Usaha Kecil Menengah TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Kecil Menengah

Usaha kecil menengah saat ini merupakan usaha yang masih dapat dipertahankan ditengah badai krisi moneter yang berkepanjangan. Untuk itu pemerintah berupaya dengan keras untuk membina usaha kecil dan menengah guna menjadikan usaha ini penyumbang devisa bagi Negara. Untuk dapat memberikan gambaran tentang usaha kecil menengah, akan dijelaskan terlebih dahulu definisi usaha kecil menengah. Menurut Partomo dan Soejoedono 2004 definisi usaha kecil dan menengah dapat ditinjau dari beberapa peraturan, yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Berdasarkan undang-undang Nomor 9 Tahun 1995, usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan yang memenuhi kriteria-kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- c. Milik warga Negara Indonesia d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar. e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. 2. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316KMK.0161994 Tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil diidentifikasi sebagai perseorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai penjualan pertahun setinggi-tingginya Rp. 600.000.000,- atau asset setinggi-tingginnya Rp. 600.000.000,- diluar tanah dan bangunan yang ditempati terdiri dari : Badan usaha Fa, CV, PT, dan koperasi, 6 perorangan perajinindustri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang pedagang barang dan jasa dan sebagainya. 3. Berdasarkan surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 304kepDir. Tanggal 4 April 1997 tentang pemberian kredit usaha kecil, usaha kecil diidentifikasi sebagia usaha yang memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 c. Milik warga Negara Indonesia d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar. e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi Usaha kecil menengah dapat pula dibedakan berdasarkan batasan jumlah tenaga kerja yang direkrut. Usaha kecil diidentifikasi oleh Badan Pusat Statistik jika jumlah tenaga kerja yang dimiliki antara 5 hingga 19 orang, sedangkan usaha menengah berkisar antara 20 hingga 99 orang, lebih dari 100 orang dikategorikan sebagai usaha besar. Menurut Partomo dan Soejoedono 2004 usaha kecil dan menengah menjadi pusat perhatian karena tingkat perekonomian dan pengetahuan yang kurang maju dalam berbisnis. UKM menghadapi kendala-kendala dalam mempertahankan atau mengembangkan usaha bisnis antara lain kurang pengetahuan pengelolaan usaha, kurang modal dan lemah di bidang pemasaran. Banyak definisi usaha mikro kecil dan menengah yang dipahami baik dari lembaga lokal maupun asing. Namun demikian, perbankan Indonesia menggunakan definisi UKM sesuai dengan kesepakatan Menko Kesra dengan Bank Indonesia. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum. Hasil penjualan tahunan bisnis tersebut paling banyak Rp. 100.000.000,- dan milik warga Negara Indonesia. 7 Menurut Iqbal dan Simanjuntak 2004, UKM harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan analisis persaingankompetisi. Oleh karena itu, UKM harus mengetahui siapa pesaingnya, pelanggan dan juga tentang usahanya sendiri sehingga UKM dapat merencanakan strategi bisnis yang tepat untuk usahanya tersebut.

2.2. Pengertian Biaya