Variabel Terikat Y PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Tabel 3.8 : Klasifikasi responden berdasarkan yang memiliki tabungan MEMILIKI TABUNGAN Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak ada 23 23.5 23.5 23.5 Ya, di rumah 27 27.6 27.6 51.0 Ya, di bank 48 49.0 49.0 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: hasil penelitian 2013 Hampir semua responden memiliki tabungan di bank maupun di rumah. Tabungan adalah simpanan seseorang yang merupakan hasil dari pendapatannya yang disisihkan dengan tujuan untuk digunakan pada saat mendesak dan kebutuhan lainnya. Ada 48 responden yang memiliki tabungan di bank dengan persentase 49.

1.3 Variabel Terikat Y

Variabel terikat dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi, terikat tergantung oleh variabel lain yakni variabel bebas. Partisipasi politik yang memiliki banyak bentuk maka pada penelitian ini yang menjadi partisipasi politik adalah keikutsertaan responden pada pemilihan umum kepala daerah 2013, keikutsertaan pada kampanye dan keanggotaan partai politik pada perempuan di Kelurahan Tanjung Selamat. Universitas Sumatera Utara 1.3.1 Analisis Variabel Penelitian Tabel 3.9 : Klasifikasi responden berdasarkan responden mengetahui adanya pemilihan umum kepala daerah Gubernur Sumatera Utara 2013 mengetahui pemilihan kepala daerah 2013 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak 1 1.0 1.0 1.0 Ya 97 99.0 99.0 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: hasil penelitian 2013 Pemilihan umum adalah salah satu pesta rakyat untuk negara yang menganut sistem demokrasi, karena dengan adanya pemilihan umum membuat rakyat akan bebas memilih kandidat calon dalam pemilihan umum tersebut. Mengetahui adanya pemilihan umum baik itu pemilihan presiden dan wakilnya maupun pemulihan kepala daerah adalah wajib hukumnya, karena dengan kita mengetahui kapan akan dilaksanakannya pemilihan umum, membuat kita dari jauh hari sebelum dilaksanakannya pemilihan tersebut untuk lebih selektif terhadap kandidat calon yang mencalonkan diri. Hampir semua responden mengetahui adanya pemilukada 2013 kemarin dan hanya ada satu responden yang tidak mengetahui adanya pemilukada 2013. Ketidaktahuan responden dengan adanya pesta rakyat tersebut dikarenakan faktor umur yang sudah lanjut sehingga bersifat acuh saja. Pada kenyataannya bahwa perempuan memang tidak terlalu peduli dan bersifat acuh terhadap perpolitikan, karena bagi perempuan dunia politik adalah dunia yang keras, kejam dan hanya pantas untuk para laki-laki. Para perempuan biasanya mengetahui hari pemilihan umum dihari saat pemilihan umum dilaksanakan karena pada tanggal tersebut biasanya pemerintah pusat atau Universitas Sumatera Utara pemerintah daerah meliburkan hari tersebut, karena pada hari tersebut pemerintah memberikan peluang bagi rakyat untuk melaksanakan pesta rakyat tersebut. Para perempuan biasanya hanya mengetahui sekedar bahwa akan adanya pemilihan umum tanpa mau tahu dan mengingat tanggal kapan akan dilaksanakanya hari pemilihan tersebut. Tabel 3.10 : Klasifikasi responden berdasarkan kepemilikan kartu pemilih pada saat pemilihan umum kepala daerah Gubernur Sumatera Utara 2013 Mendapatkan kartu pemilih Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak 16 16.3 16.3 16.3 Ya 82 83.7 83.7 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: hasil penelitian 2013 Salah satu syarat boleh ikut memilih dalam pemilihan umum adalah terdaftar sebagai pemilih yang biasanya ditandai dengan kepemilikan kartu pemilih, tetapi pada realitasnya masih banyak warga negara yang masih saja tidak mendapatkan kartu pemilih pada saat pemilihan umum kepala daerah pada pemilukada Sumatera Utara 2013. Rasa acuh dan tidak pedulinya warga khususnya perempuan terhadap pesta demokrasi ini juga dapat dilihat dengan ketidakpedulian mereka ketika tidak mendapatkan kartu pemilih tetapi tidak melaporkan ke ketua RT atau pun kelurahan. Mungkin karena perempuan- perempuan ini memang terlihat acuh terhadap perpolitikkan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ada 82 responden yang mengaku bahwa mereka mendapatkan kartu pemilih. Tabel 3.11 : Klasifikasi responden berdasarkan tidak mendapatkan kartu pemilih Universitas Sumatera Utara Tidak mendapatkan kartu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ya 16 16.3 100.0 100.0 Missing System 82 83.7 Total 98 100.0 Sumber: hasil penelitian 2013 Berdasarkan hasil out put dari SPSS 16.0 bahwa dapat diambil kesimpulan bahwa ada 16 responden yang tidak mendapatkan kartu pemilih. Dan hasil out put dari SPSS terdapat 82 frekuensi yang missong system menunjukkan bahwa terdapat 82 responden yang tidak menjawab, dan dapat diartikan bahwa terdapat 82 responden yang mendapatkan kartu pemilih. Warga negara yang tidak memiliki kartu pemilih sebenarnya tetap bisa menyampaikan aspirasinya untuk memilih dengan menggunakan KTP. Tetapi, responden yang tidak mendapatkan kartu pemilih mengakui bahwa mereka tetap tidak ikut berpartisipasi karena sudah tidak berapresiasi dengan kandidat-kandidat calon yang biasanya hanya baik pada masa kampanye tetapi setelah terpilih melupakan janji-janji pada masa kampanye. Tabel 3.12 : Klasifikasi responden berdasarkan alasan untuk menggunakan hak pilih pada pemilihan umum kepala daerah Gubernur Sumatera Utara 2013 Alasan untuk memilih Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ajakan keluarga teman 24 24.5 35.3 35.3 Karena memperoleh imbalan uang, sembako, jabatan 11 11.2 16.2 51.5 Sadar akan hak sebagai warga negara 33 33.7 48.5 100.0 Total 68 69.4 100.0 Universitas Sumatera Utara Missing System 30 30.6 Total 98 100.0 Sumber: hasil penelitian 2013 Berdasarkan hasil out put SPSS di atas dapat kita simpulkan bahwa terdapat 48,5 responden yang mengakui bahwa mereka melakukan pemilihan umum dengan alasan sadar akan haknya sebagai warga negara untuk memberikan hak suaranya pada saat pemilihan umum berlangsung. Dan ada pun alasan seseorang untuk menggunakan hak pilih adalah dikarenakan seperti mendapatkan imbalan, ajakan keluarga atau tetangga dan juga karena sadar terhadap hak sebagai warga negara. Terlepas alasan apakah yang melatarbelakangi mereka memilih kandidat tersebut. Suara perempuan dipercaya sangat mudah untuk dipengaruhi, suara perempuan pada pemilihan umum dikenal dengan suara pendulang perempuan sering dijadikan objek politik pada saat pemilihan umum. Misalnya saja dari tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 24 responden yang mengakui bahwa alasan mereka untuk melakukan pemilihan umum dikarenakan oleh ajakan teman, keluarga dan juga tetangga, dari realitas tersebut menandakan bahwa suara perempuan mudah untuk dimobilisasikan atau didesak oleh orang lain. Adapun 11 responden yang memberikan suaranya dikarenakan adanya imbalan, karena pada saat responden melihat kandidat calon berkampanye dan memberikan souvenir membuat mereka akhirnya terdorong untuk melakukan pemilihan dan memilih kandidat yang memberikan imbalan atau souvenir pada saat masa kampanye berlangsung. Perempuan yang memang dikenal dengan makhluk yang penuh dengan perasaan dalam melakukan sesuatu tindakan ditandai dengan mereka merasa bahwa setelah mendapatkan souvenir maka mereka akan memilih kandidat calon tersebut. Keadaan tersebut mungkin dikarenakan perasaan pada responden bahwa kandidat calon adalah sosok yang baik karena telah memberikan souvenir. Universitas Sumatera Utara Adapun juga terdapat 30 responden dengan persentase 30,6 dengan keterangan missing system menandakan bahwa 30 orang dari 98 sampel yang ada tidak melakukan pemilihan atau bersifat golput pada pemilukada 2013 kemarin di Kelurahan Tanjung Selamat. Alasan responden-responden tersebut untuk tidak memberikan gak suaranya dikarenakan tidak memiliki kartu pemilih sehingga membuat mereka tidak tertarik melakukan pemilihan umum, ada juga responden yang memiliki kartu pemilih tetapi tidak melakukan pemberian suara dikarenakan mereka tidak berapresiasi lagi terhadap perpolitikan di negara ini. Karena biasanya kandidat-kandidat yang mencalonkan diri pada masa kampanye mereka akan memberikan janji-janji yang sepertinya sudah pasti akan dilaksanakan tetapi pada realitasnya ketika mereka terpilih mereka melupakan rakyat-rakyat kecil yang sudah memberikan kepercayaan mereka kepada kandidat calon tersebut. Karena pemikiran-pemikiran seperti inilah yang membuat responden untuk golput pada pelaksanaan pemungutan suara berlangsung. Tabel 3.13 : Klasifikasi responden berdasarkan faktor yang mempengaruhi untuk memilih calon Gubernur Sumatera Utara 2013 Faktor yang mempengaruhi untuk memilih kandidat