Memahami Pola Gilir dalam Berkomunikasi

Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Madya Kelas XI 3. Sadar akan relevansi pembicaraan. Komunikasi berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan jika pembicaraan sesuai dengan permasalahan sehingga tercipta komunikasi yang efektif dan lancar. 4. Memilih kata yang tepat Memilih dan menggunakan kata bentukan kata dan ungkapan yang santun sesuai dengan situasi komunikasi, demi kelangsungan dan kenyamanan komunikasi. Berkomunikasi dalam kondisi dan situasi apa pun tetap memperhatikan etika berbahasa yang santun hindari kata-kata kasar, kurang pantas yang dapat menyinggung perasaan pihak yang diajak bicara.

C. Penerapan Pola Gilir dalam Berbagai situasi

Menerapkan pola gilir komunikasi dapat terjadi pada situasi-situasi berikut. 1 Suasana kehidupan sehari-hari, seperti di rumah tangga, di sekolah, di pasar, di kantor , di arisan, dan sanggar. 2 Diskusi kelompok, seperti di sekolah dan di kampus, kegiatan pramuka, dan di dunia kerja. 3 Film atau sinetron 4 Naskah drama dan pementasan drama Berikut beberapa contoh penerapan pola gilir dalam berkomunikasi.

1. Penerapan Pola Gilir dalam diskusi

Diskusi adalah bentuk kegiatan berbicara dalam rangka membahas sesuatu masalah secara teratur dan terarah. Diskusi bertujuan mencari jalan keluar, pemecahan masalah, membuat keputusan, atau simpulan. Untuk dapat memahami pola gilir berkomunikasi dalam satu diskusi, kita harus memahami lebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan diskusi. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan diskusi, antara lain sebagai berikut.

a. Unsur-Unsur diskusi

Unsur-unsur yang terlibat dalam diskusi, adalah sebgai berikut. 1 PemimpinModerator, bertugas merencanakan dan memper- Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Madya Kelas XI siapkan dengan teliti topik diskusi, membuka diskusi, mengatur jalannya diskusi, serta menutup diskusi. 2 Sekretaris, bertugas mencatat jalannya diskusi, masalah-masalah yang dilakukan peserta, saran maupun jawaban penyaji dari awal sampai akhir. 3 Penyajipemakalahpemrasaran, bertugas menyampaikan pemba- hasan dengan sistematis, mudah dipahami, tidak menyinggung peserta, terbuka, dan bersikap objektif dalam meninjau suatu persoalan. 4 Peserta diskusi, bertugas menanggapi, memberi masukan, dan lain-lain.

b. Jenis-jenis diskusi

Berdasarkan ruang lingkupnya, diskusi dibedakan seperti berikut. 1 Diskusi kelompok, adalah jenis diskusi yang biasa dilakukan di dalam kelas untuk membahas suatu masalah. 2 Diskusi panel, adalah diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang disebut panel yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan khalayakpendengar,penonton. Khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat. 3 Seminar, adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli misalnya guru besar atau pakar 4 Simposium, adalah pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama. 5 Kongres, adalah pertemuan wakil organisasi untuk mendiskusikan dan mengambil keputuan mengenai pelbagai masalah. 6 Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama. 7 Lokakarya adalah pertemuan antara para ahli atau pakar untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan di bidang keahliannya. 8 Sarasehan adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk mende- ngarkan pendapat para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu.