Penyelamatan Roh Anak-Anak OJIZO DALAM MASYARAKAT JEPANG

45

3.2 Penyelamatan Roh Anak-Anak

Kata penyelamatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan menyelamatkan. Penyelamatan roh bertujuan agar roh yang baru memasuki dunia bawah, dituntun serta diselamatkan dengan berbagai metode mistis yang dipercayakan kepada dewa anak yang disembah masyarakat Jepang. Menurut Ikegami dalam kepercayaan tradisional Jepang, roh dibedakan menjadi tiga bagian: a. Reii mana Disebut juga dengan mono,chi, tsu, hai dan sebagainya yaitu sesuatu benda yang dianggap memiliki kekuatan misrterius. b. Roh manusia Roh orang hidup disebut juga dengan tamashi, mitama, ikimitama, ikiryo, Sedangkan roh orang mati disebut juga dengan serie, hotoke, onrei, serosoma, dan sebagainya. Kemudian setelah meninggal 33 atau 50 tahun dan diberi sesajen hingga suci disebut dengan senzo. c. Roh Alam Disebut juga dengan Animisme. Semua roh-roh tersebut dipercaya memiliki kekuatan misterius. Dengan kekuatan misterius tersebut dapat membuat kesusahan atau memberi pertolongan kepada manusia. Situmorang, Hamzon 2009: 43-44 Dikatakan juga bahwa salah satu cara Ojizo dalam menyelamatkan roh di alam neraka dengan mengulurkan benang laba-laba yang ada di bawah bunga Universitas Sumatera Utara 46 teratai yang sedang Ia injak. Begitu mendengar banyaknya jeritan dari bawah teratai yang terhubung ke alam neraka. Ojizo yang merupakan bagian dari makhluk suci yang dicintai di Jepang dipandang sebagai penyelamat yang bertugas untuk meringankan penderitaan mereka yang menjalani hukuman di neraka, dan jawaban doa-doa untuk kesehatan serta kesuksesan hidup dan patung Ojizo dianggap sebagai teman bagi banyak orang. http:www.jepangku.comratusan-patung-jizo-di-lereng-gunung- chausudake Adapula istilah Jizōbon, Jizōbon adalah peringatan untuk Jizō Bosatsu yang diadakan setiap bulan di Jepang. Untuk Jizō Bosatsu setiap tanggal 24, atau perayaan Jizō Bosatsu yang dilangsungkan tanggal 24 bulan 7 kalender lama pada masa Obon, dan berlangsung selama tiga hari. Dalam agama Buddha , Jizō Bosatsu dipercaya sebagai dewa pelindung anak-anak dari setan yang datang dari neraka. Sejak zaman kuno, perayaan ini dipercaya dapat melindungi anak-anak dari wabah penyakit. Perayaan biasanya dilakukan sekitar 23 Agustus dan 24 Agustus. Meskipun demikian Jizōbon dapat saja dilangsungkan beberapa hari sesudah atau sebelum tanggal 24 bergantung kesiapan orang tua, sehingga sering dilakukan pada hari Sabtu. Selain perayaan tanggal 24 bulan 7 kalender lama, perayaan Jizō yang dilakukan setiap bulannya pada tanggal 24 disebut Jizō-e upacara Jizō. Perayaan Jizō Bosatsu tanggal 24 bulan 7 kalender lama masih dalam rangka perayaan Obon sehingga disebut Jizōbon. Jizōbon umumnya tidak merayakan Jizō Bosatsu yang berada di dalam kuil Buddha , melainkan untuk Jizō Bosatsu di sudut-sudut Universitas Sumatera Utara 47 jalan yang dipercaya sebagai dewa jalan dōsojin pelindung para pelancong dan penyelamat anak-anak dari setan neraka Jizōbon adalah festival yang ditujukan kepada anak-anak, dan dimeriahkan dengan pembagian kantong berisi permen dan makanan ringan, acara permainan, atau penarikan undian. Perayaan dilakukan di kuil kecil berisi rupang batu Jizō yang diberi persembahan bunga dan permen. Ada pula perayaan yang disertai dengan Bon Odori. Bagi anak-anak, perayaan Jizōbon adalah acara terakhir bagi mereka sebelum berakhirnya libur musim panas pada akhir Agustus http:id.wikipedia.orgwikiJizC58Dbon Dalam masalah penyelamatan anak, para orang tua mempercayakan segalanya pada Ojizo yang mereka agungkan. Dipercaya bahwa Ojizo senantiasa akan melindungi, menyembunyikan para anak di dalam jubahnya, dan mempersilahkan mereka mendengarkan doa dan mantra-mantra. Universitas Sumatera Utara 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN