Deskripsi Lokasi Penelitian
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Kota Surakarta
a. Letak Geografi Kota Surakarta yang sering disebut Kota Solo, secara astronomis terletak antara 110°45’15”-110°45’35” Bujur Timur dan 7°36’00”- 7°56’00” Lintang Selatan, dengan luas wilayah ± 4.404,0593 Ha. Kota Surakarta berada di dataran rendah, terletak antara kaki Gunung Lawu di sebelah timur dan kaki Gunung Merapi di sebelah barat dengan ketinggian ± 92 m di atas permukaan laut dan berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes, dan Bengawan Solo. Posisi Kota Solo sangat strategis di jalur lalu lintas ekonomi perdagangan maupun kepariwisataan diantara Yogyakarta – Solo – Semarang, Surabaya – Bali. Sedangkan batas wilayah administratif Kota Surakarta meliputi :
1) Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar
2) Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo
3) Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
4) Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar Kota Surakarta mempunyai suhu udara maksimum 32,4°C dan suhu minimum 21,6°C. Tekanan udara rata-rata adalah 1008,74 mbs
commit to user
dengan kelembaban udara 79 %. Kecepatan angin berkisar 4 Knot dengan arah angin 188 serta beriklim panas.
Luas wilayah administratifnya ± 4.404,0593 Ha sebagian besar telah menjadi lahan permukiman seluas 2.672,21 Ha dan sisanya berturut- turut untuk jasa 428,06 Ha, ekonomi industri dan perdagangan 383,51 Ha, ruang terbuka 248,29 Ha, pertanian 210,83 Ha dan lain-lain 461,16 Ha. Kota Surakarta terbagi dalam lima kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Kelima kecamatan tersebut terdiri dari 51 kelurahan yang masing-masing kecamatan terdiri dari Kecamatan Laweyan 11 kelurahan, Kecamatan Serengan 7 kelurahan, Kecamatan Pasar Kliwon 9 kelurahan, Kecamatan Banjarsari 13 kelurahan, Kecamatan Jebres 11 kelurahan, dan ke-51 kelurahan tersebut terdiri dari 592 RW, 2.645 RT dan 129.380 KK.
b. Kependudukan Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kota Surakarta 500.642 jiwa, dimana jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, yaitu 257.279 perempuan dan 243.363 laki-laki. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya, yaitu sebanyak 157.438 jiwa (31,45%). Kemudian disusul Kecamatan Jebres sebanyak 27,9 persen dari total penduduk atau 138.624 jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan Laweyan dan Pasar Kliwon berturut- turut yaitu 86.315 dan 74.145 jiwa. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah
commit to user
penduduk paling sedikit yaitu Serengan sejumlah 44.120 jiwa dengan persentase 8,81 persen dari jumlah keseluruhan penduduk.
Dengan luas wilayah hanya sebesar 44,04 km 2 membuat tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi, bahkan tertinggi di Jawa tengah yaitu 11.370 jiwa/km 2 . Hal tersebut menuntut pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi penduduk Kota Surakarta, belum lagi adanya kaum commuters yang jumlahnya tidak kalah banyak. Laju pertumbuhan Kota Surakarta selama periode tahun 2000-2010 mengalami penurunan yang signifikan yaitu 0,25 persen jauh di bawah angka laju petumbuhan Jawa Tengah yaitu 0,46 persen.
c. Potensi Wilayah Kota Surakarta merupakan kota budaya di Jawa Tengah dengan mengusung slogan “Solo The Spirit Of Java“ (Solo merupakan Jiwanya Jawa) yang menjadi trend setter kota / kabupaten lain terutama di bidang ekonomi dan budaya. Meskipun luas wilayahnya tidak begitu besar dan Sumber Daya Alamnya (SDM) tidak melimpah namun Kota Solo mempunyai potensi yang luar biasa. Dengan memanfaatkan semua kelebihan yang ada di dalamnya, Surakarta mampu menyerap perhatian daerah lain bahkan mancanegara.
Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran menjadikan Solo sebagai poros, sejarah, seni dan budaya yang memiliki nilai jual. Seni dan pembatikan
commit to user
Solo menjadi pusat batik di Indonesia. Apalagi setelah resmi dibuka Kampung Batik Laweyan menjadi ikon area penuh dengan wisata batik dari proses pembuatannya sampai penjualannya. Pariwisata dan perdagangan tidak bisa dipisahkan, keduanya saling mendukung meningkatkan sektor ekonomi.
Berbeda dengan kegiatan perdagangan, sektor pertanian kurang bisa diandalkan, kebutuhan pokok seperti beras, sayur - sayuran dan bahan dasar protein harus bergantung dengan daerah lain karena keterbatasan lahan. Secara kumulatif, sektor tersier yang terdiri dari usaha perdagangan, hotel, dan restoran, angkutan, dan komunikasi serta jasa. Terdapat beberapa industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga, kebanyakan industri bergerak dalam bidang pembuatan batik dan pakaian jadi yang hasilnya mencapai pasar internasional.
2. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
a. Sejarah Singkat dan Kedudukan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 363 Tahun 1977 tentang pedoman pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, yang memberikan kemungkinan kepada Daerah untuk membentuk Dinas yang dibutuhkan, maka dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Kota Surakarta No. 188.3/103/1980 tertanggal 3 November 1980 dibentuklah Dinas Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
commit to user
Berpedoman pada Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061.1/2749/JJ tertanggal 3 Maret 1987 dan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah No. 061/9358 tertanggal 30 Maret 1987 dipandang perlu meningkatkan pengelolaan pasar agar lebih berdaya guna dan berhasil guna. Untuk itu peningkatan dan penataan organisasi Dinas Pasar sangat diperlukan. Dengan alasan tersebut, maka Pemerintah Daerah Kota Surakarta dipandang perlu untuk menetapkan peraturan daerah tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Kota Surakarta. Perkembangan selanjutnya adalah diterbitkannya Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 1 Tahun 1988 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Seiring dengan perkembangan Tata Kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kotamadya Surakarta, maka peraturan daerah yang berlaku saat ini adalah Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-0 Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pengelolaan Pasar.
Kedudukan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta diatur berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.
commit to user
Dinas Pengelolaan Pasar sebagai unsur pelaksanaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
b. Dasar Hukum Dinas Pengelolaan Pasar Dalam menjalankan tugasnya Dinas Pengelolaan Pasar memiliki dasar hukum yang jelas. Adapun dasar hukum yang digunakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar dalam menjalankan tugasnya meliputi:
1) Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional
2) Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima
3) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
4) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
5) Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
6) Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah
7) Peraturan Walikota Nomor 19-0 tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas jabatan Struktural pada Dinas Pengelolaan Pasar
8) Peraturan Walikota Nomor 1-C tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Retribusi Pelayanan Pasar
commit to user
9) Peraturan Walikota Nomor 4 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar Tradisional
10) SK Walikota Surakarta No. 12 tahun 2002 Tentang Penetapan Tarif Pengganti Biaya Pembayaran Listrik Dalam Komplek Pasar
11) SK Walikota Surakarta No. 511.2/085-2/I/2001 Tentang Penetapan Kelas Pasar & Taksiran Nilai Tempat Dasaran Pasar
c. Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
1) Visi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta mempunyai Visi Organisasi sebagai berikut “Mewujudkan citra pasar yang bersih, tertib, aman dan nyaman”.
2) Misi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam rangka mewujudkan
visi organisasinya, mempunyai beberapa misi organisasi yaitu sebagai berikut:
a) Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha;
b) Meningkatkan kebersihan, ketertiban dan keamanan pasar;
c) Meningkatkan pelayanan kepada pedagang dan pengunjung;
d) Meningkatkan kualitas SDM pengelola dan pedagang.
commit to user
d. Tugas Pokok dan Fungsi
1) Tugas Pokok Tugas pokok Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan pasar.
2) Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a) Penyelenggaraan kesekretariatan dinas
b) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan
c) Pengelolaan pendapatan pasar
d) Pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan pasar
e) Pengawasan dan pembinaan pedagang pasar dan pedagang kaki lima
f) Pengaturan los dan kios pasar
g) Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban pasar dan pedagang kaki lima
h) Penyelenggaraan sosialisasi
i) Pembinaan jabatan fungsional
e. Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Di dalam suatu instansi terdapat struktur organisasi dan struktur organisasi yang dimaksudkan untuk membagi pekerjaan dari struktur organisasi akan terlihat tugas dan fungsi masing-masing bagian dan
commit to user
kepada siapa bagian pekerjaan tersebut harus dipertanggungjawabkan pelaksanaan pekerjaannya. Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, khususnya BAB V Bagian Ke Duabelas tentang Dinas Pengelolaan Pasar maka guna kelancaran penyelenggaraan tugas tersebut perlu ditindaklanjuti dengan uraian tugas yaitu dikeluarkannya Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-0 Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pengelolaan Pasar. Maka dari itu, telah diatur mengenai Susunan Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yaitu terdiri dari:
1) Kepala;
2) Sekretariat, membawahkan:
a) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
b) Subbagian Keuangan
c) Subbagian Umum dan Kepegawaian
3) Bidang Pendapatan Pasar, membawahkan:
a) Seksi Pendataan dan Penetapan
b) Seksi Penagihan dan Penerimaan
c) Seksi Pembukuan
4) Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar, membawahkan:
a) Seksi Peralatan dan Kebersihan
b) Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar
c) Seksi Pemeliharaan Bangunan
commit to user
5) Bidang Pengawasan dan Pembinaan, membawahkan:
a) Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang
b) Seksi Keamanan dan Ketertiban
c) Seksi Pengawasan Pedagang
6) Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima, membawahkan:
1) Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima
2) Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima
7) Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing, berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
Berikut gambar struktur organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta:
commit to user
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala
Bidang Pengawasan dan
Pembinaan
Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima
Bidang Kebersihan dan
Pemeliharaan
Bidang Pendapatan Pasar
Seksi Pendataan dan Penetapan
Seksi Penagihan dan Penerimaan
Seksi Pembukuan
Seksi Pemeliharaan
Bangunan Pasar
Seksi Pengawasan
Pedagang
Seksi Pemeliharaan
Fasilitas Pasar
Seksi Keamanan
dan Ketertiban
Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima
Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima
Seksi Pemberdayaan
dan Pembinaan
Pedagang
Seksi Peralatan dan Kebersihan
Sekretaris
Subbagian
Keuangan
Subbagian Umum dan
Kepegawaian
Subbagian Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan
commit to user
f. Uraian Tugas Jabatan Bidang Pendapatan Pasar Bidang Pendapatan Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan, penagihan dan penerimaan serta pembukuan. Berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 19-0 Tahun 2009 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Pengelolaan Pasar, berikut ini adalah uraian tugas dari Bidang Pendapatan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta:
1) Melaksanakan rencana kerja Bidang berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja Dinas.
2) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.
3) Mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan Dinas sesuai dengan bidang tugas.
4) Melaksanakan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
5) Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas.
6) Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan pendapatan pasar dan Pedagang Kaki Lima.
7) Merumuskan kebijakan teknis di bidang penagihan tunggakan dan penerimaan pendapatan pasar dan Pedagang Kaki Lima.
8) Merumuskan kebijakan teknis di bidang pembukuan pendapatan pasar.
commit to user
9) Melaksanakan pendataan dan penetapan pendapatan pasar dan Pedagang Kaki Lima.
10) Merumuskan target pendapatan pasar.
11) Memberikan pertimbangan teknis perizinan dan memantau pemanfaatan pasar oleh pedagang pasar.
12) Melaksanakan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja di bidang pendapatan pasar.
13) Melaksanakan sosialisasi di bidang pendapatan pasar.
14) Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik.
15) Memberikan usul dan saran kepada atasan.
16) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
17) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Bidang Pendapatan Pasar membawahkan:
1) Seksi Pendataan dan Penetapan Seksi Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendataan dan penetapan, meliputi: pendataan dan penetapan retribusi pasar dan Pedagang Kaki Lima, pengaturan dan pembagian kios, los, perijinan, dan hak penempatan pedagang.
commit to user
2) Seksi Penagihan dan Penerimaan Seksi Penagihan dan Penerimaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penagihan dan penerimaan, meliputi: penagihan dan penerimaan retribusi pasar dan Pedagang Kaki Lima serta penyusunan laporan perhitungan pendapatan pasar dan Pedagang Kaki Lima.
3) Seksi Pembukuan Seksi Pembukuan mempunyai tugas malakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pembukuan, meliputi: melakukan pembukuan semua hasil penagihan dan penerimaan retribusi pasar dan Pedagang Kaki Lima, penyiapan data secara periodik penerimaan dan tunggakan retribusi pasar dan Pedagang Kaki Lima.
g. Kepegawaian Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Jumlah keseluruhan pegawai kantor Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta adalah 341 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), terdiri dari 308 orang (90,32%) pegawai laki-laki dan 33 orang (9,68%) pegawai perempuan, serta 71 orang tercatat sebagai tenaga Honorer. Pegawai- pegawai yang bertugas pada Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta ini berasal dari latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Berikut ini akan disampaikan komposisi pegawai yang ada pada Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta berdasarkan tingkat pendidikan formalnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
commit to user
Tabel 4.1 Komposisi Pegawai Negeri Sipil Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Per 1 Desember 2011 No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah Pegawai
2. S1
22 6,45
3. D3 8 2,35
4. SMA
190
55,72
5. SLTP
68 19,94
6. SD
36 10,56
TOTAL
341
100
Sumber : Dinas Pengelolaaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan tabel komposisi pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta berdasarkan tingkat pendidikan formal di atas, dapat kita ketahui bahwa prosentase terbesar pegawai adalah lulusan SMA yaitu sebesar 55,72%. Sedangkan jumlah pegawai yang menyelesaikan studi Diploma-3 sampai dengan jenjang Strata-2 berjumlah 47 pegawai atau 13,78% dari keseluruhan pegawai yang ada di Dinas Pengelolaan Kota Surakarta.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi, meskipun ada beberapa pegawai yang berlatar belakang pendidikan SD maupun SMP. Dengan demikian, maka kualitas SDM yang dimiliki oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta sudah cukup bagus. Hal tersebut sangat mendukung dalam output kebijakan yang dirumuskan
commit to user
dalam upaya mengoptimalisasikan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pasar.
Sedangkan komposisi pegawai yang ada pada Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta berdasarkan kepangkatannya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Komposisi Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Berdasarkan Kepangkatan Tahun 2011
IV 8 1 -
III
7 35 9 9 60
II 98 64 6 2 170
I 14 33 26 29 102
TOTAL
341
Sumber : Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Keterangan : IV/b : Pembina Tingkat I
II/d
: Pengatur Tingkat I IV/a : Pembina
II/c
: Pengatur
III/d : Penata Tingkat I
II/b
: Pengatur Muda Tingkat I III/c : Penata
II/a
: Pengatur Muda III/b : Penata Muda Tingkat I
I/b
: Juru Tingkat I III/a : Penata Muda
I/a
: Juru
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa golongan jabatan terbanyak untuk pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta adalah
commit to user
golongan II sebanyak 170 orang. Sedangkan golongan IV sebanyak 9 orang, golongan III sebanyak 60 orang dan yang bergolongan I ada 102 orang.
