2.7. Vesting
Beberapa hak dikaitkan dengan program pensiun karyawan. Hak karyawan
untuk menerima tunjangan dari program pensiun disebut vesting hak untuk
mendapatkan. Biasanya hak ini memastikan karyawan akan pensiun tertentu jika karyawan telah bekerja untuk lama kerja minimum tertentu. Jika karyawan
mengundurkan diri sebelum berhak mendapatkan yaitu, sebelum dipekerjakan untuk jangka waktu tertentu, tidak ada hak pensiun yang diberikan kepada
karyawan kecuali untuk dana yang telah dikontribusikan. Jika karyawan bertahan selama waktu yang ditetapkan, mereka berhak atas pensiun dan menerima
tunjangan pensiun dari dana yang dikontribusikan baik oleh perusahaan maupun karyawan Mathis dan Jackson, 2002:215.
2.3. Semangat Kerja
2.3.1. Pengertian Semangat Kerja
Manajemen personalia untuk mengembangkan karyawan dilaksanakan perusahaan untuk memenuhi tuntutan jabatan atau pekerjaan sebagai akibat
perkembangan teknologi, juga akibat semakin tajamnya persaingan yang dihadapi perusahaan sehingga perlu karyawan yang berkualitas. Setiap karyawan
perusahaan dipaksa untuk dapat bekerja secara efektif, efisiensi, kualitas serta kuantitas pekerjaan yang semakin baik. Untuk itu perusahaan perlu menciptakan
semangat kerja karyawannya dalam batas-batas kemampuan perusahaan tersebut. Dengan adanya semangat kerja yang tinggi maka produktivitas kerja pun dapat
ditingkatkan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Nitisemito 1996:97 menyatakan bahwa :
“Semangat kerja adalah kemauan atau kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan dengan cara mengetahui perilaku
manusia, apa sebabnya orang mau bekerja dan kepuasan-kepuasan apa yang dinikmatinya.”
Menurut Guba pada Panggabean 2002:21, ada dua cara untuk mendefinisikan semangat kerja, yaitu sebagai berikut :
1. Semangat kerja adalah kondisi dari sebuah kelompok dimana ada tujuan yang jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan
terpadu dengan tujuan individu. 2. Semangat kerja adalah kepemilikan atau kebersamaan. Semangat
kerja merujuk kepada adanya kebersamaan. Hal ini merupakan rasa pemahaman dengan perhatian terhadap unsur-unsur dari pekerjaan
seseorang, kondisi kerja, rekan kerja, penyelia, pimpinan, dan perusahaan.
Sastrohadiwiryo 2002:282 mendefinisikan semangat kerja sebagai berikut :
“Semangat kerja merupakan suatu kondisi rohaniah, atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang menimbulkan
kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan.” Berdasarkan definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
semangat kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan, melakukan pekerjaan dengan lebih giat sehingga pekerjaan diharapkan
dapat lebih cepat selesai dan lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Jadi apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawannya, maka perusahaan akan memperoleh banyak keuntungan. Dengan
meningkatnya semangat kerja karyawan, pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kerusakan dapat dikurangi, absensi dapat diperkecil, kemungkinan perpindahan
karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin, dan sebagainya. Hal ini berarti bukan produktivitas kerja saja dapat ditingkatkan, tetapi juga ongkos per unit
dapat diperkecil. Nitisemito,1996:160
2.3.2. Indikasi Turunnya Semangat Kerja