Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara
Perkembangan Ekonomi Makro 14
dan pupuk, selain karena prosesnya yang lebih rumit. Halmahera Utara bahkan memiliki alokasi dana APBD untuk pengembangan jagung di Kabupaten tersebut.
Untuk sub sektor tanaman pekebunan, pertumbuhan yang terjadi pada triwulan laporan adalah 5,55 y-o-y sedangkan pada triwulan I-2009 pertumbuhannya
adalah 7,10 y-o-y. Sub sektor perikanan sedikit mengalami perlambatan, dimana pada triwulan II-2009
terjadi pertumbuhan sebesar 3,06 adapun pertumbuhannya pada triwulan I-2009 adalah 3,30 y-o-y. Walaupun produksi ikan meningkat pada triwulan ini, namun
nelayan harus menghadapi turunnya harga ikan. Hal ini disebabkan permintaan ekspor yang turun serta terbatasnya fasilitas
cold storage
sehingga pasokan akhirnya membanjiri pasar lokal.
B. Pertambangan Penggalian
Pada triwulan II-2009 sektor pertambangan dan penggalian masih melanjutkan trend kontraksi yang cenderung semakin dalam. Pada triwulan laporan, kontraksi
sektor ini mencapai minus 17,62 y-o-y, dimana pada triwulan I-2009 kontraksinya sebesar minus 17,58 y-o-y.
Gambar 1.11 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara
Perkembangan Ekonomi Makro 15
Kontraksi pada sektor ini, dipicu oleh kontraksi pada sub sektor pertambangan tanpa migas, yang porsinya hampir 90 dari keseluruhan sektor pertambangan dan
penggalian. Kontraksi sub sektor ini yang tercatat pada triwulan II-2009 adalah minus 20,23 y-o-y, sedikit melandai dibandingkan kontraksi yang terjadi pada
triwulan I-2009 yaitu sebesar minus 21,09. Komoditas utama pada sub sektor ini merupakan nickel, yang juga merupakan komoditas ekspor utama, sehingga
penurunan kinerja pada komoditas ini juga tercermin dari penurunan ekspor. Gambar 1.12
Pertumbuhan Ekspor Nickel dan Harga Nickel Dunia
Seperti yang terlihat pada gambar diatas, pertumbuhan ekspor nickel pada triwulan II-2009 sedikit membaik jika dibandingkan dengan triwulan I-2009. Namun kondisi
demikian bukan semata-mata disebabkan oleh peningkatan volume ekspornya, tetapi juga oleh kenaikan harga nickel dunia, sehingga ikut mendongkrak nilai
ekspor nickel. Pada triwulan II-2009 volume ekspor nickel mencapai 478.058 Mton, dengan nilai sebesar Rp 106,92 miliar rupiah.
Sub sektor penggalian masih mengalami pertumbuhan, meskipun jauh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan sub sektor ini pada triwulan II-
2009 sebesar 7,58 y-o-y sedangkan pada triwulan I-2009 pertumbuhannya mencapai 20,65 y-o-y. Sub sektor ini masih didominasi oleh penggalian tipe C,
berupa pasir dan batu, yang pengelolaannya masih dilakukan secara sederhana, dan banyak terkonsentrasi di daerah Kabupaten Halmahera Utara dan Halmahera Timur.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara
Perkembangan Ekonomi Makro 16
C. Industri Pengolahan