6
Pantai bokek ini adalah sebuah tempat wisata yang mengandalkan objek wisata alam, dimana sarana yang didapatkan di tempat ini sangat sederhana
berupa tempat perteduhan yaitu gubuk atau biasanya disebut dengan gubuk kitik- kitik kecil, toilet darurat, tempat jajanan atau makanan ringan dan beberapa
warung kopi beserta kedai tuak. Dengan adanya fasilitas di tempat pemandian ini banyak sekali orang yang datang sehingga membuat ketertarikan penulis
membahas lokasi objek wisata ini. Tempat pemandian Pantai Bokek berada di sungai Belawan Desa Tanjung Selamat Kecamatan Tuntungan kabupaten Deli
serdang.
1.2 Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka permasalahan yang diajukan adalah bagaimana pengolahan kepariwisataan
dilakukan ditempat wisata Pantai Bokek. Permasalahan ini diuraikan ke dalam dua pertanyaan penelitian yaitu:
1. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar terhadap objek pariwisata Pantai Bokek?
2. Bagaimana bentuk pengolahan kepariwisataan di objek pariwisata Pantai Bokek ?
1.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di objek wisata Pantai Bokek sungai Belawan Desa Tanjung Selamat Kecamatan Tuntungan Kabupaten Deli Serdang.
Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pada ketertarikan oleh penulis atas
7
fenomena yang terjadi akibat adanya lokasi objek wisata, yaitu dampak negatif dan karena kurangnya promosi daerah-daerah pariwisata.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengolahan kepariwisataan, perencanaan kepariwisataan dilakukan di objek wisata pantai
bokek. Secara khusus, penelitian ini mendeskripsikan bagaimana pengolahan kepariwisataan yang dilakukan di pantai bokek serta bagaimana ketertarikan
wisatawan untuk datang ketempat wisata tersebut. Manfaat penelitian, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan ilmu khususnya Antropologi, dalam pengolahan kepariwisataan. Secara praktis, dapat memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam
pengolahan serta pengembangan kepariwisataan.
1.5 Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini yang digunakan dalam pandangannya yaitu pandangan konigtif. Dimana pandangan konigtif tersebut menjelaskan tentang sistem
pengetahuan manusia yang memiliki kebudayaan. Pembangunan merupakan salah satu bagian pengetahuan manusia yang berbudaya untuk memenuhi serta
melanjutkan kehidupannya. Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk hidup dan mahluk sosial saling berhubungan dalam
menciptakan tindakan-tindakan terhadap lingkungannya Parsudi Suparlan,1985, Brown 1965 dan Malinowsky 1933 menjelaskan bahwa perkembangan kajian
ekologi manusia keseluruhan berkaitan dengan hal material, dimana dijelaskan
8
dan dilihat keberagaman yang ada saling terintegrasi dan menyesuaikan antara satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk perubahan yang kompleks secara
fungsional. Pembangunan merupakan suatu usaha responsif manusia terhadap
lingkungannya. Apakah itu lingkungan sosial, ekonomi ataupun lingkungan alamnya. Pembangunan itu berarti juga sebagai usaha yang dilakukan secara sadar
dan mendasar untuk menciptakan kondisi yang lebih baik. Esensi dari pembangunan itu adalah menciptakan sesuatu yang berguna yang belum ada
menjadi ada dan meningkatkan yang telah ada. Dan tujuan akhir dari pembangunan itu adalah bagi manusialah subjek dan objek pembangunan tersebut
Astrid, 1984. Dengan dilakukannya pembangunan oleh manusia membuat
kepariwisataan merupakan bagian dari pembangunan dan kepariwisataan merupakan sektor pemacu pembangunan. Kepariwisataan adalah bagian ataupun
sektor usaha yang membidangi pariwisata, yang dimana pariwisata tersebut membuat pendapatan yang sangat besar dalam pembangunan.
