Banjir BUKU LAPORAN SLHD 2014

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2014 I. 11 ISU UTAMA – Krisis Air Bersih Alasan krisis air bersih dipilih menjadi isu utama sesuai kriteria dalam penetapan Isu Lingkungan Prioritas mendapatkan skore nilai penapisan tertinggi. Isu utama tersebut akan diulas dengan metode Tekanan, Status dan Respon atau PSR Pressure-State-Response sebagai berikut : Pressure Tekanan : Beberapa penyebab krisis air bersih di Kota Balikpapan diantaranya karena : 1. Volume air baku pada Waduk Manggar sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan yang turun, dimana penurunan volume air baku yang signifikan terjadi pada triwulan ketiga tahun 2014 ini, ditandai dengan curah hujan yang sangat minim dengan rata-rata sebesar 21,2 mm pada bulan September 2014 dan merupakan curah hujan terendah selama 4 empat tahun terakhir mengacu data dari BMKG Balikpapan. 2. Laju pertumbuhan penduduk yang belum seimbang dengan penyediaan infrastruktur air baku. Dengan proyeksi pertumbuhan penduduk dki tahun 2020, maka diprediksi kebutuhan air baku sebesar 3.26 literdetik atau meningkat 63,6 dari kapasitas produksi PDAM Kota Balikpapan. 3. Pengembangan infrastruktur sumber air baku yang belum terpenuhi. Pembangunan Waduk Teritip dan Wain yang seharusnya sudah selesai di tahun 2009 dan bisa beroperasional tahun 2010 yang belum bisa dioperasionalkan karena masalah pembebasan lahan. 4. Air baku yang diolah dari Waduk Manggar masih berkualitas air kelas III belum bisa memenuhi persyaratan mutu air klas I sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, pasal 8 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Berdasarkan hasil analisa status mutu air menggunakan metode Indeks Pencemaran, diketahui Sungai Manggar Hulu sebagai sumber air baku termasuk dalam kategori Cemar Ringan untuk kategori Kelas II. Masih rendahnya kualitas air karena pengaruh tingginya tingkat pencemaran limbah yang berasal dari permukiman masyarakat di dalam DAS Manggar yaitu ± 10.000 m3 limbah. Laju sedimentasi di waduk karena pengaruh kerusakan hutan di hulu DAS, termasuk mengurangi kapasitas waduk. Kapasitas air yang buruk meningkatkan biaya operasional. 5. Kondisi topografi Kota Balikpapan yang berbukit membutuhkan investasi besar untuk pendistribusian air, tingginya tingkat kehilangan airkebocoran dalam pendistribusian air bersih. Selain itu, kurangnya pasokan energy listrik untuk operasional PDAM Kota Balikpapan dari pengambilan air baku hingga pendistribusian air ke konsumen yaitu 49,16 daru total kebutuhan 11.211 KVA, berpengaruh atas tidak maksimalnya pelayanan kepada masyarakat