Penutup BPPT Outlook Energi Indonesia 2015

90 OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2015 BPPT-OEI 2015 discusses energy demand and supply for long-term projection from 2013 to 2050, with topic “Energy Development in Supporting Sustainable Development”. BPPT-OEI 2015 does not contain government policy in the future, but provides an analysis of various options regarding sustainable energy in the long-term and eforts needed to achieve the target set. Average GDP growth in BPPT-OEI 2015 is assumed 6.9 per year during the period 2013-2050, taking into account the progressive reform scenario of Bappenas. The economic growth can be achieved with the support of inal energy growth of 4.7 per year, which increase from 1,151 million BOE in 2013 to 1,988 million BOE in 2025 and 6401 million BOE in 2050. Share of inal energy demand will be dominated by industrial sector, increasing from 37 in 2013 to 52 in 2050, followed by transportation sector in which will remain steady at 29, while share of household sector will decline sharply from 29 2013 to 6 2050. In line with growing energy demand, supply of primary energy in period 2013-2050 increases almost 8-fold with an average growth rate of 5.7 per year, from 1,179 million BOE to be 9,255 million BOE. Energy supply will continue to be dominated by fossil fuels until 2050. The largest share is held by coal, while the role of renewable energy will still be small with less than a ifth of total energy supply. The largest use of renewable energy is electricity generation, which reached 42.43 million BOE in 2013 or 11 of total energy use in electricity generation and will continue to increase to reach 19 by 2025 222 million BOE and 21 in 2050 873 million BOE. Increasing energy demand will be met by import of energy in form of crude oil, oil fuel and gas due to limited energy resources. A balance between energy import capacity and energy export capability will occur in 2030 so since then Indonesia will become a net importer of energy. Net importer BPPT-OEI 2015 memuat kebutuhan dan penyediaan energi jangka panjang untuk kurun waktu 2013-2050, dengan mengangkat topik bahasan “Pengembangan Energi untuk Mendukung Pembangunan yang Berkelanjutan”. BPPT-OEI 2015 tidak berisi tentang kebijakan pemerintah di masa depan namun berisi analisis untuk melihat berbagai opsi jangka panjang dan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan. Pertumbuhan PDB dalam BPPT-OEI 2015 diasumsikan rata- rata sebesar 6,9 per tahun selama kurun waktu 2013- 2050 dengan mempertimbangkan skenario progressive reform dari Bappenas. Pertumbuhan ekonomi ini dapat dicapai dengan adanya dukungan pertumbuhan energi inal sebesar 4,7 per tahun yang meningkat dari 1.151 juta SBM pada tahun 2013 menjadi 1.988 juta SBM pada tahun 2025 dan 6.401 juta SBM pada tahun 2050. Pangsa kebutuhan energi inal didominasi oleh sektor industri yang terus meningkat dari 37 pada tahun 2013 menjadi 52 pada tahun 2050, disusul oleh sektor transportasi yang secara konsisten tetap berada pada 29, sementara pangsa sektor rumah tangga menurun tajam dari 29 2013 menjadi 6 2050. Sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan energi, maka penyediaan energi primer pada tahun 2013-2050 meningkat hampir 8 kali lipat dengan laju pertumbuhan rata-rata 5,7 per tahun, dari 1.179 juta SBM menjadi 9.255 juta SBM. Penyediaan energi akan tetap didominasi oleh energi fosil sampai dengan tahun 2050. Pangsa terbesar adalah batubara, sedangkan peran EBT masih sangat kecil yang kurang dari seperlima dari total penyediaan energi. Pemanfaatan EBT terbesar adalah untuk pembangkitan listrik yang mencapai 42,43 juta SBM pada tahun 2013 atau 11 dari total penggunaan energi di pembangkitan listrik dan terus meningkat sehingga mencapai 19 pada tahun 2025 222 juta SBM dan 21 pada tahun 2050 873 juta SBM. Kebutuhan energi yang terus meningkat akan dipenuhi dari impor energi berupa minyak mentah, BBM dan gas karena keterbatasan sumber daya energi. Pada tahun 2030 dicapai keseimbangan antara kapasitas impor energi dan kemampuan ekspor energi sehingga dapat dikatakan