lebih bersifat ilmiah karena salah satu syarat karya ilmiah haruslah berpedoman kepada satu atau lebih dari satu teori yang digunakan sebagai bahan acuan.
I.6.1 Partisipasi Politik
Kata partisipasi politik salah satu tatanan yang sangat penting pada negara demokrasi, karena suatu negara yang demokrasinya tinggi ditandai dengan
tingginya partisipasi rakyat dalam berpolitik. Secara umum partisipasi politik adalah kegiatan sekelompok manusia ataupun individu yang secara aktif ikut
dalam dunia perpolitikan seperti misalnya ikut dalam pemilihan kepala negara secara langsung dan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Sampai sekarang penggunaan istilah partisipasi politik seolah-olah suatu ungkapan yang hanya menunjukkan atau mewakili satu jenis perilaku saja padahal
konsep partisipasi politik meliputi berbagai pola perilaku yang mencakup 1 kegiatan pemilihan umum, termasuk memberi suara, juga sumbangan-sumbangan
untuk kampanye yaitu berusaha meyakinkan orang lain untuk memberikan suaranya kepada seorang calon atau partai politik tertentu, bekerja dalam suatu
pemilihan umum, mencari dukungan bagi seorang calon, atau setiap tindakan yang bertujuan mempengaruhi hasil proses pemilihan ikut dalam suatu pemilihan
umum, mencari dukungan bagi seorang calon, atau setiap tindakan yang bertujuan mempengaruhi hasil proses pemilihan. Ikut dalam pemungutan suara adalah jauh
lebih meluas dibandingkan dengan bentuk-bentuk partisipasi lainnya dan oleh sebab itu faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian itu seringkali
membedakannya dari jenis-jenis partisipasi lain, termasuk kegiatan kampanye,
5
5
Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, 1990. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 16-17
2 berusaha mempengaruhi sikap dan perilaku para pejabat pemerintah mengenai masalah-masalah yang berpengaruh atas sejumlah rakyat, 3 kegiatan organisasi
lainnya yang bukan usaha mempengaruhi para pejabar pemerintah dan yang dimaksudkan dengan mempengaruhi suasana umum tentang pembuat kebijakan
berlangsung seperti usaha pendapat umum tentang suatu masalah tertentu, 4 mengadakan hubungan pribadi dengan pejabat pemerintah untuk mengemukakan
Universitas Sumatera Utara
keluhan-keluhan yang berhubungan dengan seorang individu tertentu, dan 5 kekerasan, yang berarti usaha mempengaruhi keputusan pemerintah dengan
menimbulkan gangguan fisik kepada orang atau hak milik.
6
Menurut Huntington dan Nelson mendefinisikan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan warga negara preman private citizen yang bertujuan
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah.
7
1. Huntington dan Nelson mengartikan partisipasi politik hanyalah mencakup kegiatan-kegiatan dan bukan sikap-sikap. Dalam hal ini mereka tidak
memasukkan komponen-komponen subjektif seperti pengetahuan tentang politik, minat terhadap politik, perasaan-perasaan mengenai politik dan
keefektifan politik. Tetapi yang lebih ditekankan adalah bagaimana berbagai sikap dan perasaan tersebut berkaitan dengan bentuk tindakan
politik. Huntington dan Nelson
pengertian partisipasi politik dibatasi dengan beberapa hal seperti:
2. Yang dimaksudkan dalam partisipasi politik itu adalah warga negara biasa bukan pejabat-pejabat pemerintah. Hal itu didasarkan pada pejabat-pejabat
pemerintah yang mempunyai pekerjaan profesional di bidang itu, padahal justru kajian ini pada warga negara biasa.
3. Kegiatan partisipasi politik itu hanyalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah. Tindakan-tindakan
yang berusaha mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah, terlepas apakah itu legal atau tidak. Dengan itu protes-protes, demonstrasi, bahkan bentuk
kekerasan pemberontakan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah dapat disebut sebagai partisipasi politik. Dalam hal itu partisipasi politik
ialah keterlibatan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi hidupnya.
4. Partisipasi politik juga mencakupi semua kegiatan yang mempengaruhi pemerintah, terlepas tindakan itu efektif atau tidak, berhasil atau gagal.
6
Robert P. Clark, 1989. Menguak kekuasaan dan Politik di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga, hal 101.
7
Komarudin Sahid, Op.Cit,hal 177.
Universitas Sumatera Utara
5. Partisipasi politik berupa kegiatan mempengaruhi pemerintah yang dilakukan langsung atau tidak langsung.
Miriam Budiardjo berpendapat partisipasi politik sebagai kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, misalnya dalam
pemilihan pemimpin negara, mempengaruhi kebijaksanaan negara dan berbagai kegiatan lainnya.
8
Partisipasi memiliki banyak bentuk seperti partisipasi jika dilihat sebagai suatu kegiatan dibedakan menjadi partisipasi aktif dan partisipasi pasif, partisipasi
aktif mencakupi kegiatan warga negara mengajukan usul mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan kritik dan saran perbaikan untuk meluruskan
kebijaksanaan, membayar pajak, dan ikut serta dalam kegiatan pemilihan pemimpin pemerintahan. Sedangkan partisipasi pasif berupa kegiatan mentaati
peraturanperintah, menerima, dan melaksanakan begitu saja setiap keputusan pemerintah.
9
Partisipasi politik berbeda dengan kegiatan politik. Kegiatan politik yang dilakukan oleh warganegara dalam kedudukannya sebagai rakyat biasa disebut
sebagai partisipasi politik. Tapi, kegiatan politik yang dijalankan oleh para penguasa politik mereka juga warga negara dan anggota masyrakat dalam
kedudukan sebagai pengambil keputusan politik tidak dapat dinamakan partisipasi politik.
Partisipasi politik berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi partisipasi yang bersifat sukarela otonom dan atas desakan orang lain
dimobilisasi. Nelson membedakan dengan dua sifat yaitu “autonomous participation” partisipasi otonom dan “mobilized participation” partisipasi yang
dimobilisasikan.
10
8
Ibid, hal 178.
9
Sudijono Sastroatmodjo, Perilaku Politik, Semarang: IKIP Semarang Press, 1995, hal 74
10
Budi Susanto. 2003. Politik dan Postkolonialitas di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Hal 198
Universitas Sumatera Utara
Adapun Almond membagi partisipasi politik pada bentuk partisipasi politik yang ada pada sistem politik terbagi menjadi level atau derajat pemberian
partisipasi seperti pada tabel berikut: Tabel Bentuk dan Derajat Partisipasi Politik Almond
11
Bentuk Ruang Lingkup
Derajat Voting pemberian suara
Luas, keputusan, pemerintah Sedang
Informal group kelompok
informal, social movement pergerakan sosial
Aktifitas kolektif, kebijakan umum
Tinggi
Direct contact kontak
langsung Spesifik, urusan personal
pribadi Rendah
Protect activity aktivitas
protes Ekspresif, urusan spesifik
Tinggi
Seperti yang sudah dikemukakan oleh beberapa para ahli mengenai partisipasi politik adalah aktivitas seseorang atau lebih untuk ikut serta dalam
dunia perpolitikan yang dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung yang bertujuan untuk mempengaruhi keputusan pemerintah ataupun pimpinan. Dan
partisipasi politik memiliki banyak bentuk dan jenis sehingga pada penelitian saya ini, bentuk atau jenis partisipasi politik yang akan saya teliti adalah partisipasi
politik dalam hal pemberian suara pada pemilihan kepala daerah. Saya akan mencoba untuk meneliti keikutsertaan perempuan terhadap partisipasi politik
pemberian suara pada pemilihan kepala daerah kemarin dan sejauh mana partisipasi politik lainnya pada perempuan.
11
Komarudin Sahid, Op.cit, hal 179
Universitas Sumatera Utara
I.6.2 Budaya Politik