Penelitian Sebelumnya TINJAUAN PUSTAKA

sasaran strategis dari APBN. Pembiayaan proyek dimanfaatkan untuk pembangunan SDM di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial dalam rangka mendukung program jaring pengaman sosial, penyediaan sarana dan prasarana transportasi, pembangunan di bidang pertanian, tenaga listrik, dan pengairan. Di samping itu juga akan dimanfaatkan untuk pengadaan prasarana pendukung hankam, telekomunikasi dan pembangunan prasarana perkotaan.

2.6. Penelitian Sebelumnya

Engen dan Skinner 1992 dalam studi dengan menggunakan data cross sectional dari 107 negara pada periode 1970-1985 yang mengembangkan sebuah general model kebijakan fiskal dan pertumbuhan ekonomi, menyimpulkan bahwa penerapan anggaran berimbang, dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah dan penerimaan pajak, diprediksi akan mengurangi pertumbuhan ekonomi. Salah satu hasil utama dari penelitian Easterly dan Rebelo 1993 dalam studi mengenai hubungan empiris antara variabel kebijakan fiskal, tingkat pembangunan, dan tingkat pertumbuhan ekonomi berdasarkan historical data, mereka menyimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pembangunan dengan kebijakan fiskal. Bagi negara miskin, mereka tergantung pada pajak perdagangan luar negeri sementara bagi negara maju pajak penghasilan sangat dominan. Dorwick dalam Engen dan Skinner, 1996 dalam penelitiannya di negara- negara OEDC selama kurun waktu 1960-1985, menemukan bahwa pajak penghasilan Universitas Sumatera Utara orang pribadi mempunyai efek yang negatif terhadap pertumbuhan, sedangkan pajak penghasilan badan tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan. Koester dan Kormendi dalam Engen dan Skinner, 1996 menyatakan bahwa pajak dalam kondisi tarif yang tetap mempunyai efek negatif terhadap pertumbuhan output. Bram dalam Engen dan Skinner, 1996 dalam penelitiannya di New York State dan New York City menyimpulkan bahwa keterkaitan antara pertumbuhan basis pajak dengan peningkatan aktivitas perekonomian. Basis pajak yang ditelitinya adalah penjualan dan penghasilan orang pribadi di New York State dan basis pajak penjualan di New York City. Perubahan kondisi perekonomian di kedua wilayah tersebut menyebabkan perubahan ketiga basis pajak tersebut dan pada akhirnya akan menyebabkan perubahan dalam penerimaan pajak. Studi Rappaport 1999 dimaksudkan untuk mengkaji empat kelompok fakta- fakta empiris dari pertumbuhan ekonomi antar daerahlokal di Amerika Serikat tahun 1970-1990. Salah satu kelompok fakta empiris yang dikaji adalah korelasi kebijakan anggaran pemerintah dari pertumbuhan ekonomi lokal. Dalam hal hubungan antara kebijakan anggaran pemerintah lokal dengan pertumbuhan ekonomi lokal tersebut dilihat dari tiga indikator: migrasi neto, pertumbuhan pendapatan perkapita dan pertumbuhan harga perumahan, dari estimasi Rappaport mendapatkan empat fakta proses pertumbuhan ekonomi lokal di Amerika Serikat. Keempat fakta proses pertumbuhan ekonomi lokal Amerika Serikat tersebut adalah pertama adalah bahwa dari tahun 1970 sampai 1990, pertumbuhan ekonomi lokal berkorelasi negatif dengan besaran keuangan pemerintah lokal; kedua, pertumbuhan ekonomi lokal sepanjang Universitas Sumatera Utara periode yang diamati berkorelasi positif dengan pengeluaran pemerintah lokal untuk pendidikan dasar dan menengah; ketiga, pertumbuhan ekonomi daerah tahun 1970 sampai 1990 berkorelasi negatif dengan pajak pendapat personal lokal; keempat, pertumbuhan ekonomi daerah berkorelasi negatif dengan pajak penjualan tertentu yang diambil oleh pemerintah lokal. Tampak yang diamati di sini bukan hanya komposisi investasi pemerintah tetapi juga komposisi penerimaan pemerintah lokal. Studi Aschauer Brata, 2004 menggunakan data 46 negara pendapatan rendah dan menengah dengan periode waktu 1970-1990. Selain menganalisis aspek penerimaan, studi tersebut sekaligus juga menganalisis aspek besaran investasi pemerintah serta efisiensinya. Berkaitan dengan aspek penerimaan, Aschauer menggunakan hutang luar negeri sebagai proksi dari total hutang pemerintah. Dalam hal ini, beban pajak sehubungan dengan pengakumulasian modal publik dapat memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh negatif tersebut misalnya melalui pajak yang secara berlebihan dibebankan kepada sektor swasta sehingga pada akhirnya akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi. Dari estimasinya, Aschauer menemukan bahwa peningkatan investasi pemerintah yang dibiayai dengan hutang luar negeri membawa pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan kata pembiayaan hutang luar negeri telah mengurangi manfaat positif investasi sektor publik. Lin dan Kim 2001 dalam studi mengenai hutang luar negeri pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi terhadap 77 negara, mereka mendapatkan hubungan yang positif. Universitas Sumatera Utara Adapun Gupta 2002 melakukan studinya dengan kasus 39 negara ESAF dengan kurun waktu 1990-2000. Studi tersebut lebih dimaksudkan untuk mengetahui apakah fiscal adjustment dan perbaikan komposisi pengeluaran pemerintah memiliki manfaat baik bagi pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin. Sumber pembiayaan pemerintah juga diamati di sini dengan dilatarbelakangi kenyataan bahwa selama ini studi-studi yang ada belum memperhatikan apakah defisit yang dibiayai dari luar negeri memiliki perbedaan dampak terhadap pertumbuhan dibandingkan defisit yang dibiayai dengan sumber-sumber dana dalam negeri. Selain menemukan bahwa komposisi pengeluaran pemerintah yang lebih produktif penting artinya bagi pertumbuhan dan pencapaian fiscal adjustment yang berkelanjutan, Gupta 2002 juga menyebutkan bahwa komposisi pembiayaan defisit juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara- negara miskin. Namun, berbeda dengan temuan Aschauer di atas, Gupta justru menemukan bahwa pembiayaan defisit anggaran pemerintah dari sumber-sumber domestik lebih merugikan pertumbuhan ekonomi daripada pinjaman luar negeri. Untuk memperoleh gambaran antara negara-negara yang belum mengalami stabilitas ekonomi dan yang telah mencapai stabilisasi, Gupta juga melakukan estimasi secara terpisah terhadap masing-masing kelompok tersebut. Dalam hal ini bagi negara- negara dengan defisit anggaran yang rendah, tambahan konsolidasi anggaran tidaklah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun yang lebih penting adalah bahwa dampak buruk pembiayaan defisit di negara-negara tersebut tidaklah separah di negara-negara yang belum mencapai stabilisasi. Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep