PROYEKSI PENYEDIAAN ENERGI BPPT Outlook Energi Indonesia 2015

42 OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2015

4.1.1 Neraca Minyak Bumi

Pada kurun waktu 2013-2050 kebutuhan minyak mentah diperkirakan akan meningkat lebih dari 3 kali lipat dengan pertumbuhan rata-rata 3,3 per tahun dari 297 juta barel 2013 menjadi 980 juta barel 2050. Produksi minyak mentah akan terus menurun dengan rata-rata sebesar 5,8 per tahun, sehingga dengan kebutuhan minyak yang terus meningkat akan menyebabkan impor juga semakin meningkat. Apabila tidak menemukan cadangan baru yang cukup besar, impor minyak diperkirakan akan meningkat lebih dari 8 kali lipat dari 113 juta barel pada tahun 2013 menjadi 953 juta barel pada tahun 2050. Pangsa impor minyak terhadap kebutuhan minyak meningkat dari 38 2013 menjadi 97 2050. Cadangan minyak yang terus menurun diperkirakan akan menyebabkan ekspor minyak juga terus menurun dari 117 juta barel 2013 menjadi 6,4 juta barel 2050. Untuk memenuhi kebutuhan BBM yang terus meningkat, harus dibangun beberapa kilang minyak baru dan meningkatkan produksi kilang yang ada. Perlu dibangun setidaknya 6 unit kilang dengan kapasitas produksi masing-masing 300.000 barel per hari pada tahun 2020, 2025, 2030, 2035, 2040 dan 2045. Dalam kaitannya dengan penambahan kilang tersebut, Pertamina telah menyiapkan dua program utama di sektor pengolahan minyak, yaitu. Reinery Development Masterplan Program RDMP untuk merevitalisasi kilang yang ada dan New Grass Root Reinery NGRR untuk pembangunan kilang baru. Dengan menerapkan program ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi kilang minyak sampai 1 juta barel per hari pada tahun 2030. Pembangunan kilang baru perlu diintegrasikan dengan industri petrokimia agar manfaat ekonominya lebih besar, diantaranya dapat menurunkan impor plastik dan bahan kimia.

4.1.1 Crude Oil Balance

In the period 2013-2050, crude oil demand are expected to increase more than three times with the average growth of 3.3 per year from 297 million barrels 2013 to 980 million barrels 2050. Crude oil production will continue to decline with an average of 5.8 per year, thus increasing oil import. If there is no new substantial inding in reserves, oil import is expected to increase by more than 8-fold from 113 million barrels in 2013 to 953 million barrels in 2050. Share of oil import to oil demand will rise from 38 2013 to 97 2050. Declining oil reserves are expected to lead to the declining of oil export from 117 million barrels 2013 to 6.4 million barrels 2050. To meet the growing oil fuel demand, government should build many new oil reineries and should increase production of existing reineries. In this study, six units of reinery will be built with each production capacity of 300,000 barrels per day in 2020, 2025, 2030, 2035, 2040 and 2045. In line with the reineries addition, Pertamina has set up two major programs in oil processing sector, i.e. Reinery Development Masterplan Program RDMP to revitalize the existing reinery and New Grass Root Reinery NGRR for construction of new reineries. By implementing this program, reinery production is expected to increase to 1 million barrels per day in 2030. Construction of new reineries needs to be integrated with the petrochemical industry to achieve greater economic beneits as to decrease import of plastics and chemicals.

4.1 Minyak Bumi dan BBM

Crude Oil and Oil Fuels