Tinjauan Tentang Putusan Kerangka Teori

commit to user 17 tingkat pertama untuk pemeriksaan perkara-perkara pidana, dalam Pasal 78, menyatakan sebagai alat-alat bukti yang sah : 1 Pengetahuan Hakim 2 Keterangan terdakwa 3 Keterangan saksi 4 Keterangan orang ahli 5 Surat-surat Sudah berlainan jika dibandingkan dengan Pasal 295 RIB yang dibicarakan di atas Rib adalah dari tahun 1848. Rupanya Pasal 78 Undang- undang Mahkamah Agung tersebut mengutip 47 Landgerechtreglement dari tahun 1912, yaitu peraturan hukum acara yang dipakai dalam jaman penjajahan oleh Pengadilan Landgerecht, yaitu suatu Pengadilan untuk perkara pelanggaran pidana ringan untuk semua golongan penduduk.

2. Tinjauan Tentang Putusan

a. Pengertian Putusan Pemeriksaan suatu perkara di muka hakim, diakhiri dengan suatu putusan atau vonis. Menurut Pasal 1 butir 11 KUHAP, Putusan Pengadilan adalah pernyataan Hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Putusan yang dalam amarnya mengandung suatu penghukuman dinamakan condemnatoir, putusan yang menyatakan suatu keadaan sebagai suatu keadaan yang sah dinamakan declaration, sedangkan putusan yang dalam amarnya menciptakan suatu keadaan yang baru dinamakan constitutive. Adakalanya suatu putusan mengandung baik suatu declaratoir maupun suatu penghukuman. Kalau putusan, Hakim itu sudah tidak dapat dirobah lagi, dikatakan bahwa putusan itu telah memperoleh kekuatan mutlak. Putusan Pengadilan Negeri memperoleh kekuatan mutlak seketika setelah commit to user 18 tenggang waktu untuk meminta banding lewat tanpa dipergunakan, sedangkan Putusan Pengadilan Tinggi memperoleh kekuatan mutlak seketika setelah tenggang waktu untuk mengajukan permohonan kasasi lewat tanpa dipergunakan. Putusan Mahkamah Agung dengan sendirinya seketika mempunyai kekuatan mutlak, karena sudah tidak ada lagi upaya hukum yang dapat dipergunakan terhadapnya. Pada umumnya putusan hakim itu baru dapat dijalankan dieksekusi apabila ia sudah memperoleh kekuatan mutlak tersebut di atas. Kekecualian hanya terdapat apabila putusan Pengadilan negeri atau Pengadilan Tinggi dinyatakan dapat dilaksanakan “terlebih dahulu” berdasarkan Pasal 180 1 RIB. Artinya “terlebih dahulu” ialah dengan tidak usah menunggu sampai putusan itu memperoleh kekuatan mutlaknya. Dalam rangka Hukum Pembuktian, baiklah diperhatikan bahwa surat keputusan hakimPengadilan itu merupakan suatu akte otentik, dan karena itu ia memiliki segala kekuatan pembuktian yang ada pada suatu akte otentik. Di samping itu, putusan hakim tadi mempunyai suatu kekuatan eksekutorial, yaitu dapat dipaksakan dengan bantuan kekuatan umum Angkatan Bersenjata. Dan akhirnya putusan yang sudah memperoleh kekuatan mutlak itu mempunyai kekuatan “mengikat”, dalam arti bahwa tidak boleh perkara yang sudah diputus itu diajukan lagi di muka Hakim, sehingga tiap-tiap perkara baru dapat ditangkis dengan menunjukkan kepada penggugat putusan tersebut Ne bis in idem. Dalam Pasal 197 ayat 1 KUHAP diatur formalitas yang harus dipenuhi suatu putusan hakim, dan menurut ayat 2 Pasal itu salah ketentuan tersebut tidak dipenuhi kecuali yang tersebut pada huruf g dan i putusan batal demi hukum. Ketentuan tersebut adalah : 1 Kepala putusan berbunyi : DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; 2 Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tempat lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa; 3 Dakwaan sebagaimana terdapat dalam surat dakwaan; commit to user 19 4 Pertimbangan yang disusun sacara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan terdakwa; 5 Tuntutan pidana sebagaimana terdapat dalam surat tuntutan; 6 Pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pemidanaan atau tindakan dan Pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum dari putusan, disertai keadaan yang memberatkan dan meringankan terdakwa; 7 Hari dan tanggal diadakannya musyawarah majelis hakim kecuali perkara diperiksa oleh hakim tunggal; 8 Pernyataan kesalahan terdakwa pernyataan telah terpenuhi semua unsur dalam rumusan delik disertai denjgan kualifikasinya dan pemidanaan atau tindakan yang dijatuhkan; 9 Ketentuan kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan jumlahnya yang pasti dan ketentuan mengenai barang bukti; 10 Perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan; 11 Hari dan tanggal putusan, nama penuntut umum, nama hakim yang memutuskan dan nama panitera. Kemudian, dalam Pasal 200 KUHAP dikatakan bahwa surat putusan ditandatangani oleh hakim dan panitera seketika setelah putusan itu diucapkan. 1 Jenis Putusan a Putusan Pemidanaan Pasal 193 ayat 1 KUHAP yang berbunyi “Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana”. Dapat dibandingkan dengan perumusan van Bemmelen sebagai berikut : commit to user 20 “ Een veroordeling zal de rechter uitspreken, als hij de overtuiging heft verkregen, dat de verdachte het te laste gelegde feit heft began en hij feit en verdachte ook straf baar acht”. putusan pemidanaan dijatuhkan oleh hakim jika ia telah mendapat keyakinan bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan yang didakwakan dan ia menganggap bahwa perbuatan dan terdakwa dapat dipidana. b Putusan Bebas vrijspraak Putusan bebas dijatuhkan jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa diputus bebas Pasal 191 ayat 1 KUHAP. c Putusan Lepas dari Segala Tuntutan Hukum Putusan ini dijatuhkan jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidana Pasal 191 ayat 2 KUHAP.

3. Tinjauan Tentang Tindak Pidana Sumpah Palsu Pasal 242 KUHP

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS KAITANNYA DENGAN PENGAJUAN UPAYA HUKUM KASASI (PUTUSAN MA RI No.187 K/Pid/2006)

0 5 18

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU PENCURIAN PIRING DALAM PERKARA KASASI OLEH JAKSA TERHADAP PUTUSAN BEBAS

2 32 67

ANALISIS PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN BEBAS PENGADILAN NEGERI GIANYAR DALAM PERKARA SUMPAH PALSU DAN PERTIMBANGAN HAKIM MAHKAMAH AGUNG DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN

0 4 12

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN BEBAS (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) dalam Perkara Tindak Pidana Pembunuhan.

0 3 19

SKRPSI Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) dalam Perkara Tindak Pidana Pembunuhan.

0 3 12

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Bebas (Vrijspraak) dalam Perkara Tindak Pidana Pembunuhan.

0 2 12

ANALISIS YURIDIS ARGUMENTASI HUKUM PENUNTUT UMUM SEBAGAI DASAR PENGAJUAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS MURNI (VRIJSPRAAK) DALAM PERKARA MEMBUAT KETERANGAN PALSU AKTA KEPEMILIKAN RUMAH

0 2 69

TINJAUAN TENTANG PENGABAIAN BARANG BUKTI SURAT OLEH HAKIM SEBAGAI DASAR PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DALAM PERKARA MENEMPATKAN KETERANGAN PALSU KE DALAM AKTA AUTENTIK.

0 0 1

Tinjauan Diabaikannya Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP oleh Hakim Sebagai Dasar Alasan Pengajuan Kasasi Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas Dalam Perkara Pemalsuan Uang.

0 0 15

UPAYA KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM PERKARA PIDANA | Alvionita | Katalogis 6750 22457 1 PB

0 0 12