commit to user 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Pembuktian
a. Pengertian Pembuktian
Yang dimaksud dengan “membuktikan” ialah meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil atau dalil-dalil yang dikemukakan dalam suatu
persengketaan. Dengan demikian nampaklah bahwa pembuktian itu hanyalah diperlukan dalam persengketaan atau perkara di muka Hakim
atau Pengadilan. Tugas hakim atau Pengadilan adalah menetapkan hukum untuk suatu keadaan tertentu Subekti, 2005:1.
Pembuktian menurut pemahaman umum adalah menunjukkan kehadapan tentang suatu keadaan yang bersesuaian dengan induk
persoalan, atau dengan kata lain adalah mencari kesesuaian antara peristiwa induk dengan akar-akar peristiwanya Hartono, 2010:59.
Ketidakpastian hukum rechtsonzekerheid dan kesewenang- wenangan willekeur akan timbul apabila hakim, dalam melaksanakan
tugasnya itu, diperbolehkan menyandarkan putusannya hanya atas keyakinannya, biarpun itu sangat kuat dan sangat murni. Keyakinan hakim
itu harus didasarkan pada sesuatu, yang oleh undang-undang dinamakan alat bukti. Dengan alat bukti ini masing-masing pihak berusaha
membuktikan dalilnya atau pendiriannya yang dikemukakan kepada hakim yang diwajibkan memutusi perkara tersebut.
Dapat dilihat bahwa hukum pembuktian itu sebenarnya merupakan suatu bagian daripada hukum acara, karena ia memberikan aturan-aturan
tentang bagaimana berlangsungnya suatu perkara di muka hakim Law of procedure.
Dari apa yang dibicarakan di atas, dapat juga kita simpulkan bahwa para pihak yang bersengketa itu diwajibkan membuktikan tentang
“duduknya perkara”. Tentang bagaimana hukumnya, bukanlah kewajiban 12
commit to user 13
mereka untuk membuktikannya karena adalah kewajiban hakim untuk mengetahui hukum itu dan menerapkan hukum ini sesudah ia mengetahui
tentang duduk perkaranya tadi. Berat juga beban hakim, yang dianggap mengetahui segala-galanya tentang hukum yang harus diterapkan itu, biar
itu adalah hukum dari suatu Negara asing sekalipun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum pembuktian dimaksud sebagai suatu
rangkaian peraturan tata tertib yang harus diindahkan dalam melangsungkan pertarungan di muka hakim, antara kedua belah pihak
yang sedang mencari keadilan.
b. SistemTeori Pembuktian