Uji Validitas Dan Reliabilitas Karakteristik Responden

28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas

Analisis positioning kacang mete di benak konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dimulai dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan metode pretest sebelum kuesioner disebar. Uji coba kuesioner dilakukan pada 30 responden dengan uji validitas. Apabila nilai korelasi yang diperoleh lebih rendah dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen yaitu sebesar 0.361 pada jumlah pengamatan 30 responden maka pertanyaan tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan atau pertanyaan tersebut harus diganti susunan kalimatnya. Pada hasil uji validitas Lampiran 3 terhadap 12 atribut hanya 10 atribut yang memiliki nilai 0.361 sehingga dianggap valid sementara 2 atribut yang nilainya 0.361 yaitu atribut ukuran dan kemasan tidak akan digunakan lagi pada kuesioner penelitian, sedangkan pada hasil uji validitas terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian Lampiran 4 dapat dilihat dari 14 variabel faktor terdapat 2 faktor yang memiliki nilai 0.361yaitu variabel besar pengeluaran dan harga tidak akan digunakan lagi pada kuesioner penelitian. Uji reliabilitas pada atribut Lampiran 5 menghasilkan nilai r hitung sebesar 0.950 dan r total sebesar 0.974, jika nilai r total r hitung maka reliabel, sedangkan uji reliabilitas terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi pembelian Lampiran 6 menghasilkan nilai r hitung sebesar 0.649 dan r total sebesar 0.787 sehingga dikatakan reliabel. Sesudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas maka dapat dilakukan penyebaran kuesioner penelitian untuk mendapatkan data primer. Jumlah kuesioner yang berhasil dikumpulkan sebanyak 176 kuesioner dan hanya 160 kuesioner yang dapat diolah karena memenuhi kriteria yang diinginkan penulis.

