21
karyawan. Dengan memiliki kepuasan kerja akan berdampak pada perbaikan hasil kinerja, karena seperti yang banyak dikatakan, apabila dalam suatu pekerjaan kita
melaksanakan dengan sepenuh hati, dengan kerelaan hati dan tanpa adanya keterpaksaan, pekerjaan yang sesulit apapun akan terasa mudah dan akan sangat
meyenangkan.
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
1. Pekerjaan itu sendiri
Tingkat dimana sebuah pekerjaan menyediakan tugas yang menyenangkan, kesempatan belajar dan kesempatan untuk mendapatkan tanggung jawab.
2. Gaji
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang diterima, kesesuaian gaji terhadap pemenuhan kebutuhan, dan juga kesesuaian gaji
terhadap tanggung jawab yang diembankan. 3.
Pengawasan Adanya kesempatan bagi karyawan terhadap pekerjaan yang diembankan,
terkadang dengan adanya pengawasan yang berlebihan memunculkan persepsi terhadap ketidakpercayaan pemimpin terhadap bawahan. Hubungan antara
bawahan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kepuasan kerja dapat ditingkatkan melalui perhatian dan
hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja
Universitas Sumatera Utara
22
4. Kesempatan atau promosi
Karyawan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan memperluas pengalaman kerja, dengan terbukanya kesempatan untuk menduduki posisi
yang berbeda dalam perusahaan. 5.
Rekan kerja Kebutuhan dasar manusia untuk melakukan hubungan sosial akan terpenuhi
dengan adanya rekan kerja yang mendukung karyawan. Jika terjadi konflik dengan rekan kerja, maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan karyawan
terhadap pekerjaan. Penting bagi sesama karyawan untuk memiliki ikatan
kekeluargaan. 6.
Komitmen organisasi. Penelitian Widodo 2010:82, Yuwono 2005:34, Rini 2013:84, Retnaningsih 2007:20, Parwita 2013:63 menemukan bahwa
kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi 7.
Job insecurity.
Menurut Yasadiputra dan Putra 2014:62, Reisel dkk
2010:85, Pangat 2013:167, dan Mahaputra dkk 2013: 96, menemukan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap
job insecurity.
Sesuai dengan kodratnya, kebutuhan manusia sangat beraneka ragam, baik jenis maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung
tak terbatas. Artinya, kebutuhan selalu bertambah dari waktu ke waktu dan manusia selalu berusaha dengan segala kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Kebutuhan manusia diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dimilikinya, dicapai dan dinikmati. Untuk itu manusia terdorong untuk
melakukan aktivitas yang disebut dengan kerja. Meskipun tidak semua aktivitas
Universitas Sumatera Utara
23
dikatakan kerja. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan segala keadaan emosi senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman
kerja karyawan setelah membandingkan hal-hal yang diperoleh dalam perusahaan dengan apa yang diharapkan pada awal masuk kerja.
2.3.3 Teori tentang kepuasan kerja