Anemia pada Kehamilan Landasan Teori .1 Perubahan Hematologis pada Ibu Hamil
11
menderita anemia menurut acuan SK Menkes, berbeda dengan acuan Riskesdas yaitu 39 orang 14,0 yang mengalami anemia.
2.1.4.4 Etiologi Anemia pada Kehamilan Penyebab anemia selama kehamilan dapat terjadi akibat herediter atau
didapat.
9
Tabel 2.3 Penyebab Anemia pada Kehamilan
Didapat
Anemia defisiensi zat besi Anemia akibat kehilangan darah akut
Anemia akibat
inflamasi atau
keganasan Anemia megaloblastik
Anemia hemolitik didapat Anemia aplastik atau hipoplastik
Herediter
Talasemia Hemoglobinopati sel sabit
Hemoglobinopati lain Anemia hemolitik herediter
Sumber : Cunningham FG, dkk, 2010.
Namun, menurut Abdulmuthalib
16
, penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi, yaitu anemia defisiensi besi sebanyak 75. Penyebab
anemia pada kehamilan kedua yang tersering adalah anemia megaloblastik yang diakibatkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B 12.
Berikut penyebab anemia pada kehamilan
16
:
12
a. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi sering ditemukan di negara maju dan negara berkembang. Tanda-tanda dari anemia defisiensi besi adalah
penurunan cadangan besi, penurunan konsentrasi besi serum, saturasi transferin yang rendah, dan penurunan kadar Hb dan Ht.
16
Kebutuhan zat besi wanita hamil meningkat karena adanya proses eritropoiesis untuk memenuhi kebutuhan zat besi janin.
9
Menurut Lee dan Okam
17
, faktor risiko terjadinya anemia defisiensi besi adalah asupan nutrisi yang kurang dan diperberat dengan adanya
faktor pengganggu absorpsi zat besi di sel epitel intestinal pada duodenum dan jejunum, seperti penggunaan antasida atau defisiensi
mikronutrien lain, contohnya vitamin A, vitamin C, seng, dan tembaga. Manifestasi klinisnya adalah lelah, pucat, pusing, takikardia, dispnea,
toleransi gerak badan yang rendah, dan hasil kerja di bawah optimal.
b. Anemia defisiensi asam folat
Defisiensi asam folat dan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia tipe megaloblastik. Anemia megaloblastik adalah kelainan yang
disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik.
16
Bila terjadi defisiensi asam folat dan vitamin B12, maka sintesis DNA akan terhambat dan siklus sel juga
diperlambat saat proses eritropoiesis. Sementara itu, pembentukan hemoglobin di sitoplasma akan terus berlangsung sehingga ukuran
eritroblast akan membesar megaloblast.
c. Anemia aplastik
Anemia aplastik adalah kelainan di mana sel punca multipoten mieloid ditekan menyebabkan kegagalan pada sumsum tulang dan
13
penurunan jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit pansitopenia.
17
Penyebab anemia aplastik umumnya idiopatik. Bila terjadi anemia aplastik pada wanita hamil, maka anemia aplastik akan terus terjadi
berulang pada kehamilan berikutnya. Anemia aplastik akan membaik apabila setelah terminasi kehamilan.
16
d. Anemia sel sabit
Anemia sel sabit disebabkan oleh adanya mutasi rantai gen -
globin sehingga membentuk hemoglobin sabit HbS.
18
Pada wanita hamil dengan anemia sel sabit, disertai dengan peningkatan insidens
pielonefritis, infark pulmonal, pneumonia, perdarahan ante partum, prematuritas, dan kematian janin.
16
2.1.4.5 Dampak Anemia pada Kehamilan
Anemia pada wanita hamil memiliki dampak tersendiri terutama pada saat kelahiran. Contoh dampaknya adalah infeksi maternal, prematuritas, berat
bayi lahir rendah, mortalitas, dan skor APGAR rendah.
a. Infeksi maternal
Menurut Hooton TM, dkk
19
, anemia pada wanita hamil dapat mengganggu proliferasi limfosit T dan B. Terganggunya proliferasi
limfosit T dan B dapat menyebabkan penurunan aktivitas pada fagosit, neutrofil, dan sel natural killer. Selain itu, menurut Amici D, dkk
19
, infeksi maternal dapat meningkatkan risiko prematuritas. Pada
pemeriksaan membran plasenta atau cairan amnion, terdapat banyak bakteri maupun sitokin inflamasi.
14
b. Prematuritas
Kurki T, dkk,
19
dalam penelitiannya menjelaskan bahwa prematuritas adalah salah satu efek infeksi maternal. Mekanismenya
adalah peningkatan sintesis corticotrophin-releasing hormone CRH akibat adanya infeksi. Peningkatan CRH akan mengakibatkan hipoksia
jaringan yang dapat menginduksi stress maternal dan janin. Maka dari itu, prematuritas dapat menjadi efek langsung atau tidak langsung dari
infeksi maternal. Menurut Lone, dkk,
19
pada wanita hamil yang mengalami anemia berisiko 4 kali lebih tinggi mengalami kelahiran
prematur daripada wanita hamil yang tidak anemia.
c. Berat bayi lahir rendah
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lone, dkk,
19
bahwa wanita hamil dengan anemia risiko berat bayi lahir rendah 2,2 kali lebih
tinggi dibanding dengan wanita hamil tanpa anemia. Selain itu, peningkatan produksi CRH juga dapat menghambat pertumbuhan janin.
Pada wanita dengan anemia berat 8 gdL, berat bayi lahir lebih rendah 200-400 g dibanding dengan wanita dengan kadar hemoglobin
yang lebih tinggi 10 gdL.
19
d. Mortalitas
Anemia pada wanita hamil dapat meningkatkan risiko mortalitas perinatal. Kematian ini dapat diakibatkan oleh prematuritas dan sepsis.
Risiko mortalitas perinatal pada wanita hamil dengan anemia 3,2 kali lebih besar risikonya daripada wanita hamil tanpa anemia. Di samping
itu, pada wanita hamil dengan anemia juga meningkatkan risiko kematian janin intrauterin sebesar 2,5 kali lebih banyak daripada wanita
hamil tanpa anemia.
19
15
e. Skor Apgar rendah
Risiko skor Apgar 5 pada menit pertama dan 7 pada menit ke lima pada wanita hamil dengan anemia lebih besar 2,1 kali daripada
wanita hamil tanpa anemia.
19