5.2 Karakteristik Responden

Lokasi pengambilan responden adalah daerah DKI Jakarta yang dibagi lagi menjadi lima kotamadya yaitu, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Responden Berdasarkan Lokasi Kotamadya Responden Jakarta Pusat 17 Jakarta Utara 26 Jakarta Barat 31 Jakarta Selatan 36 Jakarta Timur 50 Total 160 Jakarta Timur mempunyai jumlah penduduk terbesar dibandingkan dengan daerah Jakarta lainnya yaitu sebesar 2.634.779 penduduk. Tingginya jumlah penduduk di wilayah ini berbanding lurus dengan luas wilayah yang dimiliki oleh daerah Jakarta Timur. Pengambilan responden di 29 wilayah Jakarta Timur paling banyak diantara wilayah lainnya. Pengambilan responden di masing-masing kotamadya yang ada di wilayah Jakarta didapatkan dengan membagi jumlah penduduk dari masing-masing kotamadya dengan jumlah keseluruhan penduduk dari wilayah Jakarta kemudian hasilnya dikali 160 persen. Tempat kedua diduduki oleh daerah Jakarta Selatan yaitu 1.892.610 penduduk, tempat ketiga diduduki oleh daerah Jakarta Barat yaitu 1.635.887 penduduk, tempat keempat dan kelima diduduki oleh Jakarta Utara dan Jakarta Pusat dengan jumlah penduduk masing-masing sebesar 1.423.186 penduduk dan 916.717 penduduk Badan Pusat Statistik 2010. Pertanyaan dalam kuesioner ini merupakan pertanyaan tertutup dimana responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Pertanyaan pertama dari kuesioner ini dimulai dengan screening dimana responden yang pernah mengkonsumsi kacang mete dan yang tidak akan disaring. Jika responden pernah mengkonsumsi kacang mete maka responden dapat melanjutkan ke pertanyaan yang berhubungan dengan karakteristik responden tetapi jika responden menjawab tidak maka responden hanya cukup menjawab pertanyaan nomor dua mengenai alasan tidak mengkonsumsi kacang mete dan tidak perlu melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan dari 176 kuesioner yang disebarkan sebanyak 160 responden pernah mengkonsumsi kacang mete dan hanya sebesar 16 responden yang tidak pernah mengkonsumsi kacang mete yang disebabkan karena responden tidak terbiasa mengkonsumsi kacang mete dan juga karena alasan kesehatan. Pengalaman mengkonsumsi ini dinilai memiliki dampak bagi terciptanya kebiasaan ataupun perilaku yang mendahului maupun terjadi setelah mengkonsumsi. Gambar 7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang terlibat dalam penelitian ini memiliki pengalaman mengkonsumsi kacang mete. Gambar 7. Responden yang Pernah Mengkonsumsi Kacang Mete Pada penelitian ini, karakteristik responden kacang mete dilihat dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, pekerjaan dan pendapatan setiap bulan. Penentuan karakteristik responden ini didasarkan pada pengaruhnya terhadap proses keputusan pembelian kacang mete sebagai cemilan. Pada Gambar 8 dibawah ini terlihat bahwa perempuan lebih sering mengkonsumsi kacang mete dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan lebih menyukai makanan ringan dibandingkan dengan pria dan perempuan biasanya yang lebih menentukan keputusan pembelian terhadap produk makanan. 30 Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Usia konsumen pada kuesioner dimulai dari usia 17 tahun karena pada usia ini seseorang dianggap telah memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam menerima informasi. Konsumen kacang mete umumnya menyebar pada kisaran usia antara 17-26 tahun yaitu sebanyak 56 persen, sedangkan konsumen kacang mete yang paling sedikit jumlahnya adalah konsumen yang berusia antara 46-55 tahun yaitu sebanyak 8 persen. Hal ini dapat disebabkan karena remaja dan dewasa cenderung menyukai makanan ringan seperti kacang mete, selain itu orang tua tidak terlalu sering mengkonsumsi kacang mete karena alasan kesehatan. Karakteristik usia responden berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Status pernikahan jumlah responden yang sudah menikah dan belum menikah yang terbesar adalah yang belum menikah sebesar 60 persen. Responden yang belum menikah lebih mudah mengambil keputusan untuk mengkonsumsi kacang mete sebagai cemilan sedangkan yang sudah menikah cenderung mengikuti pasangannya dan manajemen keuangan keluarga. Karakteristik status pernikahan responden berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 10. 31 Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan Jenis pekerjaan merupakan salah satu karakteristik responden yang dapat dijadikan sebagai salah satu kriteria dalam kelas sosial. Gambar 11 menunjukkan bahwa pegawai swasta dan mahasiswa merupakan konsumen paling banyak dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini didukung oleh data yang menyebutkan bahwa responden yang banyak mengkonsumsi kacang mete adalah kelompok usia 17-26 tahun. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat yang banyak melakukan aktivitas di luar rumah dan pergi ke tempat-tempat perbelanjaan dimana berbagai makanan ringan dijual, senang mencoba sesuatu yang baru dan senang membelanjakan uang untuk memperoleh barang-barang kebutuhan. Pegawai biasanya cukup sibuk dengan pekerjaan sehari-hari dan di akhir pekan sering menghabiskan waktu untuk berpergian keluar rumah baik berbelanja ataupun makan di luar, atau hanya sekedar santai di rumah. Kelompok ini biasanya senang berbelanja di supermarket atau minimarket yang jarak tempat tidak terlalu jauh dari rumah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelompok pegawai dan mahasiswa yang berusia 17-26 tahun dapat dijadikan pasar potensial bagi produsen kacang mete merek Caspy memasarkan produknya dengan membuat kemasan yang menarik, praktis dan mudah dibawa. Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebagian besar konsumen kacang mete memiliki pendapatan pribadi per bulan sebesar Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 sebesar 35 persen. Hal ini berarti responden yang mengkonsumsi kacang mete mempunyai pendapatan yang cukup tinggi. Menurut Sumarwan 2003, jumlah pendapatan akan menggambarkan daya beli konsumen, daya beli akan menggambarkan 32 banyaknya produk dan jasa yang dapat dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen dan seluruh anggota keluarganya. Karakteristik pekerjaan responden kacang mete berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

5.3 Proses Keputusan Pembelian

Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Sawi dan Jenis Sayur Lainnya (Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan)

0 39 89

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 6 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KACAMATA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kacamata Di Alun-Alun Kota Surakarta.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KACAMATA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kacamata Di Alun-Alun Kota Surakarta.

0 2 15

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIMPATI DI KARANGANYAR.

0 1 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIMPATI DI SUKOHARJO.

0 1 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SIRUP ABC DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Sirup Abc Di Jaten Karanganyar.

0 0 15