Pendekatan Masalah Sumber Data Penelitian Terdahulu

15 Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional

3.2 Pendekatan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengidentifikasi positioning dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Peneliti berusaha memperoleh penilaian dari konsumen produk kacang mete sebagai cemilan snack. Penilaian dari konsumen tersebut dimaksudkan untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap atribut positioning produk sehingga dapat dipilh alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan.

3.3 Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari konsumen melalui kuesioner yang disebarkan di daerah DKI Jakarta di lima wilayah kotamadya yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Pemilihan wilayah ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa DKI Jakarta mempunyai ukuran pasar kacang mete yang cukup tinggi. Kegiatan pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2011. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 176 dan yang diolah hanya 160 sampel yang didapat dari Persaingan dalam Industri Kacang Mete Terus Meningkat Peningkatan Daya Saing Kacang mete dengan Fokus pada Konsumen Identifikasi Atribut Produk Faktor Dominan dalam Keputusan Pembelian Kacang Mete Analisis Deskriptif Analisis Faktor Analisis Biplot Positioning Produk Strategi Pemasaran Kacang Mete Analisis Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian 16 perhitungan Rumus Slovin dengan jumlah populasi penduduk DKI Jakarta adalah 8.503.179 pada tahun 2010 Badan Pusat Statistik 2010. Kuesioner menggunakan pertanyaan tertutup. Selain itu, dilakukan wawancara langsung terhadap perusahaan. Data sekunder diperoleh dari laporan perusahaan PT. Sentra Family Food, Badan Pusat Statistik, internet, dan literatur yang mengarah pada penelitian. 3.4 Tata Laksana 3.4.1. Pembuatan Kuesioner Pertanyaan dalam kuesioner ini merupakan pertanyaan tertutup dimana responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Menurut Kotler dan Amstrong 2008, pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang menyertakan semua jawaban yang mungkin responden pilih diantara jawaban-jawaban yang ada. Pertanyaan pertama dari kuesioner ini dimulai dengan screening dimana responden yang pernah mengkonsumsi kacang mete dan yang tidak akan di saring Lampiran 2. Jika responden pernah mengkonsumsi kacang mete maka responden dapat melanjutkan ke pertanyaan yang berhubungan dengan karakteristik responden tetapi jika responden menjawab tidak maka responden hanya cukup menjawab pertanyaan nomor dua mengenai alasan tidak mengkonsumsi kacang mete dan tidak perlu melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Selanjutnya responden yang pernah mengkonsumsi kacang mete dapat menjawab pertanyaan bagian I yang merupakan pertanyaan mengenai karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, pekerjaan dan pendapatan setiap bulan. Selanjutnya responden dapat menjawab pertanyaan bagian II yang berkaitan dengan tahap-tahap proses keputusan pembelian kacang mete sebagai cemilan snack oleh konsumen, dimana pertanyaan nomor 8-16 merupakan pertanyaan umum mengenai kacang mete sedangkan pertanyaan nomor 17 merupakan pertanyaan mengenai beberapa merek yang diketahui oleh konsumen, hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana konsumen mengetahui merek kacang mete apa yang paling sering dibeli. Pertanyaan nomor 18 merupakan pertanyaan mengenai pengenalan responden dengan merek kacang mete Caspy yang merupakan merek kacang mete perusahaan PT. Sentra Family Food. Jika responden tidak mengenal kacang mete merek Caspy maka responden tidak perlu melanjutkan ke pertanyaan bagian II lainnya tetapi jika responden mengetahui merek kacang mete Caspy maka responden dapat menjawab pertanyaan berikutnya yang berkaitan dengan informasi dari mana responden mengetahui kacang mete merek Caspy. Pertanyaan nomor 20 berkaitan dengan responden yang pernah mengkonsumsi kacang mete, pertanyaan ini dimaksudkan karena ada responden yang mengenal merek kacang mete Caspy tetapi tidak pernah mengkonsumsi kacang mete tersebut. Bagi responden yang tidak pernah mengkonsumsi kacang mete merek Caspy maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah responden mau mencoba kacang mete merek Caspy, jika tidak maka dapat disertai alasan dan tidak perlu melanjutkan ke pertanyaan bagian II lainnya. Tetapi jika responden pernah mengkonsumsi kacang mete merek Caspy maka dapat melanjutkan ke pertanyaan nomor 22 mengenai kepuasaan setelah mengkonsumsi kacang mete merek Caspy dan pertanyaan nomor 23 mengenai keinginan untuk membeli lagi kacang mete merek Caspy serta pertanyaan nomor 24 yang berkaitan dengan kenaikkan harga pada kacang mete merek Caspy. 17 Pertanyaan bagian III mengenai tingkat kepentingan dan perbandingan dengan pesaing. Beberapa merek yang menjadi pesaing dari kacang mete merek Caspy akan dibandingkan dengan merek-merek lainnya dengan beberapa atribut. Responden yang tidak pernah mengkonsumsi kacang mete merek Caspy atau tidak pernah mengkonsumsi merek lainnya dapat menjawab pertanyaan bagian III dengan mengetahui pengalaman dari orang-orang terdekat atau sekedar mengetahui dari beberapa sumber. Pertanyaan bagian IV merupakan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian, dimana faktor-faktor tersebut terdiri dari pertanyaan yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis.

