29
C. Pembelajaran Anak Usia Dini
Sugihartono 2007: 81 menyatakan, bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh guru untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan menggunakan berbagai metode sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan belajar secara efektif
dan efisien dengan hasil yang optimal. Pembelajaran anak usia dini hendaknya menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi Slamet Suyanto, 2005:
133. Hal ini senada dengan pernyataan Parten Yuliani Nurani Sujiono, 2011: 86, bahwa kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi yang diharapkan akan
memberi kesempatan pada anak untuk melakukan eksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan. Selain
itu, anak dapat belajar mengenal diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi anak untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis anak. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak hanya duduk tenang mendengarkan ceramah gurunya, melainkan aktif melakukan
interaksi dengan berbagai benda dan orang di lingkungannya baik secara fisik maupun mental.
Terdapat beberapa jenis permainan yang dikemukakan oleh Jefree, Conkey dan Hewson Yuliani Nurani Sujiono, 2011: 146, yaitu permainan eksploratif,
permainan dinamis, permainan dengan keterampilan, permainan sosial, permainan imajinatif, dan permainan teka-teki. Bermain imajinatif membantu anak untuk
30
mengembangkan kemampuan berpikir dan berbahasa, memahami orang lain, mengembangkan kreativitas serta mengenali diri sendiri. Salah satu contoh dari
permainan imajinatif adalah bercerita. Kegiatan seperti bercerita tentang keinginan, pengalaman, mengenai suatu
benda, atau hal apapun akan menumbuhkan belajar aktif bagi anak. Hal terpenting dalam kegiatan ini bukanlah hasil melainkan proses saat anak menceritakan
dengan kata-kata sendiri. Bercerita terkait dengan meningkatkan percaya diri anak yang dapat dilakukan melalui metode
show and tell
. Landasan metode
show and tell
adalah kegiatan bercerita yang dispesifikasikan menjadi kegiatan menunjukkan dan menceritakan.
Show and tell
mengacu pada adanya suatu benda yang dapat ditunjukkan, kemudian anak menceritakan mengenai benda tersebut
atau pengalaman terkait dengan benda yang ditunjukkan.
Show and tell
telah sesuai dengan karakteristik bermain bagi anak. Beberapa karakteristik tersebut yaitu bermain melibatkan peran aktif semua
peserta, menyenangkan, dan memiliki aturan. Bermain melibatkan peran aktif semua peserta dalam arti kegiatan terjadi karena adanya keterlibatan semua anak
sesuai giliran masing-masing. Menyenangkan berarti menggembirakan, meskipun tidak disertai dengan tanda-tanda keriangan, bermain tetaplah bernilai positif bagi
anak. Setiap kegiatan bermain hendaknya memiliki aturan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman pada anak serta untuk melatih anak untuk disiplin
terhadap peraturan yang telah dibuat.
31
D. Metode