Sesuai perkembangan, kepariwisataan seharusnya bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat
memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam tambahan, perkembangan
infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan
tempat tujuan wisata. Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang
9
masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai
yang membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil
memperkecil masalah-masalah yang ada Happy Marpaung, 2002. Menurut TAP MPR No. ll 1993 Tentang GBHN menyatakan serta
mengamanatkan bahwa pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi,
termasuk kegiatan sector lin yang terkait, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, dan pendapatan Negara serta penerimaan devisa
meningkatkan melalui pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan nasional. Pembangunan pariwisata harus merupakan
pembangunan berencana serta menyeluruh sehingga pada akhirnya dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial
dan kultural. Disamping itu rencana tersebut harus memberikan kerangka perencanaan untuk mendorong dan mengendalikan pembangunan pariwisata
sehngga dampak positif dapat dimaksimalkan dan dampak negatif diminimalkan. Dengan adanya pembangunan pariwisata pada beberapa daerah berarti
sumber-sumber yang biasanya digunakan penduduk setempat sekarang harus dibagi dengan para wisatawan, hingga situasi demikian ini tidak dapat
menimbulkan benih-benih sakit hati, khususnya pada msyarakat setempat tang merasa tidak diuntungkan secara langsung oleh adanya kegiatan pariwisata itu.
Meningkatnya benih-benih dendam tersebut dapat terjadi pada saat sumber- sumber yang disebut sebagai sumber milik umum common resources harus
10
dibagi atau sepenuhnya tidak bisa digunakan oleh penduduk setempat Butler R.W, 1974.
Pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat http:id.wikipedia.orgwikiKebudayaan. Pada dasarnya kebudayaan memiliki unsur-unsur yang terjalin dan saling
berhubungan satu dengan yang lainya. Adapun mengenai unsur-unsur kebudayaan menurut Koenjtaraningrat, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat
ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal, yaitu: 1. Bahasa, 2. Sistem Pengetahuan, 3. Organisasi
Sosial, 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, 5. Sistem Mata Pencaharian, 6. Sistem Religi, dan 7. Kesenian Koentjaraningrat, 1996: 80-8.
Kebudayaan fisik meliputi semua benda atau objek fisik hasil karya manusia, seperti rumah, gedung bersejarah, perkantoran, jalan, jembatan, jalan,
mesin-mesin, dan sebagainya. Oleh karenanya, sifatnya pun paling konkrit, mudah diraba dan diobservasi. Kebudayaan fisik merupakan hasil dari aktivitas
sosial manusia Maran, 2007: 49.
11
Seperti yang diketahui, bahwa antropologi sangat erat hubungannya dengan kebudayaan. Dimana antropologi memiliki beberapa sub bidang ilmu di
dalamnya. Salah satu sub bidang ilmu dalam antropologi adalah antropologi pariwisata. Hubungan antropologi dan pariwisata adalah membahas dua hal utama
yaitu relevansi teori-teori antropologi dalam melihat berbagai masalah dalam pariwisata dan masalah kedudukan peneliti dalam proses representasi. Pokok
pembahasan mencakup masalah-masalah pembentukan tradisi, identitas dan hubungan antar suku bangsa, politik, pariwisata, stereotipe dan pengalaman, serta
masalah penulisan dan otoritas etnografi. Relevansi teori-teori antropologi dalam menjelaskan gejala pariwisata dan
relevansi kajian pariwisata bagi perkembangan teori-teori antropologi akan diperlihatkan melalui pembahasan yang mencakup permasalahan permasalahan
yang muncul di kalangan wisatawan, dalam industri pariwisata, maupun di masyarakat daerah tujuan wisata itu sendiri. Konsep-konsep dan teori-teori
mengenai perjalanan the journey, the Other, identitas, rekacipta budaya, dan asimilasi yang akan digunakan untuk mengkaji.
Hubungan antropologi dan dunia pariwisata adalah untuk membahas aspek-aspek budaya masyarakat sebagai asset dalam dunia pariwisata. Kajian teori
dan konsep-konsep antropologi terutama dalam melestarikan aspek budaya masyarakat dan sekaligus mengkaji aspek budaya masyarakat sebagai asset
pariwisata dalam upaya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak makna dan nilai dari aspek budayanya.
Antropologi pariwisata memiliki fokus pada masalah pariwisata dari segi sosial budaya. Adapun sosial budaya disini adalah sistem sosial, dan sistem
12
budaya yang berkembang antara pariwisata. Pariwisata merupakan perjumpaan antara berbagai sistem sosial dan sistem budaya yang saling mempengaruhi.
Dimana sistem sosial dan sistem budaya setempat sebagai variabel yang dipengaruhi MH. Graburn, 1975.
Smith 1981:475 mengatakan bahwa : “Anthropology has important contributions to offer to the
study of tourism, especially through … basic ethnography … as well as the acculturation model and the awareness that tourism is only
element in culture change.”