3.4.2. Pengujian Kuesioner

Pada penyusunan kuesioner, kuesioner tersebut diuji terlebih dahulu melalui pre test , yaitu uji validitas dan reliabilitas. Cara ini akan dapat diketahui apakah pertanyaan tertentu perlu dihilangkan atau ditambahkan, apakah responden dapat mengerti arti pertanyaan tersebut, apakah urutan pertanyaan perlu diubah, apakah pertanyaan dapat diperhalus dengan mengubah bahasa dan berapa lama waktu yang diperlukan dalam wawancara. 1. Uji Validitas Validitas merupakan kesesuaian konsep pengukuran tersebut dengan fakta di lapangan. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi otomatis dapat diandalkan reliable. Rumus untuk mencari nilai validitas pada persamaan 1. 1 Keterangan : N = jumlah Responden X = skor Masing-masing Pertanyaan Y = skor Total Bila r hitung lebih besar dari r tabel , maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pertanyaan tersebut dan layak digunakan. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas memberikan kesesuaian antara hasil-hasil pengukuran atau konsistensi pengukuran. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik, dengan rumus pada persamaan 2 dan 3 : 3 jika: 18 4 Keterangan : r = koefisien Realibilitas yang Dicari k = jumlah butir pertanyaan δ 2 = ragam Skor Tes δi 2 = ragam Skor Tes xi = jumlah Skor Jawaban Subyek untuk Butir Pertanyaan ke-n N = jumlah Responden

