BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kabupaten Aceh Timur
Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu kabupatenkota yang terletak dalam wilayah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kabupaten Aceh Timur
merupakan salah satu kabupaten tertua yang ada di Propinsi NAD karena kabupaten ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Sejak
zaman kemrdekaan sampai dengan masa reformasi otonomi daerah diberlakukan pada masa reformasi, di Aceh terdapat 10 buah daerah tingkat II dan Aceh Timur
adalah salah satu dari 10 daerah tersebut. Dalam perkembangannya setelah otonomi khusus diterapkan sampai dengan sekarang ini, daerah tingkat II di Aceh
telah menjadi 23 buah daerah. Aceh Timur sendiri telah dipecah menjadi tiga daerah. Pada awalnya
Kabupaten Aceh Timur berkedudukan di Langsa. Sekarang Langsa telah menjadi daerah tingkat II tersendiri dengan nama Kota Langsa. Secara lengkapnya, pada
tahun 2001 Kabupaten Aceh Timur dimekarkan menjadi satu kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Timur sebagai kabupaten induk dan pemerintah Kota Langsa
sebagai pemekaran dari kabupaten induk. Pemekaran ini ditetapkan dengan UU No. 3 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Kota Langsa. Kemudian pada tahun
2002 ditetapkan lagi UU No. 4 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, dan
Kabupaten Aceh Tamiang di Propinsi NAD, maka terbentuklah Kabupaten Aceh Tamiang yang juga pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur.
Universitas Sumatera Utara
Paska pemekaran Kabupaten Aceh Timur, luas wilayah Kabupaten Aceh Timur berkurang dari 8.242,73 km
2
menjadi 6.040,60 km
2
Sebagai hasilnya terdapat penurunan rata-rata tingkat PADTPD untuk Pemerintah Kabupaten Aceh Timur sebelum dan sesudah otonomi khusus,
yaitu sebesar 3,07. Sedangkan untuk rasio BHPBPTPD terjadi peningkatan rata-rata dalam rasio ini sebelum dan sesudah otonomi khusus yaitu sebesar
, jumlah kecamatan dari 29 kecamatan menjadi 21 kecamatan, jumlah desakelurahan dari 745 menjadi 484
desakelurahan LKPJ Bupati Aceh Timur,2004.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal