Tinjauan Tentang Tindak Pidana Sumpah Palsu Pasal 242 KUHP

commit to user 20 “ Een veroordeling zal de rechter uitspreken, als hij de overtuiging heft verkregen, dat de verdachte het te laste gelegde feit heft began en hij feit en verdachte ook straf baar acht”. putusan pemidanaan dijatuhkan oleh hakim jika ia telah mendapat keyakinan bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan yang didakwakan dan ia menganggap bahwa perbuatan dan terdakwa dapat dipidana. b Putusan Bebas vrijspraak Putusan bebas dijatuhkan jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa diputus bebas Pasal 191 ayat 1 KUHAP. c Putusan Lepas dari Segala Tuntutan Hukum Putusan ini dijatuhkan jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana Pasal 191 ayat 2 KUHAP.

3. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Sumpah Palsu Pasal 242 KUHP

Pasal 242 KUHP : a. Barangsiapa dalam keadaan dimana undang-undang menentukan supaya memberi keterangan di atas sumpah atau mengadakan akibat hukum kepada keterangan yang demikian, dengan sengaja memberi keterangan palsu di atas sumpah, baik dengan lisan atau tulisan, secara pribadi maupun oleh kuasanya yang khusus ditunjuk untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. b. Jika keterangan palsu di atas sumpah diberikan dalam perkara pidana dan merugikan terdakwa atau tersangka, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. commit to user 21 c. Disamakan dengan sumpah adalah janji atau penguatan yang diharuskan menurut aturan-aturan umum atau yang menjadi pengganti sumpah. Keterangan dibawah sumpah : a. Dengan lisan atau dengan tulisan b. Sendiri atau oleh wakilnya Keterangan dengan lisan ini berarti bahwa seseorang mengucapkan keterangan di muka seorang pejabat dengan disertai sumpah, yaitu memohon kesaksian Tuhan bahwa ia memberi keterangan yang benar seperti, misalnya, seorang saksi di dalam sidang pengadilan. Cara sumpah adalah menurut peraturan agama masing-masing. Keterangan dengan tulisan kini berarti, bahwa seorang pejabat menulis keterangan dengan mengatakan bahwa keterangan itu diliputi oleh sumpah jabatan yang dulu diucapkan pada waktu ia mulai memangku jabatannya seperti, misalnya, seorang pegawai polisi membikin proses verbal dari suatu pemeriksaan dalam penyidik perkara pidana. Kalau keterangan dibawah sumpah diberikan oleh seorang wakil, maka wakil itu harus diberi kuasa khusus, artinya dalam surat kuasa harus disebutkan dengan jelas isi keterangan yang akan diucapkan oleh wakil itu. Menurut ayat 3, disamakan dengan sumpah suatu kesanggupan akan memberi keterangan yang benar, atau penguatan kebenaran keterangan yang telah diberikan, yaitu apabila menurut undang-undang sumpah dapat diganti dengan kesanggupan atau penguatan tadi. Penggantian ini diperbolehkan dalam hal seorang berkeberatan diambil sumpah. Alasan keberatan tidak perlu diberitahukan. Alasan keberatan ini tidak selalu berdasar atas keingkaran adanya Tuhan. Diantara orang-orang beragama Kristen ada golongan yang terkenal sebagai doopsgezinden, dan yang tidak diperbolehkan diambil sumpah. Juga diantara orang-orang beragama pada umumnya ada yang beranggapan, pengambilan sumpah hanya diperbolehkan dalam hal yang sangat penting saja, yang tidak meliputi, misalnya, pemberian keterangan sebagai saksi di dalam sidang pengadilan Wirjono Projodikoro, 2002:171. commit to user 22 Tindak pidana dapat dibedakan atas dasar-dasar tertentu, yaitu : a. Menurut sistem KUHP, dibedakan antara kejahatan misdrijven dimuat dalam buku II dan pelanggaran overtredingen dimuat dalam buku III. b. Menurut cara merumuskannya, dibedakan antara tindak pidana formil formeel delicten dan tindak pidana materiil materiel delicten. c. Berdasarkan bentuk kesalahannya, dibedakan antara tindak pidana sengaja daleus delicten dan tindak pidana tidak dengan sengaja culpose delicten. d. Berdasarkan macam perbuatannya, dapat dibedakan antara tindak pidana aktifpositif dapat juga disebut tindak pidana komisi delicta commissionis dan tindak pidana pasifnegatif disebut juga tindak pidana omisi delicta omissionis. e. Berdasarkan saat dan jangka waktu terjadinya, maka dapat dibedakan antara tindak pidana terjadi seketika dan tindak pidana terjadi dalam waktu lama atau berlangsung lama berlangsung terus. f. Berdasarkan sumbernya, dapat dibedakan antara tindak pidana umum dan tindak pidana khusus. g. Dilihat dari sudut subjek hukumnya, dapat dibedakan antara tindak pidana communia delicta communia, yang dapat dilakukan oleh siapa saja, dan tindak pidana proparia dapat dilakukan hanya oleh orang yang memiliki kualitas pribadi tertentu. h. Berdasarkan perlu tidaknya pengaduan dalam hal penuntutan, maka dibedakan antara tindak pidana biasa gewone delicten dan tindak pidana aduan klacht delicten. i. Berdasarkan berat ringannya pidana yang diancamkan, maka dapat dibedakan antara tindak pidana bentuk pokok eenvoudige delicten, tindak pidana yang diperberat gequalificeerde delicten dan tindak pidana yang diperingan gepriviligieerde delicten. j. Berdasarkan kepentingan hukum yang dilindungi, maka tindak pidana tidak terbatas macamnya bergantung dari kepentingan hukum yang dilindungi, seperti tindak pidana terhadap nyawa dan tubuh, terhadap harta commit to user 23 benda, tindak pidana pemalsuan, tindak pidana terhadap nama baik, terhadap kesusilaan dan lain sebagainya. k. Dari sudut berapa kali perbuatan untuk menjadi suatu larangan, dibedakan antara tindak pidana tunggal enkelvoudige delicten dan tindak pidana berangkai samengestelde delicten.

4. Tinjauan Tentang Upaya Hukum

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS KAITANNYA DENGAN PENGAJUAN UPAYA HUKUM KASASI (PUTUSAN MA RI No.187 K/Pid/2006)

0 5 18

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU PENCURIAN PIRING DALAM PERKARA KASASI OLEH JAKSA TERHADAP PUTUSAN BEBAS

2 32 67

ANALISIS PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN BEBAS PENGADILAN NEGERI GIANYAR DALAM PERKARA SUMPAH PALSU DAN PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN

0 4 12

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) dalam Perkara Tindak Pidana Pembunuhan.

0 3 19

SKRPSI Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) dalam Perkara Tindak Pidana Pembunuhan.

0 3 12

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) dalam Perkara Tindak Pidana Pembunuhan.

0 2 12

ANALISIS YURIDIS ARGUMENTASI HUKUM PENUNTUT UMUM SEBAGAI DASAR PENGAJUAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS MURNI (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA MEMBUAT KETERANGAN PALSU AKTA KEPEMILIKAN RUMAH

0 2 69

TINJAUAN TENTANG PENGABAIAN BARANG BUKTI SURAT OLEH HAKIM SEBAGAI DASAR PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA MENEMPATKAN KETERANGAN PALSU KE DALAM AKTA AUTENTIK.

0 0 1

Tinjauan Diabaikannya Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP oleh Hakim Sebagai Dasar Alasan Pengajuan Kasasi Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas Dalam Perkara Pemalsuan Uang.

0 0 15

UPAYA KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM PERKARA PIDANA | Alvionita | Katalogis 6750 22457 1 PB

0 0 12