3.4.3. Metode Pengambilan Sampel

Menurut Tjiptono dan Santoso 2001 terdapat dua macam metode pengambilan sampel, yaitu pengambilan sampel probabilitas dan non-probabilitas. Dalam pengambilan sampel probabilitas, setiap unsur populasi memiliki kesempatan yang diketahui untuk terpilih menjadi sampel. Beberapa contoh pengambilan sampel probabilitas adalah pengambilan sampel acak sederhana, sampel bertingkat, sampel berkelompok, sampel sistematis dan sampel bertahap. Pada metode pengambilan sampel non-probabilitas, peluang setiap elemen dalam populasi untuk dapat terpilih sebagai sampel tidak dapat diketahui dengan pasti. Setiap unsur dalam populasi terpilih sama sekali tidak memiliki kesempatan yang diketahui. Beberapa contoh pengambilan sampel non-probabilitas adalah pengambilan sampel kemudahan, pertimbangan, kuota dan snowball sampling . Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode non-probabilitas. Hal ini dikarenakan peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. Populasi yang diteliti adalah konsumen kacang mete di daerah Jakarta dimana peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya dan juga karakteristik konsumen. Teknik pengambilan sampel dengan metode non-probabilitas menggunakan dua metode pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis. Metode yang pertama adalah metode purposive sampling untuk memilih tempat yang akan dijadikan pengambilan sampel. Tempat yang dijadikan pengambilan sampel adalah beberapa pusat perbelanjaan yang tersebar di daerah Jakarta. Pusat perbelanjaan yang dipilih adalah pusat perbelanjaan yang tingkat keramaiannya tinggi dan merupakan pusat perbelanjaan yang cukup besar di kota Jakarta dengan sebagian besar pengunjung berasal dari kelas menengah ke atas. Lokasi dari beberapa pusat perbelanjaan ini mewakili setiap kotamadya yang ada di Jakarta. Selain di pusat perbelanjaan, tempat yang akan di jadikan pengambilan sampel adalah beberapa universitas dan tempat hiburan. Metode yang kedua adalah convenience sampling atau disebut juga accidental sampling sampel kebetulan untuk memilih responden dari tempat terpilih tersebut. Metode pengambilan sampel kemudahan convenience sampling adalah berdasarkan kemudahan bagi peneliti. Responden yang mempunyai kesempatan terpilih hanya mereka yang kebetulan berada di tempat wawancara. Pengambilan sampel kemudahan diterapkan secara luas dalam praktek riset pemasaran karena fleksibilitas dan kemudahannya. Operasional 19 pengambilan sampel dilakukan atas dasar pendekatan langsung ke responden dengan dipandu penulis. Dalam hal ini, penulis akan mewawancarai responden sehingga dapat diperoleh informasi lebih dalam. Ukuran sampel yang diambil harus dihitung terlebih dahulu agar sampel yang diambil dapat mewakili populasi salah satu rumus yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel minimal jika diketahui ukuran populasi adalah rumus Slovin Umar 2003, dengan rumus sebagai berikut: 5 Keterangan: N = jumlah populasi n = jumlah sampel e = kesalahan pengambilan sampel ditetapkan sebesar 10 Pada umumnya persentase kesalahan yang bisa ditolerir pada penelitian sosial sebesar 5 - 20 karena pada hasil penelitian sosial sulit dipastikan keakuratan data seperti pada penelitian ilmu pasti. Pada penelitian ini digunakan toleransi kesalahan sebesar 10. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa jumlah minimal sampel yang diambil dari keseluruhan jumlah populasi yaitu sebanyak 100 sampel.

