Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara
Perkembangan Ekonomi Makro 12
Gambar 1.9 Pertumbuhan PDRB Malut Sisi Penawaran dan Kontribusinya y-o-y
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
A. Pertanian
Kinerja sektor pertanian pada triwulan II-2009 masih menunjukan pertumbuhan meskipun melambat apabila dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Pada triwulan II-2009 pertumbuhan sektor pertanian sebesar 4,72 y-o-y, lebih rendah dibandingkan triwulan I-2009 yang pertumbuhannya mencapai
7,91. Faktor pendorong pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan laporan adalah di
bulan Juni sudah dimulai panen hasil bumi seperti kopra dan pala. Walaupun panen kali ini tidak seberhasil seperti pada tahun-tahun sebelumnya, petani menikmati
kenaikan harga hasil bumi yang signifikan pada triwulan II ini. Mulai bulan Juni, sub- sektor perikanan juga mulai menikmati peningkatan produksi khususnya tuna dan
cakalang. Hal ini juga didorong oleh cuaca yang mendukung sehingga nelayan dapat terus melaut. Diperkirakan produksi akan terus meningkat sampai puncaknya
pada Agustus dan September.
4. 94 4. 72
6. 97 4. 28
8. 16 7. 30
10. 17 9. 51
2. 04 -17. 62
PDRB Pert ani an
Pert ambangan Penggali an Indust ri Pengolahan
Li st ri k, Gas Ai r Bersi h Bangunan
Perdagangan, Hot el Rest oran Pengangkut an Komuni kasi
Keuangan, Persew aan Jasa Perush Jasa-j asa
4. 94 1. 70
0. 86 0. 02
0. 14 1. 84
0. 79 0. 33
0. 16 -0. 90
PDRB Pert ani an
Pert ambangan Penggali an Indust ri Pengolahan
Li st ri k, Gas Ai r Bersi h Bangunan
Perdagangan, Hot el Rest oran Pengangkut an Komuni kasi
Keuangan, Persew aan Jasa Perush Jasa-j asa
Pertumbuhan PDRB Maluku Utara YoY
Tw.II 2009 Tw.II 2009
Kontribusi Pertumbuhan PDRB Maluku Utara YoY
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara
Perkembangan Ekonomi Makro 13
Gambar 1.10 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Apabila ditelaah secara lebih teperinci, lonjakan pertumbuhan dialami oleh sub
sektor kehutanan, dimana pertumbuhannya pada triwulan II-2009 adalah 28,87 y-oy, sedangkan pada triwulan I-2009 pertumbuhannya hanya sebesar 0,31 y-o-
y. Kondisi ini didorong oleh aktivitas kehutanan terutama untuk kayu damar dan rotan yang banyak berada di Kabupaten Halmahera Barat.
Sub sektor lain yang masih mengalami pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya adalah sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dimana pada triwulan
laporan pertumbuhannya sebesar 0,64 y-o-y, sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-2009 yang pertumbuhannya sebesar 0,59 y-o-y.
Tiga sub sektor lainnya, yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, dan perikanan masih tumbuh meskipun mengalami perlambatan. Sub
sektor tanaman bahan makanan mengalami perlambatan terbesar, dimana pada triwulan I-2009 pertumbuhannya mencapai 14,87 y-o-y, sedangkan pada
triwulan II-2009 pertumbuhannya hanya sebesar 0,43 y-o-y. Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan pada periode ini didorong oleh peningkatan pada
tanaman jagung, ubi jalar, kacang-kacangan dan hortikultura. Untuk pertanian beras memang mengalami penurunan, seperti yang tercatat dalam angka ramalan
BPS. Hal ini disebabkan oleh pengalihan tanaman, dimana petani lebih memilih untuk menananam jagung dibandingkan beras, karena sulitnya memperoleh bibit
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara
Perkembangan Ekonomi Makro 14
dan pupuk, selain karena prosesnya yang lebih rumit. Halmahera Utara bahkan memiliki alokasi dana APBD untuk pengembangan jagung di Kabupaten tersebut.
Untuk sub sektor tanaman pekebunan, pertumbuhan yang terjadi pada triwulan laporan adalah 5,55 y-o-y sedangkan pada triwulan I-2009 pertumbuhannya
adalah 7,10 y-o-y. Sub sektor perikanan sedikit mengalami perlambatan, dimana pada triwulan II-2009
terjadi pertumbuhan sebesar 3,06 adapun pertumbuhannya pada triwulan I-2009 adalah 3,30 y-o-y. Walaupun produksi ikan meningkat pada triwulan ini, namun
nelayan harus menghadapi turunnya harga ikan. Hal ini disebabkan permintaan ekspor yang turun serta terbatasnya fasilitas
cold storage
sehingga pasokan akhirnya membanjiri pasar lokal.
B. Pertambangan Penggalian