96
penyelesaian sengketa konsumen, di samping pengakuan gugatan dengan cara gugatan perwakilan kelompok class action dan legal standing seperti yang
diatur dalam Pasal 46 UUPK. Sistem
pembuktian yang
digunakan dalam
gugatan ganti
kerugian sebagaimana dimaksud Pasal 19, Pasal 22, dan Pasal 23 UUPK, yaitu sistem
pembuktian terbalik sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28 UUPK, bahwa pembuktian ada atau tidak adanya kesalahan, dalam gugatan ganti rugi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19, dan Pasal 22 dan Pasal 23 UUPK merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha pihak yang digugat. “Konsekuensi dari ketentuan
Pasal 28 UUPK ini, maka jika pelaku usaha gagal membuktikan tidak adanya unsur kesalahan, dan cukup memiliki alasan yang sah menurut hukum, maka gugatan ganti
kerugian yang dituntut penggugatkonsumen akan dikabulkan”.
152
2. Hak dan Kewajiban Konsumen Serta Pelaku Usaha.
Pengaturan mengenai hak dan kewajiban konsumen dapat dijumpai dalam ketentuan Pasal 4 dan Pasal 5 UUPK. Dalam Pasal 4 mengatur tentang hak
konsumen, yaitu: a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keseluruhan dalam mengkonsumsi
barang danatau jasa; b. Hak untuk memilih dan mendapatkan barang danatau jasa sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang danatau jasa; d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang
digunakan; e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
152
Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari Hukum Acara Serta Kehendak Implementasinya, Kencana, Jakarta, 2008, hal. 184.
Universitas Sumatera Utara
97
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila barang danjasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya; i.
Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
”Hak-hak konsumen yang diatur dalam Pasal 4 UUPK lebih luas dari pada hak-hak dasar konsumen sebagaimana yang pertama kali dikemukakan oleh
Presiden Amerika Serikat Jhon. F. Kennedy di depan kongres pada tanggal 15 Maret 1962”.
153
Hak-hak konsumen sebagaimana yang dimaksud diatas tersebut yaitu meliputi:
a. Hak memperoleh keamanan Aspek ini terutama ditujukan pada perlindungan konsumen terhadap
pemasaran barang danatau jasa yang membahayakan keselamatan jiwa atau diri konsumen. Dalam rangka penggunaan hal ini, pemerintah mempunyai
peranan dan tanggung jawab yang sangat penting. Berbagai bentuk peraturan perundang-undangan harus ada dan telah dibentuk untuk penanggulangannya,
sekalipun dibanding dengan mengikatnya produksi, karena pembangunan ribuan jenis barang danatau jasa dirasakan peraturan untuk menjaga
keselamatan dan keamanan tersebut masih kurang. b. Hak memilih
Hak ini bagi konsumen sebenarnya ditujukan pada apakah ia akan membeli
153
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op.cit., hal. 39.
Universitas Sumatera Utara
98
atau tidak membeli suatu produk barang danatau jasa yang dibutuhkannya. c. Hak mendapat informasi
Hak yang sangat fundamental bagi konsumen tentang informasi yang lengkap mengenai barang danatau jasa yang akan dibelinya, baik secara
langsung maupun secara umum melalui media komunikasi agar tidak menyesatkan.
d. Hak untuk didengar Hak
ini dimaksudkan
untuk menjamin
kepada konsumen
bahwa kepentingannya harus diperhatikan dan tercermin dalam pola kebijaksanaan
pemerintah termasuk di dalamnya turut didengar dalam pembentukan kebijaksanaan tersebut.
Keempat hak tersebut merupakan bagian dari Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia
yang dicanangkan
oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa PBB
pada tanggal 10 Desember 1948, masing-masing pada Pasal 3, 8, 19, 21 dan 26, yang
selanjutnya oleh Organisasi Konsumen Sedunia International Organization of Consumers Union IOCU ditambahkan lagi menjadi 4 empat hak dasar
konsumen lainnya, yaitu: ”hak untuk memperoleh kebutuhan hidup, hak untuk memperoleh ganti rugi, hak untuk memperoleh pendidikan konsumen dan hak untuk
memperoleh lingkungan hidup yang bersih dan sehat”.
154
Namun tidak semua organisasi konsumen menerima penambahan hak-hak tersebut, ”Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI, misalnya, memutuskan
untuk menambahkan satu lagi hak sebagai pelengkap hak dasar konsumen, yaitu hak
154
Sidharta, Op.cit., hal. 2.
Universitas Sumatera Utara
99
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sehingga keseluruhannya dikenal sebagai panca hak konsumen”.
155
Selain dari pada ketentuan yang mengatur tentang hak-hak konsumen di atas, dalam Pasal 5 UUPK juga mengatur tentang apa saja yang menjadi kewajiban dari
konsumen, yaitu: Kewajiban konsumen adalah:
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa demi keamanan dan keselamatan;
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa; c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang lebih disepakati;
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
156
Sedangkan hak pelaku usaha sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 6 UUPK, yaitu sebagai berikut:
a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang diperdagangkan.
b. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang tidak beritikad baik.
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaiaan hukum sengketa konsumen.
d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang danatau jasa yang
diperdagangkan. e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya.
Kewajiban pelaku usaha sebagaimana ketentuan dalam Pasal 7 UUPK yaitu terdiri dari:
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya. b. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
155
Ibid., hal. 2.
156
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Op.Cit., hal. 47.
Universitas Sumatera Utara
100
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
d. Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau jasa diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa
yang berlaku. e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji danatau mencoba
barang danatau jasa tertentu serta menjamin danatau garansi atas barang yang dibuat danatau jasa yang diperdagangkan.
f. Memberi kompensasi ganti rugi danatau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang diperdagangkan.
g. Memberi kompensasi, ganti rugi atas barang danatau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Pengaturan mengenai hak dan kewajiban dalam UUPK merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian agar keduanya dapat berjalan
seimbang sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Hak konsumen untuk dihindari dari akibat negatif persaingan tidak sehat dapat dilakukan sebagai
upaya yang harus dilakukan, khususnya oleh pemerintah, guna mencegah munculnya akibat-akibat
langsung yang
merugikan konsumen.
Dengan undang-undang
perlindungan konsumen diharapkan dapat memberikan kenyamanan serta kepastian hukum dalam hal perlindungan terhadap konsumen itu sendiri.
3. Ruang Lingkup Perlindungan Konsumen.