3.4.4 Penyebaran Kuesioner

Kuesioner disebarkan di tempat-tempat umum di DKI Jakarta seperti pusat perbelanjaan, kampus dan tempat hiburan yang banyak dikunjungi masyarakat. Responden dipilih secara kebetulan dari orang-orang yang sedang ada di pusat perbelanjaan, universitas dan tempat hiburan yang banyak dikunjungi masyarakat. Responden yang mengisi kuesioner adalah responden yang pernah mengkonsumsi kacang mete. Jumlah sampel sebanyak 160 responden yang didapat dari perhitungan Rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10 persen. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan jumlah minimal sampel sebanyak 100 orang, Untuk penelitian sosial dengan analisis data statistik non parametrik, tidak terdapat ketentuan khusus mengenai jumlah sampel penelitian, sehingga jumlah sampel yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan, dengan pertimbangan biaya, tenaga dan waktu namun tetap harus mewakili populasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencegah adanya kuesioner yang tidak valid maka kuesioner yang disebarkan sebanyak 176 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 160 kuesioner. Sebelum kuesioner ini digunakan dalam proses pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap kuesioner tersebut. Pengujian terhadap pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian perlu dilakukan, yaitu dengan menguji validitas dan reliabilitas. Hal ini dilakukan agar kuesioner yang digunakan memang akurat dan layak untuk disebar kepada responden. Kuesioner yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas berbeda dengan kuesioner saat pengumpulan data, pertanyaan pada kuesioner untuk 20 validitas lebih sedikit dan hanya melihat bagian-bagian yang dianggap penting untuk menunjang kuesioner penelitian selanjutnya. Untuk melakukan pengujian validitas dan reliabilitas dibutuhkan sampel minimal 30 responden. Sampel yang digunakan oleh penelitian dalam uji validitas dan reliabilitas ini adalah konsumen yang pernah mengkonsumsi kacang mete yaitu sebanyak 30 orang responden. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka akan diketahui validitas dan reliabilitas dari butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut. Jika semua pertanyaan bersifat valid dan reliabel maka kuesioner dapat digunakan untuk melakukan penelitian tahap selanjutnya. Akan tetapi, jika terdapat pertanyaan yang tidak valid maka pertanyaan tersebut harus dibuang atau diganti dan kemudian dilakukan lagi uji validitas dan reliabilitas sampai semua pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut bersifat valid. Wilayah penyebaran hanya dibatasi di lima kotamadya di DKI Jakarta karena Jakarta merupakan salah satu pasar sasaran dari kacang mete merek Caspy. Responden dari daerah Jakarta Pusat dipilih dari pusat perbelanjaan Atrium Senen, Mall Tanah Abang dan ITC Roxy Mas dengan jumlah responden sebanyak 17 orang. Responden dari daerah Jakarta Utara dipilih dari pusat perbelanjaan ITC Mangga dua, WTC mangga dua dan tempat wisata Kota Tua dengan jumlah responden sebanyak 26 orang. Responden dari daerah Jakarta Barat dipilih dari pusat perbelanjaan Mall Puri Indah, Glodok Plaza dan Universitas Mercu Buana dengan jumlah responden sebanyak 31 orang. Responden dari daerah Jakarta Selatan dipilih dari pusat perbelanjaan Blok M Plaza, Pondok Indah Mall, Poinsquare, Universitas Islam Negeri Jakarta dan Universitas Budi Luhur dengan jumlah responden sebanyak 36 orang. Responden dari daerah Jakarta Timur dipilih dari pusat perbelanjaan Pusat Grosir Cililitan, Mall Kalibata dan Cibubur Square dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. 21 Ya Gambar 6. Diagram alir pelaksanaan penelitian 3.5 Metode Analisis Data Terdapat tiga alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik dan tahapan keputusan pembelian konsumen, analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa faktor dalam satu komponen utama yang memiliki keterkaitan, analisis faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi terhadap pembelian konsumen dengan melihat nilai communality terbesar dan analisis Biplot digunakan untuk mengetahui posisi produk kacang mete dibanding dengan produk kacang mete merek lainnya. Penentuan Tujuan Penelitian Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Pengumpulan Data Penyebaran Kuesioner Pengujian Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas Pembuatan Kuesioner Studi Pustaka Penyusunan Skripsi Penyusunan positioning dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Mulai Pengolahan Data SPSS 16.0 for Windows Mulai 22

3.5.1 Analisis Deskriptif

Menurut Santoso dan Tjiptono 2001 analisis deskriptif merupakan sekumpulan data secara visual yang dapat dilakukan dalam dua bagian yaitu : 1. Deskripsi dalam bentuk tulisan atau teks. Tulisan terdiri atas bagian-bagian penting yang menggambarkan isi data secara keseluruhan. 2. Deskripsi dalam bentuk gambar atau grafik. Grafik sebuah data biasanya disajikan untuk melengkapi deskripsi berupa teks agar data tampak lebih dan komunikatif dengan para penggunanya. Hasil analisis data berupa informasi yang lebih sederhana ini perlu ditafsirkan guna memperoleh makna dan implikasi yang lebih luas. Langkah awal analisis terhadap data adalah eksplorasi terhadap data tersebut. Salah satu prosedur dasar dalam metode statistika dalam pengolahan data adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik umum konsumen seperti umur, jenis kelamin, status pekerjaan, status pernikahan serta pendapatan dan juga untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pembelian konsumen kacang mete dalam bentuk tabulasi sederhana dengan mengelompokkan responden berdasarkan jawaban yang sama dan kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Analisis deskriptif bertujuan untuk menguraikan tentang karakteristik dari keadaan serta mencoba untuk mencari uraian menyeluruh dan teliti dari suatu keadaan. Analisis deskriptif dapat dirumuskan pada persamaan 6 : 6 Dimana : P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu Jumlah responden yang memilih kategori tertentu Total jawaban

