24
b. Adalah kelompok yang mempercayai bahwa anggota keluarga
sekarang harus mengembangkan pekerjaan yang sudah dilakukan pendahulunya di dalam Ie
c. Adalah kelompok dimana anggotanya sebagian besar adalah anggota
seumur hidup d.
Adalah kelompok yang menyadari suatu sisi yang penting adalah perasaan senasib
e. Keseluruhan kelompok tersebut mempunyai sifat religius.
Sistem Ie di Jepang ada berlapis-lapis, yaitu mulai dari keluarga sebagai rumah tangga, keluarga sebagai wilayah, keluarga sebagai sebuah perusahaan,
dan keluarga sebagai satu negara. Marioka dalam Oktolanda 2005: 31 mengatakan karena adanya lapisan-lapisan sistem Ie ini maka untuk setiap
lapisan ada tempat penyembahan. Dalam keluarga ada tempat penyembahan leluhur keluarga, di dalam sebuah desa ada tempat penyembahan untuk leluhur
desa, dan untuk satu bangsa ada tempat penyembahan leluhur bangsa. Oleh karena itu dikatakan bahwa agama Jepang adalah agama penyembahan leluhur.
2.2 Reinkarnasi di Jepang
Reinkarnasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berati penjelmaan penitisan kembali makhluk yg telah mati. Reinkarnasi berasal dari bahasa latin
untuk lahir kembali atau kelahiran semula, merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang itu akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan
lain. Yang dilahirkan itu bukanlah wujud fisik sebagaimana keberadaan kita saat
Universitas Sumatera Utara
25
ini. Yang lahir kembali itu adalah jiwa orang tersebut yang kemudian mengambil wujud tertentu sesuai dengan hasil pebuatannya terdahulu.
Seperti yang diketahui bahwa orang Jepang mempercayai bahwa bayi-bayi yang baru lahir merupakan reinkarnasi dari kakek atau leluhur mereka, dari itu
mereka berpendapat jika bayi-bayi meninggal maka sebenarnya leluhur merekalah yang meninggal untuk kesekian kalinya, sehingga sangat berhubungan dengan
taatnya mereka memberikan sesajen dan penyembahan untuk Ojizo.
Terdapat dua aliran utama yaitu pertama, mereka yang mempercayai bahwa manusia akan terus menerus lahir kembali. Kedua, mereka yang
mempercayai bahwa manusia akan berhenti lahir semula pada suatu ketika apabila mereka melakukan kebaikan yang mencukupi atau apabila mendapat kesadaran
agung Nirvana atau menyatu dengan Tuhan moksha.
Kelahiran kembali adalah suatu proses penerusan kelahiran di kehidupan sebelumnya. Dalam agama Hindu dan Buddha, filsafat reinkarnasi mengajarkan
manusia untuk sadar terhadap kebahagiaan yang sebenarnya dan bertanggung jawab terhadap nasib yang sedang diterimanya. Selama manusia terikat pada
siklus reinkarnasi, maka hidupnya tidak luput dari duka. Selama jiwa terikat pada hasil perbuatan yang buruk, maka ia akan bereinkarnasi menjadi orang yang selalu
duka. Dalam filsafat Hindu dan Buddha, proses reinkarnasi memberi manusia kesempatan untuk menikmati kebahagiaan yang tertinggi. Hal tersebut terjadi
apabila manusia tidak terpengaruh oleh kenikmatan maupun kesengsaraan duniawi sehingga tidak pernah merasakan duka, dan apabila mereka mengerti arti
hidup yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
26
Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali. Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan terus menerus
mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai tingkat kesucian Arahat. Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk tersebut, bila ia
baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan terlahir di alam yang menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang
artinya karma pada detik kematiannya, bila pada saat ia meninggal dia berpikiran baik maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, namun sebaliknya ia akan
terlahir di alam yang menderitakan, sehingga segala sesuatu tergantung dari karma
masing-masing. http:id.wikipedia.orgwikiReinkarnasi
2.2.1 Proses Reinkarnasi
Pada saat jiwa
lahir kembali, roh yang utama kekal namun raga kasarlah yang rusak, sehingga
roh harus berpindah ke badan yang baru untuk menikmati
hasil perbuatannya. Pada saat memasuki badan yang baru, roh yang utama membawa hasil perbuatan dari kehidupannya yang terdahulu, yang
mengakibatkan baik-buruk nasibnya kelak. Roh dan jiwa yang lahir kembali tidak akan mengingat kehidupannya yang terdahulu agar tidak mengenang duka yang
bertumpuk-tumpuk di kehidupan lampau. Sebelum mereka bereinkarnasi, biasanya jiwa pergi ke
surga atau ke
neraka .
Dalam filsafat agama yang menganut faham reinkarnasi, neraka dan surga adalah suatu tempat persinggahan sementara sebelum jiwa memasuki badan yang
baru. Neraka merupakan suatu pengadilan agar jiwa lahir kembali ke badan yang sesuai dengan hasil perbuatannya dahulu. Dalam hal ini, manusia bisa
Universitas Sumatera Utara
27
bereinkarnasi menjadi makhluk berderajat rendah seperti hewan, dan sebaliknya hewan mampu bereinkarnasi menjadi manusia setelah mengalami kehidupan
sebagai hewan selama ratusan, bahkan ribuan tahun. Sidang neraka juga memutuskan apakah suatu jiwa harus lahir di badan yang cacat atau tidak.
2.2.2 Akhir Proses reinkarnasi
Selama jiwa
masih terikat pada hasil perbuatannya yang terdahulu, maka ia tidak akan mencapai kebahagiaan yang tertinggi, yakni lepas dari siklus
reinkarnasi. Maka, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi tersebut, roh
yang utama melalui badan kasarnya berusaha melepaskan diri dari belenggu duniawi
dan harus mengerti hakikat kehidupan yang sebenarnya. Jika tubuh terlepas dari belenggu duniawi dan jiwa sudah mengerti makna hidup yang sesungguhnya,
maka perasaan tidak akan pernah duka dan jiwa akan lepas dari siklus kelahiran kembali. Dalam keadaan tersebut, jiwa menyatu dengan
Tuhan http:id.wikipedia.orgwikiReinkarnasi
Menurut Situmorang 2009: 45 Roh manusia pada waktu berada di dunia dan pada waktu berada di dunia kematian dipercaya mengalami proses perubahan
tsuka. Perubahan tersebut dapat dibagi dua yaitu perubahan dari masa kelahiran hingga mati dan dari kematian sampai menjadi leluhur sorei.
Proses tersebut merupakan perubahan dari kondisi kekotoran kepada kondisi kesucian. Dalam proses pendewasaan dan dalam proses menjadi sosen
dilakukan banyak acara-acara setiap melakukan tahapan. Yang termasuk kekotoran dalam pandangan Jepang adalah darah dan mayat. Oleh karena itu bayi
yang baru lahir karena dianggap baru bersentuhan dengan darah ibu yang
Universitas Sumatera Utara
28
melahirkan dianggap dalam kondisi kotor, sedangkan roh yang baru mati dianggap kotor karena baru keluar dari tubuh. Kondisi kekotoran ini
mengakibatkan roh seseorang dianggap dalam keadaan labil dan berbahaya. Sehingga diperlukan upacara-upacara dan doa-doa untuk penyucian.
Menurut pandangan Jepang umumnya kekotoran dibagi dua yaitu akafuju dan shirofuju. Tetapi di Okinawa terdapat tiga yaitu akafuju berarti darah,
shirofuju berarti kelahiran dan kurofuju yang berarti kematian Ikegami dalam Situmorang 2009: 46
Sesuatu benda yang bersentuhan dengan yang kotor tercemar maka akan ikut tercemar juga, sebab itu apabila ada benda-benda suci maka harus dijauhkan
dari yang tercemar. Menurut Sasaki dalam Situmorang 2009: 46 dalam kepercayaan
masyarakat Jepang yang tercemar itu adalah mayat, kelahiran dan keluar darah. Sehingga ibu yang sedang melahirkan juga termasuk dalam kondisi tercemar
karena mengeluarkan darah. Namun seiring waktu bayi yang dianggap kotor kini tumbuh dan mengenal masyarakat luas maka didakan girei atau acara selamatan,
artinya ketika seseorang beralih dari suatu usia tertentu ke usia lain maka kekotorannya dianggap sudah menipis sehingga diadakan acara selamatan.
