Paritas Pendidikan Interpretasi dan diskusi hasil

Tabel 5.2 Intensitas Nyeri Sebelum dan Setelah Dilakukan intervensi pada Kelompok Intervensi Di Klinik Nirmala Medan NO Variabel Mean SD Nilai Min-Max 95CI n Lower Upper 1 Intensitas nyeri sebelum tindakan 8.40 0.598 7-9 8.12 8.68 20 2 Intensitas nyeri setelah tindakan 4.75 0.967 3-6 4.30 5.20

1.3 Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Di Lakukan Intervensi pada Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi pada kelompok kontrol yaitu diperoleh mean=6.20 dan SD= 0.894. setelah dilakukan intervensi diperoleh mean =8.30 dan SD =0.865. untuk keterangan dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini . Tabel 5.3 Intensitas Nyeri Sebelum dan Setelah Dilakukan intervensi pada Kelompok Kontrol Di Klinik Nirmala Medan No Variabel Mean SD Nilai Min-Max 95CI n Lower Upper 1 Intensitas nyeri sebelum tindakan 6.20 0.894 5-8 5.78 6.62 20 2 Intensitas nyeri setelah tindakan 8.30 0.865 7-10 7.90 8.70 Grafik 1. Distribusi Intensitas Nyeri Kelompok Kontrol Dan Kelompok Intervensi Pada Setiap Kontraksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 kontraksi 1 kontraksi 2 kontraksi 3 kontraksi 4 kelompok Kontrol kelompok intervensi 10 2. Analisis Bivariat 2.1 Perbandingan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Intervensi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata intensitas nyeri sebelum pemberian kompres hangat pada kelompok intervensi adalah = 8.40 dan SD = 0.589 , dan sesudah pemberian kompres hangat adalah = 4.75 dan SD = 0.967 dan diperoleh beda mean = 3.650. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan pemberian kompres hangat terhadap pengurangan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. Untuk keterangan dapat dilihat pada tabel 5.4 Tabel 5.4 Perbandingan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Intervensi Di Klinik Nirmala Medan No Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P n 1 Intensitas nyeri sebelum tindakan 8.40 0.598 3.650 0,000 20 2 Intenssitas nyeri sesudah tindakan 4.75 0.967

2.2 Perbandingan Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Kelompok Kontrol

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata – rata intensitas nyeri sebelum pemberian kompres hangat pada kelompok kontrol adalah = 6.20 dan SD = 0.894, dan sesudah pemberian kompres hangat adalah = 8.30 dan SD = 0.865 dan diperoleh beda mean = 2.100. Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan pemberian kompres hangat terhadap pengurangan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. Untuk keterangan dapat dilihat pada tabel 5.5 Tabel 5.5 Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Pemberian Kompres Hangat pada Kelompok Kontrol Di Kilinik Nirmala No Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P n 1 Intensitas nyeri sebelum tindakan 6.20 0.894 2.100 0,000 20 2 Intensitas nyeri sesudah tindakan 8.30 0.865

2.3 Perbandingan Skala Nyeri Sesudah Intervensi pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Berdasarkan hasil penelistian diperoleh rata-rata intensitas nyeri sesudah pemberian kompres hangat pada kelompok intervensi rata – rata =4.75, SD 0.967 dan sesudah pemberian kompres hangat pada kelompok kontrol rata – rata = 8.30, SD = 0.865 dan hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0.000, maka dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan perbedaan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. Keterangan dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini. Tabel 5.6 Perbandingan Intensitas Nyeri Setelah Pemberian Kompres Hangat pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Klinik Nirmala Medan No Variabel Mean SD SE Nilai P n 1 Sesudah tindakan pada kelompok intervensi 4.75 0.967 0.182 0,000 20 2 Sesudah tindakan pada kelompok kontrol 8.30 0.865 0.191 B . PEMBAHASAN Dari hasil penelitian berikut ini, diuraikan pembahasan tentang hasil penelitian yaitu pengaruh kompres hangat terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif .

1. Interpretasi dan diskusi hasil

Hasil penelitian menunjukan mayoritas usia responden pada kelompok intervensi adalah 31 -35 tahun yaitu 8 orang 40 dan pada kelompok kontrol mayoritas usia 26 - 30 tahun 7 orang 35 . Paritas responden pada kelompok intervensi mayoritas multigravida 9 orang 45 dan pada kelompok kontrol adalah mayoritas multigravida 8 orang 40 . Tingkat pendidikan pada kelompok intervensi mayoritas SMA 8 orang 40 dan pada kelompok kontrol mayoritas 9 orang 45 . Pekerjaan pada kelompok intervensi mayoritas karyawan 11 orang 35 dan pada kelompok kontrol mayoritas IRT 14 orang 70 . Dari hasil uji statistik t-dependent pada kelompok intervensi dapat disimpulkan ada pengaruh pada kelompok intervensi dan pengaruh signifikan pada kelompok kontrol dengan menggunakan kompres hangat dan ada perbedaan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai P = 0,000 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sari. E 2010 yang bertujuan mengidentifikasi pengaruh penggunaan kompres hangat dalam pengurangan nyeri persalinan fase aktif kala I sehingga dapat dijadikan suatu intervensi bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan untuk penurunan skala nyeri pada persalinan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wlash 2008 bahwa penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap meredakan nyeri dengan mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia , yang merangsang nyeri dan menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah kearea tersebut. Kompres hangat terutama membantu ketika wanita bersalin sedang mengalami nyeri punggung yang disebabkan oleh posisi posterior oksiput janin atau tegangan umum pada otot punggung. Melalui teori ini dapat dibuktikan bahwa kompres hangat dapat mengurangi nyeri persalinan. Menurut Simkin,2007 nyeri persalinan kala-satu adalah akibat dilatasi seviks dan segmen uterus bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan ligamen. Faktor penyebab nyeri persalinan adalah tekanan kepala bayi dan meregangnya jaringan ikat pendukung rahim dan sendi panggul selama kontraksi dengan turunnya kepala bayi. Tekanan pada saluran kemih, kandung kemih, dan anus, Meregangnya otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina, ketakutan dan kecemasan yang dapat menyebabkan dikeluarkannya hormon stress dalam jumlah besar epinefrin, norepinefrin, dan lain-lain yang mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama dan lebih berat.

2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang peneliti alami dijumpai pada kelompok intervensi ditemukan bahwa pembukaan servik tidak sama pada setiap responden sehingga mempengaruhi skala nyeri yang diteliti.

3. Implikasi untuk asuhan kebidananpendidikan kebidanan

Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa kompres hangat sebagai salah satu dari teknik non-farmakologi berpengaruh terhadap pengurangan nyeri persalinan kala I fase aktif. Jadi, Kompres hangat dapat digunakan dalam asuhan kebidanan pada ibu inpartu untuk membantu ibu mengurangi rasa nyeri persalinan tanpa efek samping pada ibu dan bayi. Perlu diperhatikan kenyamanan posisi ibu dalam penggunaan kompres hangat. Agar hasil yang diharapkan terhadap pengurangan nyeri tercapai dengan baik.