Secara singkat pendapat tersebut dapat diartikan sebagai peran penting antropologi dalam kajian mengenai wisata, dimana peran antropologi terfokus
pada penggunaan etnografi dalam melihat fenomena pariwisata dan melihat bentuk akulturasi dan perubahan kebudayaan sebagai bentuk kesadaran dalam
pariwisata. Antropologi membandingkan cara hidup, budaya dari suatu kelompok
manusia dengan manusia lainnya dan yang menyangkut segala sesuatu tentang manusia. Penelitian dasar antropologi pada pariwisata adalah bertujuan untuk
lebih memahami berbagai macam tindakan-tindakan wisatawan dalam konteks budaya yang berbeda . selain itu kajian antropologi pada pariwisata adalah untuk
menyingkap cara yang digunakan wisatawan untuk memberikeuntungan kepada daerah tujuan wisata dalam upaya mengembangkan dunia wisata. Para antropolog
juga ingin mengetahui pengaruh dari tindakan orang-orang yang ada di daerah tuan rumah terhadap wisatawan-wisatawan itu sendiri.
Pariwisata sendiri adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan wisatawan. Hal ini membuktikan bahwa ini erat hubungannya dengan antropologi.
Dimana kita dituntut untuk belajar mengetahui apa yang diinginkan orang-orang
13
sebagai calon wisatawan sebagai dasar atau awal usaha pemenuhan kebutuhan yang benar-benar mereka inginkan. Hal ini diciptakan untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan, yaitu mendatangkan banyak pengunjung atau wisatawan karena mereka berhasil “dipuaskan” kebutuhannya Sukadijo, 1996: 2.
Ada berbagai pendapat dalam mendefinisikan kata pariwisata tersebut, namun hal yang paling penting adalah kita harus memandang pariwisata secara
menyeluruh berdasarkan scope cakupan atau komponen yang terlibat dan mempengaruhi pariwisata antara lain:
1. Wisatawan
2. Setiap wisatawan ingin mencari dan menemukan pengalaman fisik dan
psikologis yang berbeda – beda antara satu wisatawan dengan wisatawan lainnya. Hal inilah yang membedakan wisatawan dalam memilih tujuan
dan jenis kegiatan di daerah yang dikunjungi. 3.
Industri Penyedia Barang dan Jasa 4.
Orang – orang bisnis atau investor melihat pariwisata sebagai suatu kesempatan untuk mendatangkan keuntungan dengan cara menyediakan
barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan. 5.
Pemerintah Lokal. 6.
Masyarakat setempat, masyarakat lokal biasanya melihat pariwisata dari faktor budaya dan pekerjaan karena hal yang tidak kalah pentingnya bagi
masyarakat lokal adalah bagaimana pengaruh interaksi wisatawan dengan masyarakat lokal baik pengaruh yang menguntungkan maupun yang
merugikan.
14
Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa pariwisata merupakan gabungan dari sejumlah fenomena yang muncul dari interaksi antara wisatawan, industri
penyedia barang jasa, pemerintah lokal, dan masyarakat setempat dalam sebuah proses untuk menarik dan melayani wisatawan
http:madebayu.blogspot.comsearchlabeldefinisi pariwisata dan wisatawan. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek wisata dan daya tarik wisata. Objek wisata dan daya tarik wisata adalah segala
sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Sementara wisatawan sendiri adalah orang- orang yang melakukan perjalanan wisata Pendit, 2003: 14.
Urry 1990:2 mengatakan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya
dan menetap di tempat tersebut sebagai bagian dari perjalanan yang dilakukan. Pariwisata dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu proses
perjalanan mencari pengalaman, pengetahuan atas suatu wilayah dan berdiam dalam jangka waktu tertentu, sedangkan Grunewald 2006 menawarkan suatu
konsep definisi atas wisata dengan menjelaskannya sebagai suatu kegiatan perjalanan dari satu wilayah menuju wilayah lainnya yang berbeda dengan daerah
tempat tinggal, kota maupun negara asal. Konsepsi wisata yang dipaparkan sebelumnya membentuk suatu landasan mengenai diskusi wisata berkaitan dengan
potensi. Adapun jenis-jenis pariwisata itu sendiri adalah: Wisata Budaya, Wisata
Kesehatan, Wisata Olahraga, Komersial, Wisata Industri, Wisata Politik, Wisata konvensi, Wisata sosial, Wisata Pertanian, Wisata maritim bahari, Wisata Cagar
15
Alam, Wisata Buru, Wisata Pilgrim dan Wisata Sejarah. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah wisata sejarah Marpaung, 2002: 19
Keselarasan antara alam dan lingkungan sangat dibutuhkan antara satu dengan yang lain, dimana di dalamnya terkandung sistem nilai yang disebut
kebudayaan, yang dimana budaya merupakan hasil pola pikir manusia yang dituangkan ke dalam tingkah lakunya sehari-hari yang menjadi pedoman bagi
dirinya yang berasumsikan larangan dan peraturan yang memberikan sanksi bila dilanggar, yang semuanya diwujudkan dalam mengelola lingkungan mereka
Spreadly, 1972. Sejalan dengan pengertian tentang pembangunan bahwa hal tersebut
merupakan suatu responsif terhadap lingkungannya telah dilakukan di tempat pemandian Pantai Bokek tersebut. Pengelolahan sungai belawan ini dijadikan
sebagai suatu objek wisata alam oleh manusia pengelola wisata merupakan suatu bentuk pembangunan. Suatu responsif yang dilakukan manusia membuat pantai
bokek tersebut sebagai bagian dari pembangunan. Dengan demikian pembangunan yang dilakukan merupakan pembangunan dalam kepariwisataan.
Pada objek wisata pantai bokek ini yang ditekankan dalam pembangunan ialah memberikan keuntungan bagi wisatawan dan masyarakat sekitar pantai
bokek. Seperti yang telah diutarakan di atas oleh Happy Manurung bahwa tujuan kepariwisataan adalah memberikan keuntungan baik wisatawan dan juga
masyarakat sekitar daerah pariwisata. Pariwisara yang ada di pantai bokek dapat memberikan kehidupan standar kepada warga sekitar melalui keuntungan
ekonomi yang di dapat oleh tempat wisata sehingga sampai penulis membuat
16
laporan ini menunjukkan bahwa pantai bokek tersebut memiliki peranan bagi masyarakat sekitar dan wisatawan.
Antara pariwisata dengan kebudayaan memiliki hubungan yang dapat dijelaskan berdasarkan dari cerita. Dimana hubungan antara pariwisata dan
kebudayaan berawal dari rasa ingin tahu seseorang. Perasaan ini yang mendorong orang untuk melakukan perjalanan berwisata. Lebih lanjut dilakukan
penyimpulan bahwa makin banyak orang melakukan perjalanan, makin bertambah pula pengetahuan serta pengalamannya. Kemudian berlanjut pada bertambahnya
‘kekayaan’ intelegensia dan jiwanya. Hal inilah yang dinamakan emansipasi seseorang Pendit, 2003: 195.
Konferensi Pariwisata Internasional yang disponsori oleh Perserikatan Bnagsa Bangsa PBB Roma, 22 Agustus-5 September 1963 telah memberikan
tekanan akan pentingnya arti nilai sosial dan budaya kepariwisataan, dimana hubungan yang dihasilkan selalu merupakan faktor dan cara yang paling utama
untuk menyebarkan ide-ide dan pengertian tentang kebudayaan satu dan yang lainnya.
Kebudayaan nampak dalam tingkah laku dan hasil karya manusia culture in act and artifact. Manifestasi kebudayaan itulah yang diharapkan kepada
wisatawan untuk dinikmati sebagai atraksi wisata. Dengan kata lain, di belakang manifestasi kebudayaan terdapat nilai kebudayaan yang dapat dijual Soekadijo,
1996: 288-289. Dokumen UNESCO United nations educational, Scientific and Culture
Organizatio Nomor E CONF. 478, mengandung gagasan-gagasan yang menyatakan bahwa perhatian khusus harus diberikan dengan jalan serasi untuk
17
mempelajari dan meneliti faktor-faktor kebudayaan dalam pariwisata. Pentingnya faktor kebudayaan ditinjau dengan segala daya upaya untuk memajukan
pariwisata internasional maupun untuk memperluas penyebaran ide-ide dan pengertian tentang kebudayaan antar negara.
Pariwisata yang berhubungan dengan penelitian etnografi, sebagai antropolog tidak boleh mengabaikan wisatawan selama penelitian lapangan dan
tidak juga boleh mengabaikan keseriusan pariwisata sebagai suatu akademisi penelitian yang berhubungan untuk mengambil peran aktif dalam perencanaan dan
pengembangan pariwisata sebagai disiplin ilmu penelitian antropologi. Pemahaman melalui pendekatan secara interpretatif adalah aspek penting dalam
mempelajari pariwisata sebagai suatu karya etnografi.
1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Tipe penelitian