9
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian mengenai kota Pematangsiantar pada periode perjuangan mempertahankan kemerdekaan adalah :
1. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang menjadikan kota Pematangsiantar
sebagai ibukota Provinsi Sumatera menggantikan Medan. 2.
Untuk menjelaskan situasi dan peranan kota Pematangsiantar dalam mengisi dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia 1945-1947.
Sehubungan dengan penulisan dan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, maka ada beberapa hal yang bermanfaat bagi kita, antara lain adalah:
1. Untuk memperkaya informasi bagi masyarakat mengenai peranan kota
Pematang Siantar dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. 2.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai kota Pematang Siantar pada masa awal kemerdekaan Republik
Indonesia. 3.
Untuk mempertajam kemampuan penulis dalam melakukan penulisan karangan ilmiah.
1.4. Tinjauan Pustaka
Menulusuri sejarah Kota Pematangsiantar pada masa periode awal kemerdekaan Indonesia tak lepas dari sejarah Indonesia, Sumatera Utara dan Kota Medan pada
10
masa periode awal kemerdekaan juga. Hal ini dikarenakan keempat persoalan ini memiliki kaitan erat dalam proses sejarahnya. Untuk itu, literatur yang digunakan
adalah beberapa mengenai sejarah dimasa awal kemerdekaan baik hal umum mengenai Indonesia hingga yang membahas mengenai sejarah perjuangan Sumatera
Utara dan Medan area dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Penulis menggunakan beberapa buku sebagai acuan penelitian dalam upaya membahas persoalan Kota Pematangsiantar pada awal Kemerdekaan 1945-1950.
Buku-buku ini digunakan karena penulis menganggap informasi mengenai permasalahan yang akan diteliti terdapat dalam buku tersebut,beberapa buku yang
digunakan yaitu:
Buku terbitan Biro Sejarah Prima yang berjudul “Medan Area Mengisi Proklamasi”. Buku ini banyak menjelaskan tentang situasi dan kondisi wilayah
Sumatera Utara pada masa perang kemerdekaan Indonesia. Buku ini menjelaskan bagaimana proses kemerdekaan diwilayah Sumatera Timur mulai dari berita
proklamasi kemerdekaan hingga agresi militer Belanda I yang memicu konflik di kota Medan dan sekitarnya antara laskar rakyat dengan tentara SekutuNICA. Buku ini
membantu penulis mendapat keterangan tentang perpindahan ibukota pemerintahan provinsi Sumatera dari Medan ke Pematangsiantar.
Buku terbitan Kementrian Penerangan, Republik Indonesia, Provinsi Sumatera Utara. Buku ini banyak menjelaskan secara umum tentang keadaan
11
wilayah utara Sumatera seperti Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli masa kemerdekaan. Buku ini membantupenulis dalam menjelaskan proses pembentukan
pemerintahan di wilayah utara Sumatera. Selain itu dalam bab 20 dan 21 dibuku ini dijelaskan mengenai pembangunan ekonomi nasional dan pembangunan masyarakat
pada masa awal kemerdekaan terutama diwilayah Sumatera Utara.
Edisaputra dalam buku “Simalungun Jogja-nya Sumatera, dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, dijelaskan bagaimana wilayah Simalungun dan Kota
Pematangsiantar pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Kota Pematangsiantar yang kemudian menjadi ibukota provinsi Sumatera pada masa agresi militer Belanda I
sempat menjadi pertahanan terakhir bagi pemerintahan Indonesia di Sumatera. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang proses masuknya proklamasi di Simalungun serta
perang kemerdekaan yang bergejolak diwilayah tersebut. Salah satu bahasan penting dalam buku ini adalah mengenai hijrahnya ibukota Sumatera ke Pematangsiantar
yang menjadikan kota tersebut sebagai pusat pemerintahan dan militer wilayah
Sumatera, hingga peristiwa yang membuat jatuhnya Ibukota ke tangan Belanda.
Mayjen TNI Purn H.R. Sjahnan SH dalm buku yang berjudul “Dari Medan Area ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan”. Menjelaskan bahwa kota
Pematangsiantar memiliki peranan penting dalam proses perjuangan rakyat Sumatera Timur, dimana Pematangsiantar dijadikan sebagai pos pertahanan dan pengungsian
bagi para tentara, laskar, dan rakyat dari kota Medan.
12
Tukidjan Pranoto dalam buku yang berjudul “Tetes Embun Di Bumi Simalungun”, banyak dijelaskan mengenai kondisi wilayah Simalungun dan
Pematang Siantar pada masa awal kemerdekaan dari sisi pandang perjuangan Laskar Napindo Banteng Resimen Simalungun. Selain itu, dalam buku ini dijelaskan juga
mengenai bagaimana peranan masyarakat Pematngsiantar dalam menyambut kemerdekaan Republik Indonesia hingga bagaimana rakyat berperan dalam
perjuangan kemerdekaan secara tidak langsung, seperti dengan melakukan pengumpulan senjata, membantu para tentara dengan hal-hal yang berguna lainnya.
Selain dari buku-buku di atas, penulis juga mengguankan beberapa skripsi sarjana Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang
berhubungan dengan Pematangsiantar pada periode awal kemerdekaan, seperti :
Skripsi T. Besler Simamora yang berjudul Agresi Militer Belanda I 1947 di Simalungun. Skripsi Jonner Hasibuan yang Berjudul Runtuhnya Feodalisme di
Simalungun 1946. Skripsi Swarni yang berjudul Peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945. Skripsi Rosidawaty yang berjudul Proklamasi di Simalungun.
Beberapa skripsi ini yang menjadi dasar saya dalam melakukan penelitian dan penulisan mengenai kota Pematangsiantar pada periode 1945-1947. Dalam
skripsi-skripsi ini banyak menjelaskan tentang keadaan wilayah Simalungun dalam beberapa periode.
13
1.5. Metode Penelitian