Fungsi Patung Ojizo dalam Masyarakat Jepang

42

BAB III OJIZO DALAM MASYARAKAT JEPANG

Jepang dikenal sebagai negara yang mempercayai begitu banyak dewa, yang memiliki peranan yang berbeda-beda. Seperti dewa-dewa yang ada di Jepang, Ojizo juga memiki peranan penting dalam kepercayaan masyarakat Jepang hingga dewasa ini. Yang mana Ojizo dipercaya masyarakat Jepang sebagai penyelamat jiwa bayi yang mati sebelum maupun sesusah dilahirkan ke bumi. Ini diperkuat begitu banyaknya patung Ojizo yang ada di Jepang, dan memiliki eksistensi yang cukup tinggi.

3.1 Fungsi Patung Ojizo dalam Masyarakat Jepang

Patung pada dasarnya merupakan karya seni manusia yang berbentuk tiga dimensi. Tujuan dari pembuatan patung ini untuk menghasilkan karya seni yang dapat bertahan lama. Agar karya patung ini bertahan lama maka tidaklah heran apabila ada sebagian besar patung menggunakan bahan yang beragam seperti marmer, kapur, gading, emas, perunggu. Dari zaman dahulu sampai sekarang patung sering dianggap sebagai dewa atau Tuhan. sealkazzosoftwar.blogspot.com201104fungsi-patung-di-zaman-dahulu- dan.html?m=1 Patung adalah bagian dari seni rupa yang hasil karyanya dapat dilihat wujudnya secara tiga dimensi. Biasanya patung dibuat dengan cara memahat, kemudian modeling yang kebanyakan menggunakan tanah liat, atau juga kasting, yaitu dengan cetakan. Semakin modern suatu peradaban maka akan semakin Universitas Sumatera Utara 43 beragam juga cara-cara serta teknik-teknik pembuatan patung. Bahan-bahan yang digunakan juga akan semakin beragam, disesuaikan dengan perkembangan teknologi pada tiap zaman tersebut. Setiap negara, dan semua peradaban memiliki karya seni patung. Ada yang menganggapnya sebatas suatu karya seni bernilai estetika tinggi, ada pula yang beranggapan bahwa patung-patung yang mereka bangun dan dirikan memiliki nilai-nilai religi yang mesti dihormati, dan dipelihara sebagian mungkin menyembahnya. Berbagai macam jenis patung yang terdapat di banyak wilayah berbeda di Asia umpamanya, terlihat jelas dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. http:sosbud.kompasiana.com20130112patung-karya-seni-atau- berhala-523703.html Masyarakat Jepang sangat menghargai dan menghormati tradisi dan kebudayaan sejak zaman dahulu, sebagai buktinya mereka tetap menjalankan dan melaksanakannya bahkan disaat Jepang semodern sekarang. Jepang juga mengenal berbagai jenis patung yang sangat banyak. Seringkali dibawah sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan agama. Selama periode kofun abab ketiga, patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan diluar makam. Di dalam kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka, patung budha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan para raja pengawal empat arah. Patung kayu pada abad 9 menggambarkan shakyamuni, salah satu bentuk budha, yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, yang dipahat Universitas Sumatera Utara 44 dengan gaya hompa shiki ombak bergulung, serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan menarik diri id.m.wikipedia.orgwikiseni_pahat Dari sekian banyak jenis patung yang terdapat di Jepang dan tak terhitung jumlahnya Ojizo tetap menjadi salah satu patung yang memiliki peran penting dalam masyarakat Jepang sekarang. Untuk mengenang arwah anak yang meninggalkan orang tuanya terlebih dahulu. Jadi fungsi-fungsi patung Ojizo dapat dipaparkan seperti berikut: a. Untuk mengenang jasa-jasa dan keagungan budi sang budha yang telah memberikan kedamaian serta ketentraman untuk manusia. Karena budha telah memberikan kebaikan-kebaikan selama manusia hidup hingga mati. b. Disembah serta diberi sesajen secara berkala sebagai perantara antara orang tua dan anak yang telah meninggal dunia. Dengan cara ini lah para orang tua akan merasa lebih dekat dengan jiwa anak mereka yang meninggal. c. Sebagai bukti religi masyarakat Jepang atas syukur dan rahmat yang mereka terima. Menunjukkan bahwa mereka sangat taat kepada budha. Yang tidak hanya berdoa disaat mendapat musibah bahkan saat berbahagia pun senantiasa mengingatNya. d. Bukti cinta kasih kepada sang Budha. Masa-masa sulit baik kecil maupun besar pasti dialami setiap manusia namun mereka bisa melewatinya selama setahun kebelakang dan dapat menjalani hari-hari di tahun depan berkat kemuliaan sang budha. Universitas Sumatera Utara 45

3.2 Penyelamatan Roh Anak-Anak