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus, Jakarta pada tanggal 22 Mei 2014. 32 Wawancara pribadi dengan Bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 14 Juli 2014

C. Metode Bimbingan yang digunakan Pembimbing Agama Islam dalam

Meningkatkan Akhlak Remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. Metode adalah segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. 33 Metode dalam suatu bimbingan sangat diperlukan sekali agar materi yang disampaikan oleh pembimbing agama Islam dapat dimengerti oleh remaja. Adapun metode yang digunakan oleh pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur: 1. Metode directive Dalam teori ini, metode direktif merupakan bentuk psikoterapi yang paling sederhana, karena pembimbing atas dasar metode ini secara langsung memberi jawaban-jawaban terhadap problem yang klien disadari menjadi sumber kecemasannya. 34 “Pembimbing mengungkapkan metode direktif yang berupaya mengarahkan remaja untuk bisa keluar dari permasalahan yang sedang dihadapinya. Misalnya untuk bimbingan akhlak dan ibadahnya seperti shalat fardhu yang lima waktu merasa kesulitan untuk diberi bimbingan, maka langka awal pembimbing melakukan pendekatan secara emosional agar remaja mau bercerita tentang permasalahan apa yang remaja pikirkan. Setelah siswa menceritakan semua permasalah yang ia hadapi barulah pembimbing memberikan solusi sehingga pikiran mereka menjadi terbuka. Materi yang diberikan pembimbing kepada remaja seperti : tatat cara membaca Al- Qur’an, 33 M. Lutfi, MA, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan Konseling Islam Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 120. 34 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam Jakarta: Hamzah,2010, h.71. Dzikir, kegiatan berjamaah seperti shalat berjamaah, aqidah, fiqih, akhlak dan pengetahuan lainnya. Di dalam bimbingan ini, pembimbing memberikan metode yang mudah dimengerti oleh remaja PSBR. 2. Metode Ceramah Pembimbing agama Islam memberikan ceramah kepada remaja- remaja tentang akhlak, kejujuran dan motivasi. Pembimbing juga menjelaskan secara singkat akhlak mulia yang dimiliki oleh Rasulullah SAW agar dapat dicontoh oleh remaja di panti. Pembimbing agama Islam menggunakan metode ceramah dengan durasi waktu kurang lebih 15 menit. 3. Metode bimbingan belajar Al-Qur’an Al- Qur’an merupakan tuntunan hidup kaum muslimin, yang di dalamnya memuat jawaban atas semua permasalahan yang dihadapi manusia. Al-Q ur’an juga mampu memberikan ketenangan pada hati dan pikiran manusia. Sehingga dengan fadilah Al-Q ur’an dapat membantu dalam memahami atau meningkatkan akhlak remaja. Dalam pelaksanaan metode ini, pembimbing agama Islam mengajarkan tata cara membaca Al- Qur’an. Kemudian metode ini juga diselingi dengan menghafal doa-doa pendek, menghafal bacaan shalat, dan menghafal hadits yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Metode Diskusi Dalam memberikan bimbingan, pembimbing agama Islam memberikan kesempatan kepada remaja untuk berdiskusi. Remaja bisa mengajukan pertanyaan baik seputar masalah keagamaan ataupun masalah lainnya yang ingin didiskusikan. Diskusi merupakan salah satu metode yang diminati oleh remaja di panti karena melalui diskusi ini remaja bisa saling mengemukakan argumentasi untuk mencari jawaban kebenaran sehingga remaja bisa semakin aktif dalam mencari solusi suatu permasalahan yang didiskusikan. 35 5. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah salah satu metode yang digunakan pembimbing agama Islam di panti. Metode ini digunakan saat pembimbing agama telah selesai menyampaikan materi. Di sini remaja diberi kesempatan untuk bertanya kepada pembimbing agama jika ada materi yang kurang jelas dan belum dimengerti. Pembimbing agama tidak memberikan batasan jumlah pertanyaan, sehingga remaja di perbolehkan untuk bertanya di luar konteks materi yang dibahas pada hari itu. Biasanya pertanyaan akan langsung dijawab oleh pembimbing agama saat itu juga. 6. Metode praktik langsung. Metode praktik langsung adalah salah satu metode yang dilakukan oleh pembimbing agama Islam di PSBR dengan cara melakukan praktek secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada remaja-remaja. Diantaranya tata cara membaca Al- Qur’an, melaksanakan shalat fardhu dan sunnah. 36 35 Observasi kegiatan Bimbingan Agama Islam, PSBR, 12 April-30 Juni 2014 36 Wawancara pribadi dengan Bapak Junaedi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 10 Juli 2014.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembimbing Agama Islam dalam

Meningkatkan Akhlak di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. 1. Faktor Pendukung Setiap program kegiatan pasti akan mendapati faktor penghambat dan faktor pendukungnya. Begitu juga dengan kegiatan pembimbing agama Islam dalam meningkatkan akhlak remaja di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur. Adapun faktor pendukung dari kegiatan ini diantaranya: a. Pembimbing agama Islam yang ada di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur memiliki pengetahuan yang memadai dalam menjalankan tugasnya. Materi yang diberikan kepada remaja-remaja di panti sudah dikuasai pembimbing agama Islam dengan baik. 37 b. Adanya pengawasan ekstra dari orang tua asuh tentang perubahan tingkah laku remaja-remaja di panti seperti ketika remaja-remaja di panti mulai malas shalat maka orang tua asuh akan mengingatkan. PSBR memiliki buku pemantau atau kontrol terhadap ibadah remaja- remaja yang dipegang oleh orang tua asuh dan pembimbing agama Islam, untuk mengetahui perkembangan atau perubahan sikap remaja- remaja, sehingga para orang tua asuh dan pembimbing agama Islam dapat memantau dan mengawasi sikap dan perilaku para remaja. Orang tua asuh dan pembimbing agama Islam melakukan pencatatan pada buku pemantau perkembangan remaja-remaja, baik yang bersifat 37 Wawancara dengan Bapak Muhammad Imron Rosyadi, Pembimbing Agama Islam, PSBR, 9 September 2014