Penanganan retensi urin post partum 1. Bladder training Bladder Training dengan Sitz bath

Selama fase pengisian, pengaruh sistem saraf simpatis terhadap kandung kemih menjadi bertekanan rendah dengan meningkatkan resistensi saluran kemih. Penyimpanan urin dikoordinasikan oleh hambatan sistem simpatis dari aktivitas kontraksi otot detrusor yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan uretra proksimal. 14 Pengeluaran urin secara normal timbul akibat adanya kontraksi yang simultan dari otot detrusor dan relaksasi sfingter uretra. Hal ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatis yang mempunyai neurotransmiter utama yaitu asetilkolin. Penyampaian impuls dari saraf aferen ditransmisikan ke saraf sensoris pada ujung ganglion medulla spinalis di segmen S2 - S4 dan selanjutnya sampai ke batang otak. Impuls saraf dari batang otak menghambat aliran parasimpatis dari pusat kemih sakral spinal. Selama fase pengosongan kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sakral dihentikan, sehingga timbul kembali kontraksi otot detrusor. 14 Retensi urin post partum paling sering terjadi akibat dissinergis dari otot detrusor dan sfingter uretra. Terjadinya relaksasi sfingter uretra yang tidak sempurna menyebabkan nyeri dan edema. Sehingga ibu post partum tidak dapat mengosongkan kandung kemihnya dengan baik. 2-7 2.9. Penanganan retensi urin post partum 2.9.1. Bladder training Bladder training adalah kegiatan melatih kandung kemih untuk mengembalikan pola normal berkemih dengan menstimulasi pengeluaran urin. Dengan bladder training diharapkan fungsi eliminasi berkemih spontan pada ibu post partum spontan dapat terjadi dalam 2- 6 jam post partum. 12,13 Ketika kandung kemih menjadi sangat mengembang diperlukan kateterisasi, kateter Foley ditinggal dalam kandung kemih selama 24-48 jam untuk menjaga kandung kemih tetap kosong dan memungkinkan kandung kemih menemukan kembali tonus otot normal dan sensasi. Bila kateter dilepas, pasien harus dapat berkemih secara spontan dalam waktu 2-6 jam. Setelah berkemih secara spontan, kandung kemih harus dikateter kembali untuk memastikan bahwa residu urin minimal. Bila kandung kemih mengandung lebih dari 150 ml residu urin , drainase kandung kemih dilanjutkan lagi. Residu urin setelah berkemih normalnya kurang atau sama dengan 50 ml. 2-7,11 Universitas Sumatera Utara Program latihan bladder training meliputi : penyuluhan, upaya berkemih terjadwal, dan memberikan umpan balik positif. Tujuan dari bladder training adalah melatih kandung kemih untuk meningkatkan kemampuan mengontrol, mengendalikan, dan meningkatkan kemampuan berkemih. 10 1. Secara umum, pertama kali diupayakan berbagai cara yang non invasif agar pasien tersebut dapat berkemih spontan. 2. Pasien post partum harus sedini mungkin berdiri dan jalan ke toilet untuk berkemih spontan 3. Terapi medikamentosa 4. Diberikan uterotonika agar terjadi involusio uteri yang baik. Kontraksi uterus diikuti dengan kontraksi kandung kemih. 5. Apabila semua upaya telah dikerjakan namun tidak berhasil untuk mengosongkan kandung kemih yang penuh, maka perlu dilakukan kateterisasi urin, jika perlu lakukan berulang.

2.10. Hidroterapi

Hidroterapi merupakan terapi alternatif yang sudah lama dikenal dan dilakukan secara luas pada bidang naturopathy akhir-akhir ini. Sejumlah penelitian dilakukan untuk mengetahui manfaat dari hidroterapi. Dari beberapa literatur, diketahui manfaat dari hidroterapi adalah untuk memperbaiki sirkulasi darah sehingga dapat memperbaiki fungsi jaringan dan organ. Hidroterapi banyak digunakan sebagai terapi alternatif untuk pemulihan, salah satunya dapat mencegah terjadinya retensi urin pada masa post partum dengan pertimbangan non invasif, mudah dilakukan, murah, efek samping minimal dan dapat dikerjakan sendiri. 19-26

2.10.1. Rasionalisasi hidroterapi dengan air hangat

Beberapa literatur mendukung hidroterapi dengan air hangat dengan suhu 106-110°F 41- 43°C. Batas suhu tersebut dianggap fisiologis untuk hidroterapi dan telah diuji melalui beberapa penelitian dengan risiko terjadinya heatstroke yang minimal. Terapi air hangat pada kulit, khususnya pada organ urogenitalia eksterna menimbulkan sensasi suhu pada nerve ending ujung saraf pada permukaan kulit. Sensasi ini mengaktivasi transmisi dopaminergik dalam jalur mesolimbik sistem saraf pusat. 20,26 Universitas Sumatera Utara Diketahui pada jalur persarafan, perangsangan oleh satu fungsi sensasi akan menghambat fungsi sensasi yang lain. Sebagai contoh, beberapa area di medulla spinalis menghantarkan sinyal yang diperoleh dari nosiseptor reseptor rasa nyeri dan reseptor taktil reseptor sensasi suhu. Perangsangan reseptor taktil oleh suhu akan menghambat transmisi impuls nyeri dari nosiseptor, sebaliknya stimulasi nyeri dapat menekan transmisi siyal yang diterima dari reseptor taktil. Hal ini dikenal dengan teori pintu gerbang gate teory. 20 Transmisi sinyal yang diperoleh dari reseptor saraf yang satu akan menghambat jalur transmisi untuk sensasi lain. Hal ini disebut “blocking the gate” atau dengan kata lain, sensasi suhu dari air hangat yang diterima reseptor taktil akan menghambat jalur transmisi rasa nyeri yang diterima oleh reseptor nosiseptor. Sehingga sensasi rasa nyeri dapat berkurang. 20 Terapi air hangat memberikan efek “crowding process” proses pengacauan pada sistem saraf karena mengakibatkan rasa nyeri terhambat oleh sensasi suhu yang diterima oleh nerve ending yang bertanggung jawab terhadap sensasi suhu nerve endings Ruffini dan Krause. sehingga memberikan efek penekanan atau pengurangan rasa nyeri analgesia. 20 Selain itu, manfaat paparan lokal air hangat dapat mengakibatkan peningkatan kadar beta endorphin dalam darah. Beta endorfin diketahui sebagai anti nyeri endogen yang dapat menimbulkan perasaan relaksasi. 19,20,21,26,26

2.10.2. Rasionalisasi hidroterapi dengan air dingin

Seperti halnya hidroterapi dengan air hangat, rasionalisasi hidroterapi dengan air dingin juga mengakibatkan terjadinya proses “blocking the gate” sensasi suhu dari air dingin yang diterima reseptor taktil akan menghambat jalur transmisi rasa nyeri yang diterima oleh reseptor nosiseptor.. Pada hidroterapi air dingin juga terjadi efek pengacauan “crowding process”. Sehingga air dingin juga dapat menekan sensasi rasa nyeri. 20 Selain itu, air dingin juga menghasilkan efek elektroshock ringan pada korteks serebri karena kuantitas yang banyak dari nerve ending yang bertanggung jawab terhadap reseptor dingin pada kulit. Hidroterapi dengan air dingin dapat mengirim sejumlah besar impuls dari ujung saraf perifer nerve endings ke otak, sehingga menghasilkan efek analgesia yang lebih besar. 20 Universitas Sumatera Utara Dari literatur disebutkan bahwa hidroterapi dengan air dingin pada suhu 55 - 75°F 12 - 24°C bermanfaat pada penyembuhan luka perineum. Hidroterapi dengan air dingin mengakibatkan penurunan metabolisme sel dan pengurangan penggunaan oksigen di sekitar jaringan yang tidak luka. Beberapa penelitian juga telah menunjukkan terapi air dingin menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan sirkulasi vena. Dengan terjadinya vasokonstriksi vena, maka membantu proses drainase pada jaringan edema oleh pembuluh limfe. Dengan terjadinya vasokonstriksi pada jaringan edema, cairan intersellular yang tertahan akan mengalir secara perlahan melalui jaringan ikat di antara serabut otot ke dalam saluran limfe. Selain itu, proses drainase ini juga difasilitasi oleh pompa yang terjadi akibat kontaksi dan relaksasi otot. 20,21,22 Karena itu, hidroterapi dengan air dingin pada ibu post partum spontan yang mengalami laserasi perineum dapat menjadi salah satu manajemen luka perineum untuk penanganan edema perineum selain penanganan higienis perineum dan kuratif dengan medisinal. Dari satu penelitian dilaporkan insidensi penyembuhan luka laserasi perineum dengan hidroterapi sebesar 84 pada sepuluh hari periode post partum. Penyembuhan lambat sebesar 4,3 , kejadian Infeksi perineum 1,2 dan penyembuhan tidak sempurna sebesar 4,8 . Sedangkan kejadian edema perineum ringan akan sembuh pada 3 – 4 hari post partum. 19,20.

2.10.3. Jenis-jenis Hidroterapi

19,20,21,25,26,26  Hidroterapi Kontras Alternatif terapi menggunkan air hangat dan dingin merupakan salah satu jenis hidroterapi. Penggunaan air hangat adalah untuk membuat terjadinya vasodilatasi, sedangkan penggunaan air dingin untuk membuat terjadinya vasokonstriksi. Aplikasi dari terapi ini dapat dilakukan pada jaringan atau organ tubuh yang inflamasi dan kongesti.  Berendam dan Mandi 19-26 Berendam dan mandi dengan air hangat dan dingin, akhir-akhir ini diteliti mempunyai manfaat untuk kesehatan dan membantu proses penyembuhan karena dapat membantu relaksasi dan mengurangi stres. Mandi dengan air dingin dapat menstimulasi sistem imun dan memperbaiki sirkulasi darah.  Hot Foot Bath 19,20,26 Terapi rendam kaki dengan air hangat direkomendasikan untuk kaki yang kram, nausea, demam, insomnia, kongesti pelvis.  Heating Compress 19,20,26 Kompres dengan air hangat dianggap bermanfaat untuk memperbaiki sirkulasi darah, terutama pada engorgement payudara post partum. Universitas Sumatera Utara  Constitutional Hidroterapi 20,21 Ahli Naturopati sering menggunakan alternatif terapi air untuk kesehatan dan memperbaiki sistem imun. Metode ini menggunakan handuk yang direndam ke dalam air hangat dan dingin lalu di aplikasikan pada punggung dan dada yang nyeri.  Sitz bath 19,20,21 Sitz bath digunakan secara luas dalam praktek medis, diantaranya pada hemoroid dan pada kasus retensi urin tanpa gangguan neurologis, nyeri haid dan nyeri di daerah pelvis.

2.11. Bladder Training dengan Sitz bath

Dari berbagai literatur, Sitz bath terbukti bermanfaat untuk terapi pemulihan. Terapi ini menggunakan prinsip hidroterapi pada posisi duduk Sitz bath. Aplikasi prinsip hidroterapi ini untuk menstimulasi sirkulasi daerah pelvis. Hidroterapi ini menggunakan alternatif air dingin dan hangat. 19 Kontraindikasi metode ini adalah pada pasien dengan penyakit tromboemboli vena seperti deep vein thrombosis DVT, infeksi kandung kemih dan gangguan sensasi saraf perifer penyakit serebrovaskular. 20 Petunjuk melakukan metode ini, diawali dengan pengisian air hangat pada kantung air alat Sitz bath sampai 1500 ml. Setelah pasien diposisikan duduk pada alat Sitz bath, kemudian klem pada selang dibuka sehingga terpancar aliran air mengenai organ urogenitalia eksterna dan mengisi alat Sitz bath sampai mencapai ukuran kedalam air 3-4 inchi dari dasar alat Sitz bath, sehingga air dapat merendam sebagian bokong dan organ urogenital eksterna pada air yang dialirkan pada selang ke dalam alat Sitz bath. Aplikasi ini menggunakan air hangat 106-110°F, 41-43°C, setelah itu diganti dengan menggunakan air dingin 55-75°F, 12- 24°C. Berdasarkan literatur, proses berendam diupayakan senyaman mungkin selama + 10 – 20 menit. Dimana alat terapi Sitz bath disesuaikan dengan bentuk dan ukuran pasien. 19,20 Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Alat Sitz bath 20 Hidroterapi dengan suhu air hangat 106-110°F, 41 C – 43 C merupakan suhu air dalam batas fisiologis yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan pasokan darah yang akan meningkatkan oksigenisasi ke jaringan. Selain itu, dapat menimbulkan sensasi suhu terhadap nerve endings kulit pada organ urogenitalia eksterna, menstimulus jalur persarafan, menghilangkan rasa nyeri dan membantu proses relaksasi dari sfingter uretra sehingga dapat tercapai fungsi eliminasi berkemih spontan dari ibu post partum spontan. Hidroterapi dengan air dingin bersuhu 55-75°F, 12-24°C juga dapat menimbulkan efek analgesia dan membantu mengurangi edema jaringan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada rasionalisasi hidroterapi dengan air hangat dan dingin. 20

2.12. Faktor Karakteristik Ibu terhadap kejadian Retensi Urin Post Partum