3.5.2 Analisis Biplot

Analisis Biplot merupakan suatu alat analisis yang menyajikan posisi relatif dan objek pengamatan, dalam hal ini adalah pesaing-pesaing dari produk kacang mete dengan p sebagai peubah, dan atribut yang diteliti secara simultan dalam dua dimensi. Analisis Biplot yang digunakan pada data yang minimal memiliki skala pengukuran interval. Pengolahan data dengan menggunakan program Makro SAS. Input untuk data Biplot adalah matrik rataan yaitu matriks yang berisi rataan dari setiap peubah pada setiap objek atau matrik data dari n objek dan p peubah itu sendiri. Struktur data yang dapat dianalisis dengan metode Biplot diperlihatkan oleh Tabel 1. 23 Tabel 1. Struktur Data yang dapat dianalisis dengan Metode Biplot Produk Kacang Mete Merek ke- Peubah ke- 1 2 3 … M 1 2 3 … N y 11 y 21 y 31 … y n1 y 12 y 22 y 32 … y n2 y 13 y 23 y 33 … y n3 … … … … … y 1m y 2m y 3m … y nm Keterangan : N = Jumlah pesaing produk kacang mete olahan berbagai rasa m = Jumlah peubah pengamatan y nm = Skala penilaian responden pada merek ke-i terhadap peubah ke-j Output Biplot berupa nilai singular dan keragamannya, rasio skala garis pada Biplot, koordinat Biplot serta Biplot itu sendiri. Dua nilai singular pertama menunjukkan keragaman yang diterangkan oleh komponen 1 sumbu utama dan komponen 2 sumbu 2 pada Biplot. Besarnya keragaman yang dapat diterangkan oleh kedua sumbu utama tersebut dilihat dari presentase dan keragamannya. Analisis Biplot bertujuan untuk mengetahui hubungan antar atribut, kemiripan relatif antar pesaing kacang mete, posisi relatif antar produk kacang mete olahan dengan atribut produk dan nilai atribut pada suatu produk kacang mete olahan. Adapun produk yang diteliti adalah merek pesaing dari kacang mete, sedangkan peubah yang diamati adalah rasa, kerenyahan, kualitas produk, harga, merek, kemudahan memperoleh, promosi menarik, potongan harga dan bonus yang diberikan. Interpretasi dari analisis Biplot adalah sebagai berikut : 1. Panjang vektor peubah sebanding dengan keragaman peubah tersebut. Semakin panjang vektor suatu peubah maka keragaman peubah tersebut semakin tinggi. 2. Nilai kosinus sudut antara dua vektor peubah menggambarkan korelasi kedua peubah. Semakin sempit sudut yang dibuat antara dua peubah maka semakin positif tinggi korelasinya. Jika sudut yang dibuat tegak lurus maka korelasi keduanya rendah, sedangkan jika sudutnya tumpul berlawanan arah maka korelasinya negatif. 3. Posisi objek yang searah dengan suatu vektor peubah diinterprestasikan sebagai besarnya nilai peubah untuk objek yang searah dengannya. Semakin dekat letak objek dengan arah yang ditunjuk oleh suatu peubah maka semakin tinggi nilai peubah tersebut untuk objek itu, sedangkan jika arahnya berlawanan maka nilainya rendah. 4. Kedekatan letak atau posisi dua buah objek diinterpretasikan sebagai kemiripan sifat yang ditunjukkan oleh nilai-nilai peubahnya yang semakin mirip. 3.5.3 Analisis Faktor Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap kacang mete adalah analisis faktor. Data yang digunakan adalah data dari pengisian kuesioner konsumen kacang mete. Analisis faktor 24 merupakan salah satu teknik dalam analisis multivariate yaitu analisis yang digunakan untuk menelaah variabel-variabel dalam jumlah besar. Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit yang dinamakan sebagai analisis faktor Santoso dan Tjiptono, 2001. Jadi pada hasil penelitian ini terdapat 12 variabel yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen setelah dilakukan analisis faktor terdapat satu variabel yang paling mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Menurut Santoso dan Tjiptono 2001 secara garis besar tahapan pada analisis faktor yaitu : 1. Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor, karena analisis faktor mengelompokkan sejumlah variabel maka seharusnya ada korelasi yang cukup kuat diantara variabel sehingga akan terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah dengan variabel lainnya maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Menguji variabel-variabel yang akan ditentukan, dengan menggunakan metode Barlett test of sphericity. Untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor, digunakan metode Kaiser-Meyer-Olkin KMO. KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Tingkat kesesuaian harga KMO dijelaskan pada Tabel 2. Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy MSA. Syarat minimum untuk besarnya nilai MSA adalah sebesar 0.5. Tabel 2. Tingkat Kesesuaian Penggunaan Analisis Faktor Dengan Harga KMO Harga KMO Tingkat kesesuaian penggunaan analisis faktor 0.9 Sangat memuaskan 0.8 Memuaskan 0.7 Harga menengah 0.6 Cukup 0.5 Kurang memuaskan 0.5 Tidak Diterima 2. Setelah sejumlah variabel terpilih maka dilakukan ekstraksi variabel tersebut sehingga menjadi satu atau beberapa faktor. Pada penelitian kali ini menggunakan analisis komponen utama Principle Component Analysis yang merupakan merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentuk suatu kombinasi linear dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak mungkin jumlah variasi variabel awal yang mungkin. 3. Untuk dapat membedakan faktor secara nyata dengan faktor lain dapat dilakukan proses rotasi. 4. Setelah faktor benar-benar sudah terbentuk maka proses dilanjutkan dengan menamakan faktor yang ada. Terdapat dua hasil utama dari analisis faktor ini. Pertama, nilai communality semakin tinggi nilai communality, maka variabel tersebut semakin mempengaruhi konsumen. Batasan penilaian faktor yang berpengaruh mempunyai skala antara 70-80 25 yang berarti dalam nilai communality faktor yang berada dalam skala tersebut adalah faktor-faktor yang berpengaruh nyata. Hasil kedua adalah ekstraksi variabel ke dalam komponen utama. Untuk menentukan jumlah komponen utama maka dipilih komponen utama dengan nilai eigenvalue di atas 1,00. Nilai ini menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung keragaman seluruh variabel ke dalam komponen utama berdasarkan pada nilai loading terbesar dari variabel tersebut. Prinsip kerja analisis faktor adalah dari n variabel yang diamati dimana beberapa variabel mempunyai korelasi maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut memiliki p faktor umum common factor yang mendasari korelasi antar variabel dan juga m faktor unik unique factor yang membedakan tiap variabel. Faktor umum dilambangkan dengan F1, F2, F3, F4,...,Fm dan faktor unik U1, U2, U3, U4,...,Um. Model matematis dasar analisis faktor yang digunakan untuk setiap variabel independen X1 adalah: 7 Dimana : Xi = variabel independen ke-i Fj = faktor kesamaan ke-j Ui = faktor unik ke-i Aij = koefisien faktor kesamaan Bi = koefisien faktor unik

