Pengertian Reliabilitas Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Evaluasi
yang satu dengan testee yang lain berbeda-beda. Selain itu, butir tes hasil belajar harus mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan
adanya perbedaan kemampuan yang terdapat di kalangan testee tersebut.
Daya pembeda soal akan mengkaji soal-soal tes dari segi kemampuan tes tersebut dalam membedakan siswa yang masuk dalam
kategori prestasi rendah maupun tinggi. Soal yang memiliki daya pembeda akan mampu menunjukkan hasil yang tinggi bila diberikan
kepada siswa dengan prestasi tinggi dan hasil yang rendah bila diberikan kepada siswa berprestasi rendah.
Sama halnya dengan menganalisis tingkat kesukaran, dalam menganalisis daya pembeda soal bentuk objektif dan bentuk uraian
dilakukan dengan cara yang berbeda. Tes bentuk objektif dalam menghitung daya pembeda dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut : Menurut Suharsimi Arikunto 2009: 211 daya pembeda
soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Menurut Suharsimi Arikunto 2009: 213- 214, yaitu:
ܦ ൌ ܤ
ܬ
− ܤ
ܬ
ൌ ܲ
െ ܲ
Keterangan: D = daya pembeda yang dicari
J = jumlah peserta tes
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
P
A
=
ಲ
ಲ
= proporsi kelompok atas yang benar ingat P, sebagai indeks kesukaran
P
B
=
ಳ
ಳ
= proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Suharsimi Arikunto, 2009: 214
Untuk bentuk uraian, teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda yaitu :
DP =
തାത ௌெ௦
Keterangan: DP
= daya pembeda ܺതܭܣ
= rata-rata dari kelompok atas ܺതܭܤ
= rata-rata dari kelompok bawah Skor Maks
= skor maksimum Zainal Arifin, 2013 :133
Tabel 4. Klasifikasi daya pembeda Negatif – 9
Sangat buruk 10 - 19
Buruk 20 - 29
Agak baik 30 - 49
Baik 50 ke atas
Sangat baik Karno to, 2003: 14