Hambatan-hambatan yang Dihadapi dan Upaya untuk Mengatasinya
D. Hambatan-hambatan yang Dihadapi dan Upaya untuk Mengatasinya
1. Hambatan-hambatan yang Dihadapi dalam Rangka Peningkatan Efektivitas Retribusi Pasar
Meskipun sudah berusaha secara maksimal untuk mengembangkan potensi dan menjalankan kewenangan yang dimiliki dengan optimal, akan tetapi masih ada permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi itu adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya Ketertarikan Pedagang untuk Menempati Los dan Kios yang Masih Kosong
Kios dan los merupakan aspek yang sangat potensial dalam memberikan income yang cukup besar dalam retribusi pasar yang tentunya akan berdampak pada Pendapatan Asli Daerah. Akan tetapi masih banyak kios dan los yang masih kosong atau belum laku. Masyarakat yang ingin berdagang kurang tertarik untuk menempati los dan kios yang masih kosong, apalagi pasar tersebut pasca revitalisasi. Hal ini dikarenakan letak los dan kios pasar yang kurang strategis. Selain itu, pedagang juga
commit to user
beranggapan bahwa mangsa pasar yang masih rendah, dalam artian pembeli masih sedikit.
Hal tersebut senada dengan pernyataan Bapak Timan pedagang buah di dekat kampus ISI Surakarta: “ Ya gimana ya mbak. Ya belum berani buat nempatin los atau
kios. Soalnya kan letak dari kiosnya itu nggak strategis. Masa ya nempatin kios yang di pojokan, kan ya nggak ada pembeli to mbak . Apalagi kiosnya di lantai atas.” (wawancara pada tanggal
6 Juni 2012)
Bapak Nanang Slamet Sukatno, SE selaku Kepala Seksi Pembukuan Bidang Pendapatan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menyatakan:
“ Penjualan los dan kios pasca revitalisasi pasar. Misal pasar lama 40 kios, pedagang lama kan masuknya gratis. Setelah revitalisasi ada 50 kios, jadi kan sisa 10 kios. Tapi selama kios yang 10 ini belum laku, maka akan menyebabkan target tidak tercapai karena kios yang belum laku itu tetap masuk target“ (wawancara pada tanggal 28 Maret 2012)
Masalah tersebut harus segera ditangani oleh Dinas Pengelolaan Pasar. Selain itu, kios dan los yang masih kosong atau belum laku akan tetap masuk dalam target anggaran sehingga menyebabkan target telah ditentukan tidak tercapai.
b. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) Karena jumlah petugas di pasar terbatas, seringkali membuat petugas pasar merangkap dalam bertugas atau bekerja. Misalnya saja, kadang-kadang ada petugas pemungut yang merangkap menjadi petugas kebersihan atau petugas administrasi. Jadi petugas harus pandai-pandai dalam mengatur waktunya agar tetap dapat melaksanakan pekerjaannnya
commit to user
secara optimal. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas baik menyangkut kualitas maupun kuantitasnya merupakan akibat dari meningkatnya kewenangan, tugas, serta pekerjaan yang harus ditangani oleh Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.
Bapak Nanang Slamet Sukatno, SE selaku Kepala Seksi Pembukuan Bidang Pendapatan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menyatakan:
“ Ada juga kendala dari petugas, karena petugas kita kan terbatas. Kadang-kadang petugas pemungut itu merangkap ya kebersihan, ada yang administrasi. Jadi mereka itu harus pandai-pandai mengatur waktu. Terkadang kerjanya juga nggak maksimal. Misal saat pemungutan itu kadang petugas yang merangkap terburu-buru dalam memungut, karena juga harus bersih-bersih tadi.“ (wawancara pada tanggal 19 Maret 2012)
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Agus Triyono selaku Petugas Pemungut di Pasar Tanggul menyatakan: “ Di sini kan pasarnya agak kecil, petugasnya terbatas. Jadi tugas
saya banyak, selain menjadi Petugas Pemungut, juga menjadi Bendahara Pasar. Tugasnya ya agak serabutan, tiap hari harus buat rekapan setoran harian los, kios, sama oprokan, per bloknya juga.” (wawancara pada tanggal 22 Maret 2012)
2. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Hambatan-hambatan yang Dihadapi Dinas Pengelolaan Pasar
Setiap masalah harus dicari penyelesaian agar kembali menjadi baik. Dalam hal ini hambatan pelaksanaan penarikan retribusi pasar harus dicari solusi agar pelaksanaan penarikan retribusi pasar dapat berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan, sehingga diperoleh pendapatan retribusi pasar sesuai yang ditargetkan, bahkan kalau bisa melebihi target tersebut serta
commit to user
diperoleh peningkatan penerimaan retribusi dari waktu ke waktu. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut di atas, Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
a. Dengan mengadakan sosialisasi Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar retribusi, maka Dinas Pengelolaan Pasar telah mengadakan sosialisasi Peraturan Daerah tentang Retribusi Pasar, yaitu melalui penyuluhan-penyuluhan secara langsung dan tidak langsung kepada wajib retribusi. Dengan penyuluhan ini diharapkan masyarakat lebih mengerti tentang hak dan kewajiban sebagai wajib retribusi.
Bapak Nanang Slamet Sukatno, SE selaku Kepala Seksi Pembukuan Bidang Pendapatan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menyatakan:
“ Sebenarnya pedagang sudah memiliki kesadaran dalam membayar retribusi. Hanya saja perlu ditingkatkan. Caranya ya pedagang-pedagang itu diberi pengertian, juga sosialisasi misal ada Perda baru. Baik langsung maupun tidak langsung. Nanti kan pedagang jadi ngerti hak dan kewajibannya itu seperti apa.“ (wawancara pada tanggal 19 Maret 2012)
Selain itu, dalam menumbuhkan minat pedagang untuk menempati kios dan los yang masih kosong atau belum laku, Dinas Pengelolaan Pasar mengadakan promosi yang berupa pemberitahuan bahwa kios atau los tersebut masih kosong. Hal itu dijelaskan oleh Bapak Nanang Slamet Sukatno, SE selaku Kepala Seksi Pembukuan Bidang Pendapatan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menyatakan:
commit to user
“ Kalau untuk los dan kios yang masih kosong ya diadakan promosi mbak. Biasanya itu berupa papan atau kertas yang ditempel di depan los dan kios yang masih kosong yang menginformasikan bahwa kios dan los tersebut masih kosong. Kadang juga dari orang ke orang.” (wawancara pada tanggal 19 Maret 2012)
b. Meningkatkan mutu petugas pelaksana retribusi Para petugas pelaksana retribusi harus diberi pengertian bahwa mereka adalah garda terdepan dalam meningkatkan pendapatan daerah melalui penarikan retribusi. Berarti jika tidak ada mereka, pembiayaan akan pembangunan terhenti. Di lain pihak, jika pembangunan terhenti maka penarikan retribusi pun tidak ada atau mereka akan kehilangan pekerjaan. Mutu petugas pelaksana retribusi ditingkatkan melalui pendidikan dan latihan (Diklat).
Bapak Nanang Slamet Sukatno, SE selaku Kepala Seksi Pembukuan Bidang Pendapatan Pasar Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta menyatakan:
“ Kita tiap tahun melakukan pembinaan dan pelatihan bagi pengelola pasar, pedagang pasar, dan para paguyuban pasar. Pembinaan dan pelatihan diambil dari APBD Tk.II maupun bantuan dari Kementerian Perdagangan.“ (wawancara pada tanggal 28 Maret 2012)
commit to user
102