3.6 Penelitian Terdahulu

Putrani 2001 melakukan penelitian berjudul “Positioning Produk Ayam Goreng dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Memilih Restoran Fried Chicken Kasus : California Fried Chicken, Bogor Trade Mall”. Alat analisis yang digunakan adalah analisis citra yang memeriksa pengetahuan konsumen mengenai sifat, analisis biplot untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap suatu produk berkaitan dengan produk pesaing, serta analisis perilaku pembelian untuk mengetahui persepsi konsumen dalam pengambilan keputusan pemilihan restoran Fried Chicken. Pramudiyanto 2005 melakukan penelitian mengenai kajian perilaku konsumen terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian teh bubuk kemasan dan implikasinya terhadap bauran pemasaran studi kasus di kotamadya Bogor perencananaan strategi yang dilakukan membandingkan atribut-atribut untuk setiap merek teh bubuk kemasan untuk menentukan kajian perilaku konsumen terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. 26

IV. PROFIL PERUSAHAAN

4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Sentra Family Food yang berlokasi di Jakarta Barat berdiri pada tahun 2010. Perusahaan ini berdiri dari beberapa investor sehingga kepemilikan masih dimiliki perorangan dan masih diperlukan pengembangan dalam manajemen perusahaan. PT. Sentra Family Food didirikan karena melihat pasar dari produk mete mentah yang menguasai hampir 60 pasar di Jakarta serta untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi pada produk mete. Awalnya pemasaran kacang mete hanya di pasar tradisional tetapi pada tahun 2011 perusahaan ini berusaha untuk memasuki pasar kalangan menengah atas seperti supermarket, mini market dan restauran. Visi dari perusahaan ini adalah mengembangkan industri berbasis pertanian dan misinya yaitu meningkatkan nilai tambah produk pertanian, berinovasi dan berkreasi, meningkatkan pangsa pasar dari bawah hingga atas.

4.2 Produk Perusahaan

Produk PT. Sentra Family Food terdiri dari kacang mete mentah, kacang mete olahan dan kacang tanah olahan. Pada penjualannya kacang mete mentah memiliki kelas-kelas sendiri dan pada setiap kelasnya memiliki spesifikasi dan harga tersendiri. Secara umum tergolong dalam 3 jenis yaitu kacang mete utuh, kacang mete campuran dan kacang mete pecahan. Kacang mete olahan mempunyai proses produksi yang cukup sederhana dengan bahan baku kacang mete mentah yang berasal dari daerah Wonogiri dan Sulawesi, garam, bumbu masak dan bawang putih. Kacang mete mentah dicuci dengan air lalu di rendam dengan air hangat yang telah di campur garam terlebih dahulu kemudian kacang mete ditiriskan dan dikeringkan. Setelah itu, kacang mete digoreng dan ditiriskan kemudian dicampur dengan bumbu yang telah disiapkan kemudian di tutup dengan rapat dalam wadah. Kacang mete olahan ini memiliki 6 rasa yaitu asin original, pedas, madu manis, tepung Thailand dan tepung wijen. Selain kacang mete, perusahaan ini juga memproduksi kacang tanah olahan. Secara umum, proses produksi dari kacang tanah olahan sama dengan kacang mete olahan hanya saja dibuat dalam satu rasa yaitu kacang tanah bumbu Thailand dimana bumbu Thailand memiliki rasa yang sedikit pedas dan diberi beberapa daun jeruk. Kacang mete olahan dikemas dalam beberapa ukuran yaitu kemasan plastik 75 gram, kemasan toples 200 gram, kemasan toples 275 gram dan kemasan plastik 5 kg. Selain itu, kacang tanah olahan dikemas dalam ukuran plastik 80 gram, toples 200 gram dan bal plastik 5 kg. Selain dikemas dalam kemasan plastik atau toples baik kacang mete olahan maupun kacang tanah olahan memiliki kemasan yang berbeda khusus pada hari-hari tertentu seperti hari raya keagamaan, produk ini dibuat dalam bentuk paket dalam dus namun hanya diperuntukan untuk saat-saat tertentu yakni tahun baru imlek dan idul fitri. Pada tahun 2011, kacang mete olahan akan dikemas dalam ukuran yang lebih kecil yaitu kemasan cup transparan dan berwarna putih dengan ukuran 50 gram dimana pemasarannya akan cenderung ke supermarket atau restauran. Jenis produk, harga, kemasan dan distribusinya dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.

Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Dalam Sawi dan Jenis Sayur Lainnya (Studi Kasus : Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan)

0 39 89

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta).

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 6 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Di Mom Milk Surakarta.

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KACAMATA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kacamata Di Alun-Alun Kota Surakarta.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN KACAMATA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kacamata Di Alun-Alun Kota Surakarta.

0 2 15

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus di Kecamatan Weru).

0 2 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIMPATI DI KARANGANYAR.

0 1 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SIMPATI DI SUKOHARJO.

0 1 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SIRUP ABC DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Sirup Abc Di Jaten Karanganyar.

0 0 15