Perilaku Politik Pemilihan Umum Kepala Daerah

keluarga mengakibatkan perempuan cenderung lebih patut dan merasa kodrat mereka selalu di bawah lelaki.

I.6.3 Perilaku Politik

Perilaku politik atau Politic Behaviour adalah perilaku yang dilakukan oleh insanindividu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik. Seorang individukelompok diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku politik contohnya adalah: • Melakukan pemilihan untuk memilih wakil rakyat pemimpin • Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang mengikuti suatu partai politik atau parpol , mengikuti ormas atau organisasi masyarakat atau lsm lembaga swadaya masyarakat • Ikut serta dalam pesta politik • Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas • Berhak untuk menjadi pimpinan politik • Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku. 14 Perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Yang melakukan kegiatan adalah pemerintah dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan pada dasarnya dibagi dua, yaitu fungsi-fungsi pemerintahan yang dipegang oleh pemerintah dan fungsi- fungsi politik yang dipegang oleh masyarakat. 15 Seperti yang kita ketahui bahwa perempuan cenderung bersikap apatis terhadap perpolitikan, perilaku politik yang sering perempuan lakukan adalah mengikuti pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat. Itupun biasanya suara kaum perempuan menjadi suara pendulang karena banyak para pengamat politik 14 Politik. http:id.wikipedia.orgwikiPolitik diakses pada 2 April 2013 15 Ramlan Surbakti. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo. Hal 167 Universitas Sumatera Utara berpendapat bahwa suara perempuan sangat mudah dipengaruhi dalam pemilihan umum.

I.6.4 Pemilihan Umum Kepala Daerah

Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah, atau seringkali disebut pilkada atau pemilukada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah: 1. Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi 2. Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten 3. Walikota dan wakil walikota untuk kota Sebelumnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Dasar hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam undang-undang ini, pilkada pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah belum dimasukkan dalam rezim pemilihan umum pemilu. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada. Pemilihan kepala daerah pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007. Pada tahun 2011, terbit undang-undang baru mengenai penyelenggara pemilihan umum yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Di dalam Universitas Sumatera Utara undang-undang ini, istilah yang digunakan adalah Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. 16 Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan. Dengan adanya pekerjaan seseorang akan mendapatkan sumber pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan tinggi akan mempraktikkan gaya hidup yang mewah misalnya lebih komsumtif karena mereka mampu untuk membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan keluarga yang kelas ekonominya ke bawah. Dengan diadakannya pilkada secara langsung, merupakan salah satu wujud untuk mencapainya demokrasi karena masyarakat memiliki hak dan kebebasan untuk memilih calon-calon yang akan didukungnya dengan bebas tanpa harus ikut campurnya DPRD untuk memilih kepala daerah lagi, dengan adanya pemilukada ini menuntut masyarakat untuk meningkatkan partisipasi politik dalam pemilihan umum, untuk membuat masyarakat lebih melek kepada calon-calon peserta pemilukada. I.6.5 Pengertian Pendapatan Keluarga 17 Upah dan gaji yang biasa disebut dalam istilah asing wages and salaries merupakan pendapatan yang diperoleh rumah tangga keluarga sebagai imbalan terhadap penggunaan jasa sumber tenaga kerja yang mereka gunakan dalam pembentukan produk nasional Soediyono, 1984. Pendapatan adalah sama dengan pengeluaran. Pendapatan yang dicapai oleh jangka waktu tertentu senantiasa sama dengan pengeluaran jangka waktu tersebut. Pendapatan 16 Pemilihan Kepala Daerah. http:id.wikipedia.orgwikiPemilihan_kepala_daerah_di_Indonesia diakses pada 3 April 2013 17 Suparyanto “Konsep Dasar Status Ekonomi”. http:dr-suparyanto.blogspot.com201007konsep-dasar- status-ekonomi.html diakses pada 1 April 2013 Universitas Sumatera Utara senantiasa harus sama dengan pengeluaran karena kedua istilah ini menunjukan hal yang sama hanya dipandang dari sudut pandang lain Winardi, 1975. 18 1. Tipe Kelas Atas Menurut Sukirno 2002: 49 pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari keseluruhan anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi keluarga ataupun perorangan anggota rumah tangga. Berdasarkan pendapatan, dapat dibagi tingkat ekonomi keluarga menjadi tiga golongan yaitu Masyarakat yang berada pada lapisan ini biasanya memiliki rumah yang besar, memiliki mobil, dan tanah yang luas. Berdasarkan hasil penetapan upah minimum propinsi Sumut UMP 2013 sebesar Rp 1.305.000 19 2. Tipe Kelas Menengah tiap bulannya sehingga besarnya pendapatan lapisan ekonomi kelas atas tiga kali diatas upah minimum propinsi yaitu lebih besar dari Rp 3.915.000 tiap bulannya dan memiliki barang-barang mewah dan rumah yang besar. Masyarakat pada lapisan ini biasanya mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya dan pemilikan barang-barang berharga sebagai tabungan. Berdasarkan hasil penetapan upah minimum propinsi Sumut UMP 2013 sebesar Rp 1.305.000 tiap bulannya sehingga besarnya pendapatan lapisan ekonomi kelas menengah dua kali diatas upah minimum propinsi yaitu lebih besar dari Rp 2.610.000 tiap bulannya. 3. Tipe Kelas Bawah 18 h0404055. “Pendapatan dan Konsumsi Rumah Tangga”. http:h0404055.wordpress.com20100402pendapatan-dan-konsumsi-rumah-tangga diakses pada 1 April 2013 19 Upah Minimum Regional. http:id.wikipedia.orgwikiUpah_minimum_regional diakses pada 10 April 2013 Universitas Sumatera Utara Masyarakat pada lapisan ini tingkat pendapatannya rendah dan tidak tetap karena pekerjaan mereka juga tidak tetap. Berdasarkan hasil penetapan upah minimum propinsi Sumut UMP 2013 sebesar Rp 1.305.000 tiap bulannya sehingga besarnya pendapatan lapisan ekonomi kelas bawah diantara upah minimum propinsi yaitu ≤ Rp 1.305.000 – Rp 1.305.000 tiap bulannya Dengan memiliki pekerjaan dan pendapatan yang tinggi membuat status ekonomi seseorang akan terlihat lebih tinggi juga. Tingkat status ekonomi yang tinggi memungkinkan perilaku politik yang lebih berkualitas daripada seseorang yang berada dalam status di bawahnya. Dengan status ekonomi yang tinggi diperkirakan seseorang akan memiliki tingkat pengetahuan politik, minat dan perhatian pada politik, serta sikap dan kepercayaan yang tinggi pada pemerintah. 20 Status sosial dan status ekonomi memiliki kontribusi yang penting dalam mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik. Kedudukan sosial tertentu misalnya orang yang memiliki jabatan atau kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, akan memiliki tingkat partisipasi politik yang cenderung lebih tinggi daripada orang yang hanya memiliki kedudukan sosial yang rendah. Dalam kaitannya dengan status ekonomi, seseorang yang memiliki status ekonomi yang tinggi dipandang lebih cenderung untuk berpartisipasi politik secara aktif, dibandingkan dengan yang status ekonominya lebih rendah. 21 20 Sudijono Sastroatmodjo. Op.cit. hal 15. 21 Ibid, hal 91-92. Perempuan yang setelah menikah banyak menjadi ibu rumah tangga dan tidak bekerja membuat para ibu-ibu ini tidak memiliki pendapatan pribadi, status ekonomi mereka dipengaruhi oleh pendapatan keluarganya. Pendapatan keluarga yang tinggi membuat status ekonominya juga tinggi cenderung untuk berpartisipasi politik juga lebih aktif dibanding dengan pendapatan yang lebih rendah. Universitas Sumatera Utara

I.6.6 Feminisme

Dokumen yang terkait

Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 Di Kecamatan Medan Helvetia

0 54 79

Partisipasi Politik Masyarakat Karo Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010 (Studi Kasus: Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

2 71 90

Analisis Ikatan Primordialisme Etnik keturunan Arab Terhadap Pemilihan Kepala Daerah Langsung tahun 2005 (Studi Kasus : Pemilihan Walikota Medan tahun 2005)

2 47 70

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004

2 56 119

Pengaruh Faktor Pengetahuan, Sikap Dan Pendidikan Kepala Keluarga Terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga Dalam Menghadapi Banjir Di Desa Pelita Sagoup Jaya Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur

4 95 152

Pengaruh Kemampuan Komunikasi Terhadap Kepemimpinan Efektif Kepala Ruangan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1 49 132

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Di Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 40 98

Analisis Pengaruh Pendapatan Perkapita dan Inflasi Terhadap Perkembangan Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di Kotamadya Medan

1 34 91

BAB II KELURAHAN TANJUNG SELAMAT II.1 Sejarah Singkat - Pengaruh Pendapatan Keluarga terhadap Partisipasi Politik Perempuan pada Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara 2013 di Kelurahan Tanjung Selamat.

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Pengaruh Pendapatan Keluarga terhadap Partisipasi Politik Perempuan pada Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara 2013 di Kelurahan Tanjung Selamat.

0 0 33