Pengamanan dan Pemeliharaan arsip

18 pun tidak mungkin dapat berfungsi dengan baik, kalau informasi atau data yang terdapat dalam file atau record tidak tersusun dengan baik atau sistematis pula. Penemuan kembali secara manual harus baik sistematis pula terlebih dulu , sehingga untuk selanjutnya otomatis penemuan kembali surat atau file tidak terganggu. Dalam latihan kerja atau penerapan sistem tersebut penemuan kembali surat atau file akan lebih jelas dan mudah terlaksana.

2.6 Pengamanan dan Pemeliharaan arsip

2.6.1 Pengamanan Arsip Upaya pemeliharaan dan pengamanan arsip pada dasarnya menyangkut dua aspek penting, yaitu: a. Pemeliharaan terhadap bahan arsip yang secara langsung bersentuhan dengan berbagai faktor perusak b. Pemeliharaaan dan pengamanaan terhadap lingkungan penyimpanan arsip. Martono, Budi.1997:81 Pemeliharaan pengamanan itu sendiri sebenarnya merupakan suatu kegiatan untuk melindungi, mengawasi dan mengambil langkah agar tetap terjamin keselamatannya. Keselamatan di sini baik menyangkut kondisi fisik arsip maupun infromasinya. Dengan menjamin kondisi fisik arsip serta lingkungan penyimpanannya berarti menjamin kelestarian arsip selama-lamanya. Menjamin keselamatan berarti menjamin arsip baik dari kerusakan, kemusnahan, maupun kebocoran terhadap informasinya. Pengamanan arsip adalah menjaga arsip dari kehilangan maupun dari kerusakan. Dalam UU No 7 Tahun 1971 pasal 11, diutarakan ketentuan sebagai berikut: 1. Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum, memiliki arsip sebagaimana dimaksud pasal 1 UU No 7 Tahun 1971 ini dapat dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 tahun. 2. Barang siapa yang menyimpan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a No. 7 Tahun 1971 ini yang dengan sengaja memberitahukan hal-hak tentang isi naskah itu kepada pihak ketiga Universitas Sumatera Utara 19 yang tidak berhak mengetahuinya sedang ia diwajidkan merahasiakan hal-hal tersebut, dapat dipidanakan dengan penjara selama-lamanya 20 tahun atau dipidanakan seumur hidup.Sedarmayanti, 2003:109 Ketentuan diatas dimaksudkan untuk mengamankan arsip dari segi informasi. Untuk arsip milik swasta atau perorangan, pengamanan dari segi hukum diatur pada KUHP maupun KUHD. Secara fisik, semua arsip harus diamankan dari segi kerusakan. Kerusakan terhadap arsip dapat terjadi karena faktor internal dan faktor external. 1. Faktor Internal a. Kwalitas Kertas Kertas yang mempunyai kualitas yang kurang baik akan mempengaruhi keutuhan kertas itu sendiri. Maka kerusakan aan lebih cepat dibandingkan dengan kertas yang berkualitas baik.Dalam penggunaan kertas hendaknya dipilih kertas yang baik dan cukup tebal. b. Tinta Tinta yang digunakan untuk menulis dengan mutu atau kualitas yang kurang baik akan menyebabkan kerusakan pada arsip menjadi lebih cepat. Karena penggunaan tinta yang berkualitas rendah akan merugikan kita. Terutama bila secara tidak sengaja tersentuh air, atau karena udara yang lembab, yang mengakibatkan identitaskertas tersebut sulit atau sukar dikenal. c. Bahan perekat Dalam penggunaan bahan perekat seperti lem, atau pasta juga mempunyai penurunan yang merugikan dalam daya tahan kertas dan kulit, oleh karena itu dalam penggunaan perekat pun harus dicarikan yang lebih baik mutunya. 2. Faktor External a. Lingkungan Pada tingkat kelembaban lebih dari 75, menyebabkan arsip yang disimpan cepat rusak.Hendaknya suhu udara diatur anatar 65 derajat sampai 85 Universitas Sumatera Utara 20 derajat, agar tingkat kelembaban jangan menyebabkan arsip yang disimpan cepat rusak. b. Sinar matahari Sinar matahari mengandung sinar ultra violet yang dapat merusak tulisan dana kertas. Oleh sebab itu arsip jangan terkena matahari langsung. c. Debu Debu yang menempel pada arsip terdiri dari bermacam-macam bahan seperti asap, tanah dan kotoran-kotoran lain sehingga dapat merusak arsip. d. Serangga dan kutu, serta sejenisnya Munculnya serangga dana kutu dapat dicegah antara lain dengan: bahan kimia, kebersihan tempat penyimpanan, pengaturan kelembaban udara dan lain- lain e. Jamur dan jenisnya Tingkat kelembaban diatas 75 deajat menyebabkan tumbuhnya jamur dan sejenisnya. Jamur yang tumbuh pada kertas “arsip” merupakan penghancur kertas yang cepat. 2.6.2 Pemeliharaan Arsip Pemeliharaan arsip adalah membersihkan arsip secara rutin untuk mencegah kerusakan akibat beberapa sebab. Pemeliharaan arsip secara fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pengaturan ruangan Ruangan penyimpanan arsip harus : a Dijaga agar tetap kering temperatur ideal antara 60-75 derajat, dengan kelembaban antara 50-60. b Terang terkena sinar matahari tak langsung c Mempunyai ventilasi udara yang merata. d Terhindar dari kemungkinan serangan api, air, serangga dsb. Universitas Sumatera Utara 21 2. Tempat penyimpanan arsip Tempat penyimpanan arsip hendaknya diatur secara renggang, agar ada udara diantara berkas yang disimpan. Tingkat kelembaban yang diingkan perlu dipenuhi. 3. Penggunaan bahan-bahan pencegah rusaknya arsip Salah satu caranya adalah meletakkan kapur barus kamper ditempat penyimpanan, atau mengadakan penyemprotan dengan bahan kimia, secara berkala 4. Larangan-larangan Perlu dibuat larangan yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Dilarang membawa danatau makan ditempat penyimpanan arsip 2. Dalam ruangan penyimpanan arsip dilarang merikok karena percikan api dapat menimbulkan bahaya kebakaran. 5. Kebersihan Arsip selalu dibersihkan dan dijaga dari noda karat dan lain-lain. Tujuan pemeliharaan arsip adalah: a Untuk menjamin keamanan dari penyimpanan asip itu sendiri. Dengan demikian setiap pejabat yang bertanggungjawab ataspengelolaan arsip harus melakukan pengawasan apakah sesuatu arsip sudah tersimpan pada tempat yang seharusnya. b Agar penanggungjawab arsip dapat mengetahui dan mengawasi apakah sesuatu telah diproses menurut prosedur yang seharusnya. Sedarmayanti, 2003:109

2.7 Penyusutan dan Pemusnahan Arsip