3. Gambaran Umum Pasar di Kota Surakarta
Saat ini jumlah pasar tradisional di Kota Surakarta adalah sebanyak 43 titik pasar yang tersebar di wilayah Kota Surakarta. Dari ke-43 titik pasar tersebut, oleh Dinas Pengelolaan Pasar diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) klas yaitu, klas I, klas II, dan klas III yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Berdasarkan Lampiran Peraturan Walikota Nomor 1-C Tahun 2012 tentang Penetapan Kelas Pasar dan Taksiran Nilai Tempat Dasaran Pasar, klasifikasi pasar di Kota Surakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3
Jenis Pasar Berdasarkan Klasifikasi Pasar Kota Surakarta
No.
Klasifikasi
Nama Pasar
1. Pasar Kelas IA
1. Pasar Singosaren
2. Pasar Klewer
3. Pasar Legi
4. Pasar Nusukan
5. Pasar Gede
2. Pasar Kelas IB
1. Pasar Harjodaksino
2. Pasar Jongke
3. Pasar Notoharjo
3. Pasar Kelas IIA
1. Pasar Gading
2. Pasar Ngarsopuro
3. Pasar Sidodadi
4. Pasar Purwosari
5. Pasar Kadipolo
6. Pasar Ledoksari
7. Pasar Mojosongo
8. Pasar Rejosari
9. Pasar Turisari
10. Pasar Depok
commit to user
11. Pasar Pucang Sawit
12. Pasar Ayu
13. Pasar Panggungrejo
14. Pasar Cinderamata
4. Pasar Kelas IIB
1. Pasar Kembang
2. Pasar Triwindu
3. Pasar Kabangan
4. Pasar Jebres
5. Pasar Tanggul
6. Pasar Ayam
7. Pasar Kliwon
8. Pasar Mebel
9. Pasar Penumping
5. Pasar Kelas IIIA
1. Pasar Elpabes
2. Pasar Ngemplak
3. Pasar Bangunharjo
4. Pasar Sidomulyo
5. Pasar Sangkrah
6. Pasar Buah Jurug
7. Pasar Tunggulsari
6. Pasar Kelas IIIB
1. Pasar Mojosongo Perumnas
2. Pasar Joglo
3. Pasar Bambu
4. Pasar Ngumbul
5. Pasar Besi Tua
Sumber : Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Sedangkan untuk menampung kegiatan pedagang dalam pasar, disediakan tempat dasaran yang meliputi:
a. Kios adalah tempat berjualan di dalam lokasi pasar yang diizinkan dan dipisahkan antara satu tempat dengan yang lain mulai dari lantai, dinding, plafon dan atap yang sifatnya tetap atau permanen sebagai tempat berjualan barang atau jasa.
b. Los adalah tempat berjualan di dalam lokasi pasar yang diizinkan yang beralas permanen dalam bentuk memanjang tanpa dilengkapi dengan
commit to user
dinding pembatas ruangan atau tempat berjualan dan sebagai tempat berjualan barang atau jasa.
c. Pelataran adalah tempat atau lahan terbuka di area pasar yang digunakan untuk ruang publik dan sebagian dapat digunakan untuk pedagang oprokan.
Sedangkan tingkat penggunaan jasa retribusi diukur berdasarkan atas letak, zona tempat, kelas pasar, luas tempat dasaran, alokasi beban biaya yang dipikul untuk menyelenggarakan fasilitas. Pasar ditentukan kelasnya oleh Walikota melalui Dinas Pengelolaan Pasar dengan memperhatikan letak strategis pasar; luasan lahan; kualitas bangunan; jumlah pedagang terkait dengan pendapatan pedagang, jumlah kios dan los, serta pedagang oprokan; waktu efektif; dan fasilitas.