Landasan Syariah Landasan Hukum Positif

27 Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan Pasal 1 ayat 13, yang isinya menyatakan bahwa prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudhorobah¸ pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musyarakah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan ijarah, atau adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain IMBT. Sedangkan secara teknis telah diatur dalam pasal 36 huruf b poin kedua PBI Peraturan Bank Indonesia No. 624PBI2004 tentang bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yang intinya menyatakan bak wajib melaksanakan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian dalam melakukan kegiatan usahanya yang meliputi penyaluran dana melalui prinsip bagi hasil berdasarkan akad musyarakah dan mengenai aplikasi akad musyarakah terdapat dalam PBI No. 746PBI 2005tentang akad pengimpun dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Musyarakah juga telah diatur dalam ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 08DSN-MUIIV2000 tercatat pada tanggal 13 April 2000 yang isinya meliputi modal, kerja, keuntungan dan kerugian. 22 Dijelaskan pula pada Peraturan Standar Akutansi PSAK 106 2007 tentang akutansi musyarakah, yang menjelaskan tentang 22 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta : Gajah Mada university Press,2007, h. 128 28 karakteristik musyarakah, pengakuan dan pengukuran seputar transaksi musyarakah, serta penyajian dan pengungkapan informasi investasi musyarakah dalam laporan keuangan. 23

3. Rukun dan Syarat Musyarakah

a. Rukun Musyarakah Rukun syirkah menurut ulama hanafiyah mereka berpendapat bahwa rukun syirkah adalah ijab ungkapan penawaran melakukan perserikatan, dan qabul ungkapam penerimaan, menurutnya prinsip syirkah adalah adanya kerelaan diantara kedua belah pihak. Bagi ulamaHanafiyah yang berakad dan objeknya bukan termasuk rukun, tetapi termasuk syara’ 24 Menurut jumhur ulama rukun syirkah ada 3 : 1 Kedua belah pihak yang berakad 2 Sighat lafaz ijab dan qabul 3 Objek akad Mayoritas ulama berpendapat bahwa rukun syirkah, yaitu : 1 Sighat 2 Dua orang yang melakukan transaksi 3 Obejek yang ditransaksikan Adapun jenis yang lain produk pembiayaan musyarakah antara lain: 25 a. Musyarakah Tetap 23 Rizal Yaya, dkk, Akutansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta : Salemba Empat, 2009, h. 155 24 Ibid, Fiqh Muamalah, h. 133 25 Ascarya, Akad dan Produk Perbankan yariah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007, Edisi-1, h. 60 29 Bentuk akad musyarakah yang paling sederhana adalah musyarakah tetap ketika jumlah dan porsi modal yang disertakan oleh maing-masing mitra tetap selama periodi kontrak. b. Musyarakah Menurun Bentuk akad lain yang merupakan pengembangan dari musyarakah adalah musyarakah menurun. Pada kerjasama ini, dua pihak bermitra untuk kepemilikan bersama suatu asset dalam property, peralatan, perusahaan, dan lainnya. Bagian asset pihak pertama sebagai pemodal, kemudian dibagi dalam beberapa unit dan disepakati bahwa pihak ke dua sebagai klien yang akan membeli bagian asset pihak pertama unit demi unit secara periode sehingga akan meningkatkan bagian asset pihak kedua sampai semua unit milik pihak pertama terbeli semua dan asset sepenuhnya milik pihak kedua.

4. Manfaat Musyarakah

Terdapat banyak manfaat dari pembiayaan musyarakah, diantara lain sebagai berikut : a. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada saat keuntungan usaha nasabah dan bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil. b. Bank akan lebih selektif dan hati-hati prudent, mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan. Hal ini karena keuntungan yang riil dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PROSEDUR PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBIAYAAN

1 42 18

Sistem penunjang keputusan kelayakan pembiayaan usaha kecil menengah (UKM) dengan menggunakan logika fazzy pada bank pembiayaan rakyat syariah:studi kasus PT. BPRS Wkalumi

1 9 263

Strategi Media Relations PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Harta Insan Karimah dalam Menjalin Hubungan dengan Media Massa

1 5 146

Strategi Bank perkeditan Rakyat Syariah (BPRS) dalam pengelolaan risiko pembiayaan UKM: studi BPRS ALSALAAM cabang Cinere

0 3 108

Strategi Pembiayaan Bank BNI Syariah dalam Membantu Peningkatan Usaha Kecil dan Menengah

1 11 98

Dampak pembiayaan syariah terhadap profitabilitas usaha mikro pada nasabah bank perkreditan rakyat syariah harta insan karimah kecamatan ciledug kota Tangerang

1 11 73

Rancang bangun sistem informasi penggajian karyawan (studi kasus: bank pembiayaan rakyat syariah harta insan karimah)

0 2 8

Pembiayaan dan Potensi Kredit Bermasalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia

0 3 13

ANALISIS EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT (BPR) KONVENSIONAL DI Analisis Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Dan Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Konvensional Di Sukoharjo Dengan Menggunakan Metode Data E

0 4 20

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN DENGAN KEPERCAYAAN NASABAH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH HARTA INSAN KARIMAH (BPRS HIK) BEKASI - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 13