Rasio Efisiensi Penggunaan Anggaran

Tabel 4.14 Tingkat Kemandirian Pembiayaan Sesudah Otonomi Khusus Pada Kabupaten Aceh Timur No. Keterangan Setelah Otonomi Khusus Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 1 PADBRNBP 178.81 9.72 15.85 29.04 5.64 16.72 2 TPjDPAD 33.06 26.01 0.78 6.24 25.79 9.91 Rata-Rata1 42.63 Rata-Rata 2 16.97

3. Rasio Efisiensi Penggunaan Anggaran

Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari setiap penggunaan uang daerah. Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat kamapanan perencanaan sesuai prinsip-prinsip disiplin anggaran sehingga memungkinkan setiap pengeluran belanja menghasilkan sisa anggaran tapi dengan tidak mengurangi kualitas dari pengeluaran belanja tersebut dan juga untuk mengukur tingkat pengendalian dan perencanaan anggaran belanja, sejauh mana upaya pemerintah daerah untuk mengurangi biaya lain-lain atau biaya taktis yang tidak jelas tujuan pemanfaatannya. Kelemahan utama dalam menajemen pengeluaran daerah adalah tidak adanya ukuran kinerja yang dapat dijadikan acuan bagi pemerintah daerah dalam proses perencanaan, ratifikasi, implementasi, dan evaluasi pengeluaran rutin daerah. Selama ini satu-satunya ukuran kinerja yang ada adalah ukuran kinerja yang ditentukan oleh pemerintah pusat. Dengan aturan ini, kinerja pengeluran rutin disebut baik apabila realisasinya sesuai dengan target, yaitu semua dana pengeluaran rutin dihabiskan pada tahun anggaran yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Selain masalah pengukuran kinerja, permasalahan lain yang ada dalam anggaran daerah adalah bentuk dan struktur anggaran rutin yang diseragamkan dalam 10 pos pengeluaran rutin sebelum berlakunya Kepmendagri 292002, yang diantaranya terdapat 3 pos pengeluaran yang tidak jelas, yaitu belanja lain-lain, pengeluaran yang tidak termasuk dalam bagian lain, dan pengeluaran yang tidak tersangka. Dimana keberadaan ketiga pos pengeluaran tersebut cenderung memperbesar peluang pemerintah daerah untuk melakukan penyimpangan. Tabel 4.5 menunjukkan efisiensi penggunaan anggaran Kabupaten Aceh Timur dari tahun anggaran 1995 sampai tahun anggaran 2000, dan tabel 4.6 menunjukan efisiensi penggunaan anggaran Kabupaten Aceh Timur dari tahun anggaran 2001 sampai dengan tahun anggaran 2006. Sebagai hasilnya terdapat peningkatan rata-rata efisiensi penggunaan anggaran Pemerintah Kabupaten Aceh Timur sebelum dan sesudah otonomi khusus untuk TSATBD sebesar 10,96 dan penurunan TPLTBD sebesar 5,62. Dimana sebelum otonomi khusus rata-rata tingkat TSATBD dan TPLTBD masing-masing adalah 2,93 dan 9,37, sedangkan sesudah otonomi khusus adalah 13,89 dan 3,75. Yang berarti terjadi peningkatan kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur setelah otonomi khusus. Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Timur pada rasio TSATBD telah dapat meningkatkan sisa anggarannya secara rata-rata setelah otonomi khusus. Pada TPLTBD untuk tahun 2003 dan 2004 nilainya adalah 0. Secara keseluruhan ini merupakan suatu yang sangat baik dan juga prestasi yang Universitas Sumatera Utara mengagumkan. Disini Pemerintah Kabupaten Aceh Timur telah dapat mendisiplinkan anggaran dengan menekan sedalam mungkin pengeluaran lain-lainnya, karena yang selama ini menjadi sorotan adalah pos pengeluaran lain-lain ini. Tabel 4.5 Efisiensi Penggunaan Anggaran Sebelum Otonomi Khusus Pada Kabupaten Aceh Timur No. Keterangan Sebelum Otonomi Khusus Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 1 TSATBD 0.38 2.26 7.92 1.58 4.51 0.92 2 TPLTBD 11.57 13.57 12.18 10.01 2.69 6.18 Rata-Rata1 2.93 Rata-Rata 2 9.37 Tabel 4.6 Efisiensi Penggunaan Anggaran Sesudah Otonomi Khusus Pada Kabupaten Aceh Timur No. Keterangan Setelah Otonomi Khusus Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 1 TSATBD 0.06 0.29 1.68 52.47 12.85 15.97 2 TPLTBD 7.44 8.66 0.00 0.00 3.00 3.41 Rata-Rata1 13.89 Rata-Rata 2 3.75

4. Rasio Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah