Pertumbuhan Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Kuznets dalam Yuliana, 2003 pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu sistem perekonomian untuk menyediakan kebutuhan- kebutuhan ekonomi bagi masyarakatnya dalam jangka panjang. Sedangkan Julianery dalam Yuliana, 2003 mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi makro adalah peningkatan Produk Domestik Bruto PDB. Suatu negara dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif apabila kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan negara tersebut mengalami kenaikan. Namun demikian dalam kenyataannya sangat sulit untuk mengetahui berapa jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu untuk mengukur pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan output dilakukan dengan menggunakan perubahan nilai moneternya uang yang tercermin dalam PDB. Perubahan PDB menunjukkan adanya perubahan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu Rahardja dan Manurung, 2004. Menurut Blanchard 2000 dalam sistem perekonomian terbuka, komponen PDB terdiri dari konsumsi, investasi, belanja negara, ekspor dan impor yang dirumuskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara y = c + i + g + x - m 2.1 Di mana: y = Produk Domestik Bruto Riil c = Konsumsi Rumah Tangga Riil g = Konsumsi Pemerintah Riil i = Pengeluaran Investasi Riil x - m = Ekspor Netto Riil x = Ekspor Riil m = Impor Riil Masing-masing variabel yang mempengaruhi PDB dijelaskan oleh Rahardja dan Manurung 2004 sebagai berikut: 1 Konsumsi rumah tangga riil adalah pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi akhir barang dan jasa baik barang dan jasa yang habis dipakai dalam waktu setahun maupun lebih. 2 Konsumsi Pemerintah riil adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan hanya untuk mendapatkan barang dan jasa akhir, sedangkan pengeluaran pemerintah untuk tunjangan sosial tidak termasuk dalam definisi konsumsi pemerintah. 3 Pengeluaran investasi riil adalah pengeluaran-pengeluaran dunia usaha untuk meningkatkan atau menciptakan nilai tambah. 4 Ekspor netto adalah selisih antara ekspor dan impor barang dan jasa. Universitas Sumatera Utara Dalam sistem ekonomi tertutup, identitas output agregat merupakan penjumlahan konsumsi rumah tangga, konsumsi perusahaan dan konsumsi pemerintah, yaitu: g i c y    2.2 Di mana: y = output riil agregat, c = konsumsi riil rumah tangga, i = konsumsi riil perusahaan, dan g = konsumsi riil pemerintah Fungsi konsumsi riil rumah tangga dan konsumsi riil perusahaan masing- masing adalah ] , [ R tr y C c     2.3 ] , [ R y I i  2.4 Di mana: y - +tr = pendapatan disposable riil, dan R = tingkat bunga nominal. Hubungan persamaan 2.2, 2.3 dan 2.4 menjelaskan output riil agregat, yaitu: g R y I R tr y C y      ] , [ ] , [  2.5 Misalkan fungsi konsumsi riil rumah tangga dalam bentuk linier dari pendapatan disposable dan tingkat bunga nominal: c =  +  1 [y-+tr] -  2 R. Universitas Sumatera Utara Demikian juga fungsi konsumsi riil perusahaan adalah dalam bentuk linier dari pendapatan disposable dan tingkat bunga nominal: i =  +  1 y -  2 R. Oleh sebab itu output riil agregat ekonomi tertutup berubah menjadi: g R y R tr y y          2 1 2 1        ] [ 1 1 2 2 1 1 1 1 R tr g y                   ] , , , [ tr g R y    2.6 Dari persamaan ini 2.6 ditunjukkan bahwa peningkatan belanja pemerintah g dan transfer pemerintah tr akan meningkatkan output riil agregat y, sebaliknya peningkatan pajak t akan menurunkan output riil agregat y. Analisis pengaruh pajak terhadap pertumbuhan ekonomi juga dapat dilakukan melalui sisi penawaran agregat dengan output produksi sebagai tolak ukurnya Musgrave dan Musgrave, 1993. Sementara itu penentu utama dari pertumbuhan produksi adalah modal dan tenaga kerja. Musgrave dan Musgrave Soemarso, 1990 menganalisis pengaruh kebijakan fiskal terhadap modal melalui tabungan. Penambahan modal akan meningkatkan produktivitas, sementara pembentukan modal diperoleh dari tabungan masyarakat. Jadi semakin besar pendapatan masyarakat yang ditabung akan meningkatkan produktivitas. Di atas dijelaskan bahwa kebijakan fiskal dapat mempengaruhi tingkat tabungan dan konsumsi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebijakan fiskal juga akan berpengaruh terhadap tingkat produksi. Universitas Sumatera Utara Kebijakan fiskal juga mempengaruhi penawaran tenaga kerja melalui jumlah jam dan partisipasi kerja yang akan ditawarkan pada tingkat pemajakan tax rate tertentu. Pajak akan menurunkan upah riil, yang pada gilirannya akan mempengaruhi gairah kerja. Gairah kerja ini akan mempengaruhi jam dan partisipasi kerja, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi. Collin Clark Mangkoesubroto, 1993 mengemukakan hipotesis tentang batas kritis perpajakan. Dikatakan bahwa jika kegiatan sektor pemerintah, yang diukur dengan pajak dan penerimaan-penerimaan lain, melebihi 25 dari total kegiatan ekonomi, maka yang terjadi adalah inflasi. Dasar yang dikemukakan adalah bahwa pajak yang tinggi akan mengurangi gairah kerja. Akibatnya produktivitas akan turun dengan sendirinya dan ini akan mengurangi penawaran agregate. Di lain pihak, pengeluaran pemerintah yang tinggi akan berakibat pada naiknya permintaan agregate. Inflasi terjadi karena adanya keseimbangan baru yang timbul sebagai akibat adanya kesenjangan antara permintaan agregate dan penawaran agregate. Model LM menjelaskan keseimbangan permintaan dan penawatan uang. Rumah tangga memerlukan atau memegang uang sebagai aktiva yang berfungsi sebagai alat tukar, pengukur nilai dan penyimpan nilai. Model keseimbangan permintaan dan penawaran uang adalah , R y L P M  2.7 Persamaan 2.6 menjelaskan perilaku skedul IS dari rumah tangga dan perusahaan dan persamaan 2.7 menjelaskan perilaku permintaan uang sebagai Universitas Sumatera Utara aktiva atau skedul LM. Kombinasi 2.6 dan 2.7 menjelaskan model permintaan agregat, yaitu: , ,   g R y  dan , R y L P M         tr g P M y y , , ,  2.8 Dari 2.8 ditunjukkan bahwa respons output riil agregat terhadap stok uang riil dan konsumsi riil pemerintah adalah positif dan respons terhadap pajak riil adalah negatif. Variabel M, g, tr dan  merupakan variabel eksogen dan P merupakan variabel endogen. Dari 2.8 ditunjukkan bahwa hubungan output riil agregat terhadap tingkat harga umum adalah negatif, di mana hubungan output riil agregat dengan tingkat harga umum menjelaskan skedul permintaan agregat [AD]. Pada kurva IS yang tetap, peningkatan harga akan menurunkan stok uang riil sehingga skedul LM semakin rendah. Sebaliknya penurunan harga akan meningkatkan stok uang riil sehingga skedul LM semakin tinggi. Dengan kata lain peningkatan stok uang riil MP akan meningkatkan output riil agregat y.

2.2. Indeks Harga Konsumen IHK