Setelah menikah masih ada lagi upacara bagi pribadi, tetapi bukan upacara pendewasaan atau untuk menenangkan roh melainkan upacara menjauhkan dari
musibah, seperti upacara selamatan bagi laki-laki umur 42 tahun dan upacara selamatan bagi perempuan umur 33 tahun. Bagi laki-laki umur 42 tahun disebut
dengan shini mati karena itu dianggap usia yang berbahaya, sedangkan wanita umur 33 tahun disebut sanzan yang berarti mati melahirkan, maka diusahakan
Universitas Sumatera Utara
29
tidak melahirkan di umur 33 tahun. Tujuan upacara-upacara tersebut dilakukan untuk menjauhkan dari musibah.
Upacara-upacara selamatan lainnya adalah bagi mereka yang berusia 66 tahun kankrekiiwai, 70 tahun kokiiwai, 77 tahun kijuuiwai, 80 tahun
sotsujuu, 88 tahun beijuuiwai, dan 99 tahun hakujuuiwai. Upacara tersebut ditujukan untuk mengutarakan rasa terima kasih dari anak-anak kepada orang
tuanya. Di mana status orang tuanya yang sebelumnya adalah merupakan kepala keluarga yang kemudian berubah menjadi penasehat di dalam keluarga.
Upacara untuk kehamilan disebut obiiwai yang bertujuan agar bayi lahir dalam keadaan selamat. Dalam kehidupan orang Jepang dari lahir hingga mati,
mengikuti beberapa acara yang memiliki tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah acara untuk proses pendewasaan dan acara kedewasaan, juga acara setelah
mati yaitu acara proses menjadi sorei dan acara untuk sorei itu sendiri. Manusia dalam perpindahan dari satu tahap ketahap lainnya memiliki tempat khusus,
misalnya pada waktu lahir masuk ke sanya atau rumah bersalin kemudian pada waktu menikah masuk ke konshukuya atau rumah perkawinan dan kemudian pada
saat meninggal masuk ke moya atau rumah untuk orang meninggal lalu pada tahap menjadi dewa masuk ke shinshi Tsuboi dalam Situmorang 2009: 46-48
Manusia dari lahir hingga mati, atau dari waktu mati hingga tomurai age mengalami reinkarnasi, dan setiap reinkarnasi tersebut memiliki tempat khusus
setiap tempat-tempat tersebut merupakan batas antara dunia kotor dan dunia suci, dan juga merupakan tempat meninggalkan suatu tahap dan memasuki tahap
lainnya dalam hidup.
Universitas Sumatera Utara
30
Tahapan untuk menjadi hotoke adalah acara kematian, acara ke 7 hari, acara ke 49 hari, acara 100 hari, acara isshuki 1 tahun, sankaiki ke 3 tahun,
nanakaiki ke 7 tahun, juusankaiki ke13 tahun, juunanakaiki ke 17 tahun, nijuusankaiki ke 23 tahun, dan sanjusankaiki ke 33 tahun Tsuboi dalam
Situmorang 2009: 49 Setelah menjadi sonsen, tidak perlu lagi diadakan upacara khusus, karena
roh tersebut sudah masuk kedalam senzodaidai kelompok nenk moyang. Roh tersebut dianggap pergi ke gunung dan dari sanalah mereka mengawasi anak dan
cucunya. Kemudian di waktu-waktu tertentu misalnya pada waktu obon, tahun baru, dan roh leluhur tersebut dipercaya datang berkunjung ke rumah anak
cucunya. Senzo roh nenek moyang adalah ubusunagami dewa daerah. Roh dalam
kondisi ini berada dalam keadaan suci dan kondisi tenang. Kemudian dalam kondisi ini dipercaya roh akan lahir kembali sebagai roh anak cucunya. Oleh
sebab itu di Jepang jika anak yang baru lahir sering kali diberi nama yang sama dengan nama kakeknya. Namun terkadang masyarakat tradisional Jepang juga
memilih nama untuk anak melalui orang yang terhormat seperti pendeta budha dan shinto, memilih nama dengan cara omikuji kertas digulung dari kuil shinto,
atau dengan mencocokkan nama dengan situasi sewaktu anak dilahirkan.
2.3 Penyembahan Roh Leluhur di Jepang