yang dipilih Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Memperoleh imbalan 8 8.2 11.8 11.8 Hubungan kekerabatan dengan calon 3 3.1 4.4 16.2 Kesamaan agama dengan calon 2 2.0 2.9 19.1 Kesamaan etnis suku dengan calon 2 2.0 2.9 22.1 Dipengaruhi oleh tetangga 7 7.1 10.3 32.4 Dipengaruhi oleh suami 30 30.6 44.1 76.5 Citra calon 3 3.1 4.4 80.9 Visi misi 13 13.3 19.1 100.0 Universitas Sumatera Utara Total 68 69.4 100.0 Missing System 30 30.6 Total 98 100.0 Sumber: hasil penelitian 2013 Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa faktor yang mempengaruhi responden untuk memilih kandidat calon adalah mayoritas responden memilih karena di pengaruhi oleh suami. Perempuan di Indonesia yang cenderung budaya perpolitikkannya mengarah ke kebudayaan politik patriarkhi membuat mereka mengutamakan saran-saran dari suami atau ayahnya dalam hal untuk memberikan hak suaranya pada pemilihan umum. Berdasarkan hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden dalam menentukan pilihannya dipengaruhi oleh suami. Ternyata perempuan dalam perpolitikkannya masih bersifat patriarkhi dimana mereka masih di bawah pemikiran suami, mengikuti suami dalam menentukan pilihannya untuk memberikan suara kepada kandidat calon. Dan setelah faktor mengikuti pilihan suami, responden terbanyak berikutnya adalah faktor karena melihat visi-misi dari kandidat calon ini ditandai dengan persentase sebesar 19,1. Pada saat ini menilai seorang kandidat calon yang ikut dalam pemilihan umum melalui visi-misinya jugalah bukan hal yang tepat juga, karena kandidat-kandidat tersebut sering kali hanya menjadikan visi- misi mereka hanyalah sebagai janji-janji manis yang belum tentu dilaksanakan, banyaknya orang-orang yang pada saat berkampanye seolah-olah akan menempati janjinya dan ketika menang malah tidak ingat dengan rakyat kecil. Ini adalah salah satu sifatnya perempuan yang selalu menggunakan perasaan dan mudah dipengaruhi sehingga perempuan sangat tertarik dengan visi-misi yang akan menguntungkannya nanti. Responden mengakui bahwa mereka memilih kandidat calon dikarena mereka telah mendapatkan imbalan dari kandidat calon pada saat kampanye. Terdapat 8 orang responden dari 98 orang responden dengan persentase 11,8 menjadikan alasan tersebut untuk meemilih kandidat calon. Dan terdapat 10,3 Universitas Sumatera Utara responden memberikan suaranya kepada kandidat calon dikarenakan dipengaruhi oleh tetangga, hal ini mungkin saja sering terjadi karena pada dasarnya perempuan sangat mudah untuk dipengaruhi dan kebiasaan perempuan yang senang berbicara. Sehingga sangatlah mudah untuk mempengaruhi perempuan dalam bidang politik yang pada umumnya tidak disukai para perempuan. Dan selanjutnya dari tabel diatas menunjukkan bahwa faktor hubungan kekerabatan terhadap calon, kesamaan agama, kesamaan suku, dan juga citra kandidat calon merupakan faktor responden memilih kandidat calon. Tabel 3.14 : Klasifikasi responden berdasarkan berapa kali mengikuti pemilihan umum kepala daerah Sumber: hasil penelitian 2013 Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa 97 responden dengan persentase 99 mengaku telah melakukan pemilihan umum kepala daerah sebanyak 1-3 kali dan hanya ada satu responden yang tidak pernah melaksanakan partisipasi pemilihan kepala daerah. Mayoritas responden sudah melakukan pemilihan umum kepala daerah sebanyak satu sampai tiga kali, ini menunjukkan bahwa partisipasi politik mereka sudah mulai membaik dan aktif terlepas partisipasi politik mereka bersifat otonom ataupun partisipasi dimobilisasi. Tabel 3.15 : Klasifikasi responden berdasarkan hal yang mendasari untuk menonton, menghadiri dan mendengar kampanye dari calon Gubernur Sumatera Utara 2013 Mengikuti pemilukada Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak pernah 1 1.0 1.0 1.0 1-3 kali 97 99.0 99.0 100.0 Total 98 100.0 100.0 Universitas Sumatera Utara Alasan menonton kampanye Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Diajak teman kerabat 15 15.3 68.2 68.2 Karena tertarik dengan souvenir 4 4.1 18.2 86.4 Ingin mengetahui visi misi 3 3.1 13.6 100.0 Total 22 22.4 100.0 Missing System 76 77.6 Total 98 100.0 Sumber: hasil penelitian 2013 Menonton kandidat berkampanye adalah salah satu bentuk partisipasi politik, karena dengan menonton kampanye kandidat kita dapat