Labuan Lombok Pusat Perdagangan

Denek Mas Bekem Buta Intan Komala Sari yang bernama Pemban Mas Aji Komala dilantik sebagai raja muda dan mewakili Gowa di Sumbawa pada tanggal 30 November 1648 M. Sejak itulah tercatat bahwa Kerajaan Pejanggik mulai mengalami perkembangan.

2. Berkembangnya Pejanggik

Kerajaan Pejanggik mengalami perkembangan yang semakin pesat setelah bertahtanya Pemban Mas Meraja Sakti. Beliau kawin dengan putri Raden Mas Pamakel Raja Selaparang bernama Putri Mas Sekar Kencana Mulya. Dewa Mas Pakel sebagai raja di Selaparang menyadari kekeliruannya selama ini yang terlalu banyak memperhatikan Sumbawa dan melupakan Pejanggik yang merupakan saudaranya.selanjutnya raja Selaparang menyerahkan berbagai benda pusaka dalem ke Pejanggik yang merupakan pertanda bahwa Pejanggik menjadi penerus misi pemersatu Gumi Sasak. Hal ini membuat raja muda Raja Mas Kerta Jagat yang merupakan pengganti selanjutnya di Kerajaan Selaparang semakin tersinggung. Bergabungnya Arya Banjar Getas membuat Pejanggik semakin kuat. Tetapi hal ini justru menyebabkan semakin renggangnya hubungan antara Selaparang dan Pejanggik. Kerajaan Pejanggik pun mempersatukan kerajaan- kerajaan kecil lainnya seperti Langko, Sokong, Bayan, Tempit, dan Pujut. Kerajaan lainnya dijadikan kerajaan kecil dengan gelar kerajaan seperti Datu Lengko, Datu Sokong, Datu Pujut dan lain-lainnya. Sedangkan raja Pejanggik sendiri memakai gelar yang sama dengan Kerajaan Selaparang yaitu P emban . Semua itu merupakan hasil pewarisan Arya Banjar Getas dalam menjalankan tugas-tugasnya dalam peperangan. Ia pun mendapatkan gelar tanirihan yaitu “Surengrana” dan “Dipati Patinglanga”. Secara bertahap, strategi-strategi yang dilakukan oleh Arya Banjar Getas adalah sebagai berikut: a. Melakukan konsolidasi ke dalam Pejanggik. b. Mengisolir kerajaan Selaparang dengan mendekati kerajaan-kerajaan keluarga Bayan. c. Menggerogoti Kerajaan Selaparang dengan menguasai wilayah seperti Kopang, Langko, Rarang, Suradadi, Masbagik, Dasan Lekong, Padamara, Pancor, Kelayu, Tanjung, Kalijaga, baru kemudian masuk ke Selaparang. Arya Banjar Getas melakukan sebuah konsolidasi dengan menyerahkan keris sebanyak 33 buah kepada raja Pejanggik, lalu mengajak berkeliling dan menyerahkannya kepada para prakanggo untuk kemudian ditukar dengan keris pusaka masing-masing. Penukaran tersebut merupakan suatu bentuk kesetiaan dan loyalitas tunggal kepada raja Pejanggik. Keberhasilan Arya Banjar Getas melakuan berbagai gerakan tersebut langkah demi langkah disebut Politik Rerepeq . Bila ditinjau dari segi kekuasaan, Kerajaan Pejanggik sangat solid, akan tetapi langkah-langkah yang ditempuh oleh Arya Banjar Getas dianggap merombak tatanan hubungan yang sudah merupakan budaya turun-temurun.