Penelitian Terdahulu Teori Tentang Pemasaran Jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Penelitian Terdahulu

Prissiani 2008 melakukan penelitian dengan judul Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Pengguna Kartu Prabayar CDMA Flexi Di Kotamadya Bogor. Hasil Analisis menggunakan SEM adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan dengan peubah laten tangible, reliability, responsiveness, dan assurance. Dimensi reliability merupakan dimensi yang memiliki pengaruh terbesar pertama dalam membentuk kepuasan dan memiliki tingkat kepentingan paling tinggi menurut pelanggan. Dimensi reliability dibentuk dari atribut promosi yang menarik X12, tarif pulsa telepon yang lebih hemat X10, kualitas suara X6, dan kualitas sinyal X5. Hubungan antara kepuasan dan loyalitas dari adalah sebesar 1,41. Rahmi 2008 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penayangan Iklan TELKOMFlexi Di Televisi Terhadap Minat Beli Konsumen dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antara penayangan iklan TELKOMFlexi di televisi dengan minat beli konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penayangan iklan TELKOMFlexi di televisi dan minat beli konsumen mempunyai korelasi sedangpositifsearah sebesar 0,57 dan pengaruh penayangan iklan TELKOMFlexi di televisi terhadap minat beli konsumen yaitu sebesar 32,49. Berdasarkan hasil hipotesis dapat diketahui H o ditolak dan H a diterima. Karena Z hitung Z tabel maka dapat disimpulkan bahwa memang benar ada pengaruh antara penayangan iklan TELKOMFlexi di televisi dengan minat beli konsumen.

II.2 Teori Tentang Pemasaran Jasa

10 Universitas Sumatera Utara Pemasaran merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan untuk memepertahankan kelangsungan hidupnya dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Kita ketahui bahwa “Pemasaran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari perusahaan kepada konsumen secara efektif dengan maksud dapat menciptakan permintaan efektif”. Kotler, 1997:6 Sebenarnya pemasaran bukanlah sekedar meliputi kegiatan menjual barang dan jasa, akan tetapi meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum dan sesudah barang dan jasa dihasilkan. Banyak ahli mengemukakan pendapatnya tentang pengertian pemasaran menurut persepsinya masing-masing yang pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama. Dibawah ini dikemukakan pendapat beberapa ahli : “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Kotler,1997:8. Menurut pendapat ahli lainnya bahwa pemasaran adalah : “Semua kegiatan aktivitas memperlancar arus barang dan jasa dari produsen kekonsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif”. Nitisemito,1993:13 Dari definisi-definisi pemasaran di atas dapat diketahui bahwa pengertian pemasaran bukan hanya sekedar menjual suatu produk atau usaha memasang iklan. Akan tetapi pengertian pemasaran mempunyai makna yang lebih luas, dimulai dari sejak produk belum dihasilkan. Artinya kegiatan pemasaran telah ada sebelum adanya produk. Kegiatan pemasaran tersebut antara lain penelitian terhadap kebutuhan konsumen, peluang pasar dan lain-lain. Kemudian barulah produk tersebut dihasilkan berdasarkan dari hasil penelitian Universitas Sumatera Utara yang dilakukan. Setelah itu perusahan akan menyusun strategi pemasaran seperti harga, promosi dan penentuan distribusi yang paling sesuai dengan produk tersebut. Pentingnya manajemen pemasaran untuk kelancaran kegiatan pemasaran itu sehingga harus dipikirkan sasaran dan cara mendapatkan tanggapan yang dikehendaki oleh pihak lain. Pengertian manajemen pemasaran adalah : “Proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudkan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari bargang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi”. Kotler,1997:13 Rangkuti 2003 menyatakan bahwa,“pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk. Pemasaran jasa lebih bersifat intangible dan immaterial karena produknya tidak kasat mata dan tidak dapat diraba, produk jasa dilakukan saat konsumen berhadapan dengan petugas sehingga pengawasan kualitasnya dilakukan dengan segera, interaksi antara konsumen dan petugas adalah penting untuk mewujudkan produk yang dibentuk”. Menurut Yazid 2001 bahwa dalam pemasaran jasa, ada elemen-elemen lain yang bisa dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan pemuasan konsumen jasa. Elemen-elemen tersebut adalah: orang people or participant, lingkunan fisik dimana jasa diberikan atau bukti fisik physical evidence, dan proses procces jasa itu sendiri. Sebagai suatu bauran, elemen-elemen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah satu tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengaruhi strategi pemasaran jasa secara keseluruhan. Zethalm dan Bitner dalam Lupiyoadi 2001 memberikan batasan tentang jasa sebagai berikut: ”Service is all economic activities whose output is not physical product or construction is generally consumed at that time it is produced, and provide added value in form such as convenience, amusement, comport or health”. Atau jasa adalah semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan output tidak berupa produk fisik atau konstruksi yang secara umum dikonsumsi pada saat diproduksi, dan memberikan nilai tambah dalam bentuk seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan. Selanjutnya Kotler 2001 menyatakan bahwa, “jasa adalah sebagai setiap tindakan atau kegiatan suatu pihak yang dapat ditawarkan kepada pihak lain yang secara esensial tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu”. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa jasa merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat tak berwujud. Dengan demikian jika sesuatu diproduksi maka jasa dilaksanakan. Jadi jelas kualitas jasa dinilai dari pelaksanaannya atau hasil kerjanya bukan dari karakteristiknya secara fisik. Dalam proses pertukarannya konsumen membayar untuk sesuatu yang tidak berwujud. Walaupun pada pembelian jasa- jasa tertentu konsumen memperoleh sesuatu yang berwujud, seperti kartu kredit, polis asuransi, tetapi pada dasarnya yang dibeli bukan benda-benda tersebut. Produk jasa ada dua macam, yaitu produk jasa industri dan produk jasa konsumen. Produk jasa industri disediakan untuk organisasi dalam lingkungan yang luas, termasuk pengolahan, pertambangan, pertanian, organisasi dalam lingkungan yang luas, seperti jasa penelitian, jasa financial, jasa pendidikan dan sebagainya. Sedangkan produk jasa konsumen banyak dipergunakan secara luas dalam masyarakat seperti jasa hiburan, kesehatan, transportasi, perbankan dan lain sebagainya. Menurut Kotler 2001 jasa mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Tidak berwujud Jasa berbeda dengan hasil produksi perusahaan. Jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar, dicium sebelum jasa itu dibeli. Benda atau barang yang kita beli atau yang kita gunakan sehari-hari adalah sebuah objek, sebuah alat atau sebuah benda, sedangkan jasa merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah usaha. Bila kita membeli barang, maka barang tersebut dipakai atau ditempatkan disuatu tempat. Tetapi bila membeli jasa, maka pada umumnya tidak ada wujudnya. Bila uang dibayar untuk beli jasa, maka pembeli tidak akan memperoleh tambahan benda-benda yang dapat dibawa ke rumah. Jasa dikonsumsi tetapi tidak memiliki. Walaupun penampilan jasa diwakili oleh suatu wujud tertentu, misalnya pesawat atau mobil dapat mewakili jasa yang ditawarkan oleh taksi, namun esensi jasa yang dibeli adalah penampilan. b. Tidak dapat dipisahkan Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai penjualan dan baru kemudian di konsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual dahulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara serentak. Misalnya, jasa yang diberikan oleh sebuah Universitas Sumatera Utara perusahaan penerbangan, calon penumpang membeli tiket, kemudian berangkat dan duduk dalam kabin pesawat, lalu pesawat menerbangkannya ke tempat tujuannya, pada saat penumpang itu duduk dalam kabin pesawat, pada saat itulah jasa diproduksi. c. Keberagaman Jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan. Misalnya saja jasa yang diberikan oleh sebuah maskapai penerbangan yang melayani rute terbang pendek dengan maskapai penerbangan yang melayani rute terbang yang panjang, akan sangat berbeda. d. Tidak Tahan Lama Jasa tidak dapat disimpan. Seorang calon penumpang yang telah membeli tiket pesawat untuk suatu tujuan tertentu tetap dikenakan biaya administrasi, walaupun ia tidak jadi berangkat. Tidak tahan lamanya jasa tidak jadi masalah bila permintaan tetap. Tetapi jika permintaan berfluktuasi, perusahaan menghadapi masalah yang rumit. Misalnya, pada musim-musim puncak seperti liburan sekolah, tahun baru, musim haji,atau hari raya, sebuah perusahaan penerbangan harus mempersiapkan lebih armada pesawat dari biasanya, dari pada jika permintaan sama sepanjang bulan-bulan biasa.

II.3 Teori Tentang Bauran Pemasaran

Dokumen yang terkait

Analisis Penyebab Peningkatan Gap Jumlah Pelanggan Flexi Classy (Pascabayar) Dengan Jumlah Pelanggan Flexi Trendy (Prabayar) Dalam Peningkatan Performansi Flexi Classy Pada PT TELKOM Sumatera

0 25 114

Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan Dan Promosi Terhadap Kepuasan Pelanggan Telkom Flexi Medan Yang Terdaftar Pada PT. Telkom Kandatel Medan

2 53 65

Analisis pelaksanaan Promosi Penjualan Telkom Flexi Pada PT. Telkom Kandatel Bandung (study kasus pada pengguna Telkom Flexi Center 1 Dago)

0 6 1

Analisis pengaruh brand image telkom flexi terhadap perilaku pembelian simcard flexi (Studi kasus Pt.Telkom,Tbk Kandatel Kendal)

6 35 244

Strategi promosi PT. telkom kandatel Solo dalam meningkatkan volume penjualan telkom flexi

0 5 55

ANALISIS PENGARUH PELAYANAN PLASA TELKOM PT. TELKOM KANDATEL SOLO TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DILIHAT ANALISIS PENGARUH PELAYANAN PLASA TELKOM PT. TELKOM KANDATEL SOLO TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DILIHAT DARI DIMENSI-SIMENSI KUALITAS PELAYANAN.

0 1 13

PENGARUH KEBIJAKAN TARIF TELKOM FLEXI TERHADAP KINERJA KEUANGAN DIVISI Pengaruh Kebijakan Tarif Telkom Flexi Terhadap Kinerja Keuangan Divisi (Studi Kasus Pada Divisi Fixed Wireless Network PT.TELKOM).

0 1 13

PENGARUH KEBIJAKAN TARIF TELKOM FLEXI TERHADAP KINERJA KEUANGAN DIVISI Pengaruh Kebijakan Tarif Telkom Flexi Terhadap Kinerja Keuangan Divisi (Studi Kasus Pada Divisi Fixed Wireless Network PT.TELKOM).

0 0 18

Analisis Bauran promosi Dalam Meningkatkan Penjualan Telkom Flexi (Studi pada Telkom Kandatel Sumbar).

0 0 9

Strategi promosi PT. Telkom Kandatel Solo dalam meningkatkan volume penjualan Telkom Flexi 3 BAB I TELKOM

0 0 1