Sistem kemasyarakatan suku Sasak

c. Anak Laki-Laki Raja Pangeran Perapen berlayar ke Bali, Lombok, dan Sumbawa. Setelah turun dari kapal, pasukan pangeran Prapen mendarat, Raja Lombok dengan sukarela memeluk Agama Islam tetapi rakyatnya tetap menolak sehingga terjadi peperangan yang dimenangkan oleh pihak Islam. Pendapat lain menyebutkan bahwa Raja Lombok awal mulanya menolak kedatangan Islam, namun setelah Pangeran Prapen menjelaskan maksudnya yaitu untuk menyampaikan misi suci dengan cara damai maka beliaupun diterima dengan baik, tetapi karena hasutan rakyatnya kemudian Raja Lombok ingkar janji dan mempersiapkan pasukan sehingga terjadilah peperangan. Dalam peperangan itu, Raja Lombok terdesak dan melarikan diri tetapi malang bagi raja yang dikejar oleh Jayalengkara lalu beliau dibawa menghadap ke Pangeran Perapen. Beliau kemudian diampuni dan mengucapkan dua kalimat syahadat serta dikhitan. Masjidpun segera dibangun sedangkan Pura, Meru, Babi, dan Sanggah dimusnahkan. Seluruh rakyat diislamkan dan dikhitan kecuali kaum wanita penghitanannya ditunda atas permintaan Syahbandar Lombok. Setelah berhasil mengislamkan Raja Lombok, Sunan Perapen dengan pasukannya mengislamkan kedatuan-kedatuan lainnya seperti Pejanggik, Langko, Parwa, Sarwadadi, Bayan, Sokong dan Sasak Lombok Utara. Hal ini memiliki bukti-bukti adanya tinggalan arkeologi seperti masjid-masjid tua, makam-makam kuno dan sebagainya. Dalam mengislamkan kedatuan-kedatuan lainnya, sebagiannya masuk Islam dengan sukarela sebagian lagi masuk Islam dengan cara kekerasan seperti di Parigi dan Sarwadadi. Setelah itu beberapa tahun kemudian seluruh Lombok memeluk agama Islam, kecuali Pajarakan dan Pengantap.

C. Kerajaan Pejanggik

1. Berdirinya Pejanggik

Selain kerajaan Selaparang yang memiliki jangkauan kekuasaan relatif luas di Gumi Sasak, terdapat pula Kerajaan Pejanggik. Disisi lain, berdirinya Kerajaan Pejanggik lebih disebabkan karena kerajaan Selaparang yang dianggap mampu mengayominya ternyata tidak mampu menjalani hubungan yang harmonis dengan wilayah sekitar. Maka Kerajaan Pejanggik pun melepaskan diri dari Selaparang. Berbeda dengan Selaparang yang merupakan daerah pesisir, maka Pejanggik merupakan kerajaan yang berada di wilayah pedalaman. Kerajaan Pejanggik yang terletak di daerah pedalaman memang cenderung statis, akan tetapi kondisinya lebih tenang dan penuh dengan kewibawaan. Daerah kekuasaan Pejanggik meliputi pantai barat sampai dengan pantai timur pulau Lombok, dari Blongas hingga Tanjung Ringgit. Berdirinya Kerajaan Pejanggik bermula dari menyepinya Deneq Mas Putra Pengendangan Segara Katon ke daerah Rambitan. Beliau didampingi oleh putranya, Deneq Mas Komala Dewa Sempopo, yang kemudian menurunkan raja-raja Pejanggik. Dari keturunan Deneq Mas Komala Dewa Sempopo inilah pada generasi kelima menurunkan Denek Mas Komala Sari. Kemudian Denek Mas Unda Putih pada generasi keenam dan dilanjutkan oleh Deneq Mas Bekem Buta Intan Komala Sari pada generasi ketujuh. Kakak