mengetahui apa visi dan misi kandidat serta bagaimana sosok calon kandidat. Tapi pada realitasnya yang terjadi adalah kampanye kadang disalahgunakan karena pada saat kampanye terjadi money politik yaitu dengan memberikan imbalan ataupun souvenir yang menggiurkan masyarakat khususnya perempuan untuk ikut menonton kampanye tersebut. Seperti dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden tertarik untuk ikut melihat kampanye adalah karena ajakan teman dengan persentase 68,2, dan juga souvenir yang diberikan oleh kandidat calon yang berkampanye dapat menarik responden dengan persentase sebanyak 18,2 tidak hanya melihat imbalan tetapi responden mengaku dengan mengikuti kampanye kandidat calon karena mereka mendapatkan hiburan dan hanya ada tiga orang responden dari 98 orang responden yang mengakui menonton, melihat dan mendengarkan kampanye karena ingin mengetahui visi-misi mereka. Sedangkan terdapat missing system sebanyak 76 dengan persentase 77,6 yang artinya bahwa terdapat 76 orang responden dari 98 sampel yang tidak melihat, menonton dan mendengarkan kampanye kandidat calon. Ini mungkin terjadi dikarenakan bahwa tugas seorang ibu rumah tangga yang cukup banyak membuat mereka tidak memiliki waktu untuk menonton kampanye. Sedangkan Universitas Sumatera Utara perempuan yang memiliki pekerjaan tidak dapat menonton, melihat dan mendengar kampanye dari kandidat calon dikarenakan tidak memiliki waktu. Tabel 3.16 : Klasifikasi responden berdasarkan apakah menjadi salah satu panitia di TPS Panitia di TPS Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak 89 90.8 90.8 90.8 Ya 9 9.2 9.2 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: hasil penelitian 2013 Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sangat sedikit sekali responden yang menjadi panitia pada saat pemilihan umum kepala daerah yang lalu yaitu hanya sebanyak 9 orang responden dari 98 orang sampel pada penelitian ini. Minimnya perempuan yang ikut berpartisipasi mungkin dikarenakan ketidaktertarikan perempuan terhadap perpolitikan dan perempuan biasanya lebih memilih untuk di rumah mengerjakan pekerjaan sehai-harinya dibandingkan menjadi panitia pemilihan umum. Tabel 3.17 : Klasifikasi responden berdasarkan keanggotaan dalam partai politik Anggota parpol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak 86 87.8 87.8 87.8 Ya 12 12.2 12.2 100.0 Total 98 100.0 100.0 Sumber: hasil penelitian 2013 Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 12,2 responden yang menjadi anggota politik. Hampir semua reponden tidak ikut bergabung dengan partai politik, ini menandakan bahwa partisipasi politik responden masih rendah dan msih banyak yang kurang aktif, jika pun terdaftar sebagai anggota partai politik mereka hanya sebatas anggota dan tidak memiliki jabatan di partai politik, responden bersifat acuh terhadap perpolitikan di Indonesia. Banyak juga warga yang ikut serta ke dalam partai politik hanya karena diajak oleh keluarga ataupun teman. Karena tidak terlalu susah dan syarat yang juga tidak terlalu banyak untuk menjadi anggota partai politik membuat warga hanya ikut-ikutan menjadi anggota partai politik. Dan tidak jarang juga warga hanya dijadikan pemenuhan quota agar mencukupi dan tercapainya sebuah partai politik. III.2 Analisis data Dalam penyusunan skripsi ini penulis terlebih dahulu membuat hipotesis jawaban sementara terhadap permasalahan. Hipotesis ini masih memerlukan pembuktian kebenarannya dan untuk membuktikan kebenaran penulis memakai analisa Korelasi Product Moment, Regresi, Koefisien Determinasi R², uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan software SPSS16.0. Agar penarikan hipotesis dapat lebih mudah peneliti membuat hipotesis statistik, yaitu: a. Hipotesis Nol H0: menyatakan tidak adanya hubungan, atau tidak adanya pengaruh, atau tidak adanya perbedaan. Maka hipotesis H0 pada penelitian ini adalah pendapatan keluarga tidak mempengaruhi partisipasi politik perempuan di Kelurahan Tanjung Selamat. b. Hipotesis Alternatif Ha: menyatakan adanya hubungan, atau adanya pengaruh, atau adanya perbedaan. Universitas Sumatera Utara Maka hipotesis Ha pada penelitian ini adalah sama dengan hipotesis penelitian saya adalah adanya pengaruh pendapatan keluarga terhadap partisipasi politik perempuan di Kelurahan Tanjung Selamat.

2.1 Korelasi Product Moment

Dokumen yang terkait

Perilaku Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013 Di Kecamatan Medan Helvetia

0 54 79

Partisipasi Politik Masyarakat Karo Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010 (Studi Kasus: Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

2 71 90

Analisis Ikatan Primordialisme Etnik keturunan Arab Terhadap Pemilihan Kepala Daerah Langsung tahun 2005 (Studi Kasus : Pemilihan Walikota Medan tahun 2005)

2 47 70

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Sebagai Pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No 32 Tahun 2004

2 56 119

Pengaruh Faktor Pengetahuan, Sikap Dan Pendidikan Kepala Keluarga Terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga Dalam Menghadapi Banjir Di Desa Pelita Sagoup Jaya Kecamatan Indra Makmu Kabupaten Aceh Timur

4 95 152

Pengaruh Kemampuan Komunikasi Terhadap Kepemimpinan Efektif Kepala Ruangan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1 49 132

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Di Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

2 40 98

Analisis Pengaruh Pendapatan Perkapita dan Inflasi Terhadap Perkembangan Jumlah Tabungan Masyarakat pada Bank-Bank Umum di Kotamadya Medan

1 34 91

BAB II KELURAHAN TANJUNG SELAMAT II.1 Sejarah Singkat - Pengaruh Pendapatan Keluarga terhadap Partisipasi Politik Perempuan pada Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara 2013 di Kelurahan Tanjung Selamat.

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Pengaruh Pendapatan Keluarga terhadap Partisipasi Politik Perempuan pada Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara 2013 di Kelurahan Tanjung Selamat.

0 0 33