Bernegosiasi dalam Menyusun Program Kerja

Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Madya Kelas XI kegiatan yang diindukinya, seperti paskibra, pramuka, keagamaan, PMR, kesenian, atau olahraga. Setiap bidang kegiatan pada awal tahun membuat program kegiatan yang selanjutnya akan menjadi agendaprogram kerja tahunan OSIS. Sebuah program kerja tidak serta merta dibuat dan dapat dilaksanakan, tetapi harus melalui perundingan dan permufakatan di kalangan pengurus OSIS lainnya. Hal itu perlu sebab sebuah program kegiatan harus dipahami dulu latar belakang, tujuan, sasaran, tempat pelaksanaan, orang-orang yang melaksanakan, serta biaya yang dikeluarkan. Tak jarang sebuah program atau rencana kerja sebelum pembentukan panitia untuk dilaksanakan, perlu dirundingkan dulu. Singkatnya, sebuah program harus dipelajari dengan cermat apakah rencana kerja atau kegiatan tersebut layak dilaksanakan dan tujuannya sesuai dengan visi dan misi organisasi. Selain itu, program kerja juga harus realistis, logis, dan ekonomis. Dalam perundingan mengenai program kerja, ada program yang diterima ada juga yang tertolak atau perlu direvisi bergantung pada argumentasi pihak pembuat program. Tentunya melalui tawar-menawar antara pengusul program dan pihak yang menolak. Tawar-menawar dalam merumuskan sesuatu itu wajar terjadi. Inilah yang disebut negosiasi.

C. Bernegosiasi dengan santun

Seperti juga dalam diskusi ada yang menyanggah suatu usulan dan ada yang mendukung, semua itu harus berakhir pada satu titik pertemuan pandangan yang melahirkan suatu simpulan. Demikian juga dengan negosiasi. Pada sebuah musyawarah atau perundingan, pada akhirnya harus menuju suatu keputusan yang damai dan dapat diterima semua pihak. Oleh sebab itu, proses bernegosasi harus dilakukan dengan bahasa yang santun, menggunakan ungkapan yang tidak bernuansa konlik. Sanggahan yang diutarakan juga dengan alasan yang tepat dan dapat menyakinkan orang lain. Jika butuh sebuah perincian, kemukakan dengan lugas, dan tidak berputar-putar sehingga tidak membuat orang salah pengertian. Berikut ini contoh proses berdiskusi dan negosiasi dalam merumuskan suatu program kerja. Saat berlangsungnya rapat OSIS SMK Nurul Iman, yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum OSIS dengan topik pembicaran merumuskan program kerja 1 tahun. Pembicaraan alot terjadi ketika membahas kegiatan jambore latgab latihan gabungan beberapa bidang ekskul yang dimotori oleh pengurus ekskul pramuka. Ada beberapa ekskul yang dilibatkan, Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Madya Kelas XI seperti Majalah Dinding Mading dan KIR Karya Ilmiah Remaja. Namun, bidang ekskul, khususnya PMR dan Paskibra, tidak setuju. Mereka mengganggap kegiatan latgab, khusus untuk bidang ekskul tertentu saja. Jadi tidak semua bidang ekskul pantas menjadi peserta latgab. Berikut cuplikan percakapannya. Ketua OSIS : ”Teman-teman pengurus OSIS, dalam kegiatan latgab bulan depan, pihak Pramuka mengizinkan seksi Mading diikutsertakan pada latihan gabungan tersebut. Sebagaimana seksi KIR. Sebelum kita putuskan, apakah ada yang ingin menanggapi?” Anto : ”Mohon maaf, bukannya saya tidak setuju ada tambahan kelompok peserta latgab yang dalam hal ini seksi Mading, namun orientasi latihan gabungan ini kan mengarah pada lebih banyak kegiatan yang bersifat pelatihan isik. Jadi, menurut saya, keikutsertaan seksi Mading menjadi kurang efektif dan tidak pada tempatnya.” Tari : ”Saya sependapat dengan Anto, latihan gabungan ini jika dilihat dari nama kegiatannya, tentu kita tahu bahwa pada kegiatan ini, kita mengnyinergikan peranan beberapa ekskul yang pada intinya memiliki kesamaan materi yang dipelajari di bidang ekskulnya, yaitu keterampilan psikomotorik. Saya malah menyarankan untuk latgab tahun ini, peserta ekskul hanya melibatkan PMR, Paskibra, dan pramuka.” Dwi : ”Mohon maaf sekali lagi rekan-rekan, jika selama ini Pramuka yang memotori kegiatan latgab sehing- ga kami yang merencanakan proses kegiatan ini. Sebenarnya jika kita cermati tujuan diadakannya latgab ini, yaitu mengupayakan adanya kebersamaan di tubuh OSIS dalam bidang apa pun. Sebab, induk kita adalah sama semua ekskul membawa visi dan misi sekolah kita dan melibatkan para siswa di SMK kita. Tak ada salahnya jika kita mengajak semua bidang ekskul untuk terlibat pada jamborelatgab ini. Kami malah berkeinginan semua bidang ekskul terlibat. Masalah butuh pelatihnya, nanti akan kita rumuskan bersama, kita hendaknya tidak memandang pelatihan wakil Paskibra wakil PMR wakil Pramuka