pembiayaan negara sehingga gejala multikolinearitas antar variabel terjadi, hal ini dapat dilihat di Lampiran 4.
Dari hasil estimasi persamaan dengan menggunakan metode Error Correction Mechanism ECM, terlihat angka Jarque-Berra Test adalah 0,79 dan lebih besar dari
probabilitasnya yaitu 0,67 sehingga dapat dikatakan residual terdistribusi normal, hal ini dapat dilihat di Lampiran 5.
4.4.2. Model Estimasi Pertumbuhan Ekonomi
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Indeks Harga Konsumen Penerimaan Pajak
dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan menggunakan regresi linear berganda dan Error Correction Mechanism ECM untuk
data yang tidak stasioner. Untuk menghindari hasil regresi yang palsu spurious regression akibat data-
data yang tidak stasioner dalam penelitian ini, maka penulis melakukan uji stasioner terhadap data-data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan uji
Augmented Dickey Fuller Test ADF. Setelah dilakukan uji stasioneritas diketahui bahwa data CPI yang digunakan
merupakan data yang tidak stasioner sehingga teknik estimasi yang digunakan adalah Error Correction Model ECM yang bertujuan untuk melihat proses keseimbangan
dalam jangka pendek terhadap variabel-variabel yang diuji. Dari hasil estimasi yang telah dilakukan dengan menggunakan software
Eviews 3.0 diperoleh model pengaruh indeks harga konsumen, penerimaan pajak dan
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut:
GRO
t
= -3.0875 - 0.6259 CPI
t
- 0.1856 TAX
t
+ 0.8837 GOV
t
+ º
t
4.1A
Std. Error: 2,3619 0,2829 0,2111 0,3845 T Stat. : -1,3072 -2,2116 -0,8794 2,2982
Prob. : 0,2041 0,0372 0,3883 0,0310
R Square: 0,2187 F test: 2,1465
R Square Ajusted: 0,1168 Prob. F Statistic: 0,1219
DW test: 1,7610 Setelah menggunakan metode ECM, hasil estimasi menjadi model pengaruh
indeks harga konsumen, penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah sebagai berikut:
DLOGGRO = 0,1748 + 1,8878 DLOGCPI – 0,0677 DLOGTAX +0,9289 DLOGGOV
- 1,2276 º
t-1
4.1B C CPI Tax Gov Residual-1
Std. Error: 0,2575 2,9416 0,1427 0,4443 0,1492 T Stat. : -0,6789 0,6417 -0,4742 2,0905 -8,2297
Prob. : 0,5050 0,5283 0,6405 0,0496 0,0000
R Square: 0,7849 F test : 18,2431
R Square Ajusted : 0,7419 Prob. F Statistic: 0,0000
DW test : 1,8151 Dari persamaan hasil olahan data dengan menggunakan ECM diketahui
bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh indeks harga konsumen, penerimaan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan kesalahan keseimbangan. Sedangkan
Universitas Sumatera Utara
koefisien ECT tidak sama dengan nol artinya pertumbuhan ekonomi GRO tidak mencapai keseimbangan dalam jangka pendek. Koefisien ECT menunjukkan nilai
negatif 1,2276 artinya pertumbuhan ekonomi GRO naik untuk mengembalikan posisi keseimbangan. Nilai ECT 0 atau
t
GRO di bawah keseimbangan maka B
3
E
t-1
positif menyebabkan
t
GRO positif sehingga nilai GRO turun pada periode berikutnya untuk mengoreksi kesalahan keseimbangan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien
ECT menunjukkan hasil regresi yang signifikan pada á = 1 berarti bahwa ketidakseimbangan persamaan akan menyesuaikan keseimbangannya pada periode
berikutnya. Nilai ECT negatif artinya memang tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periode penelitian masih rendah di bawah keseimbangan
sehingga masih bisa ditingkatkan lagi. Hasil estimasi persamaan juga menghasilkan R square sebesar 0,784 yang
berarti bahwa variabel independen pada penelitian ini mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 78,4 sementara, sisanya sebesar 21,6 ditentukan
oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Angka F statistik juga menghasilkan angka yang signifikan, yang berarti bahwa secara keseluruhan variabel
independen, yakni indeks harga konsumen, penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
4.4.3. Analisis Pengaruh Indeks Harga Konsumen, Penerimaan Pajak dan