E. Kerangka Teori
Berdasarkan rumusan diatas, maka dalam bagian ini penulis akan mengemukakan teori, pendapat, gagasan yang akan menjadi titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini
1. Pemberdayaan Aparatur.
Konsep tentang pemberdayaan telah diterima dan digunakan, mungkin dengan pengertian dan persepsi yang berbeda satu dengan lainnya.pemakaian konsep tersebut secara kritikal meminta
adanya telaah yang sifatnya mendasar dan jernih Menurut Webster dalam Oxford English Dictionary Sedarmayanti, 2003:144 kata
“Empower” mengandung dua arti. Pengertian pertama adalah to give or authority to, dan pengertian kedua to give ability to or enable. Dalam pengertian pertama, diartikan sebagai
memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan, atau mendelegasikan otoritas kepada pihak lain.sedangkan dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau
keberdayaan. Paul dalam Sedarmayanti, 2003:145 menjelaskan bahwa pemberdayaan berarti
menghilangkan batasan birokratis yang mengkotak-kotakkan orang dan membuat mereka menggunakan seefektif mungkin keterampilan, pengalaman, energi dan ambisinya. Ini berarti
memperkenankan mereka untuk mengembangkan suatu perasaan memiliki bagian-bagian dari proses, khususnya yang menjadi tanggung jawab mereka. Sementara pada waktu yang sama
menuntut mereka menerima suatu bagian tanggung jawab dan kepemilikan yang lebih luas dari keseluruhan proses.
Sedangkan Nisjar dalam Sedarmayanti 2003:146 menyatakan bahwa pemberdayaan organisasi dapat dilakukan melalui pendelegasian wewenang pemberian wewenang, sehingga
diharapkan organisasi lebih fleksibel, efektif, inovatif, kreatif, etos kerja tinggi, yang pada akhirnya produktivitas organisasi menjadi meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan itu adalah pemberian otonomi dan kewenangan kepada seorang pegawai untuk lebih mandiri dan fleksibel
dalam mengerjakan tanggung jawab yang diberikan dan tidak merasa terkekang dari apa yang mereka yang seharusnya mereka dapatkan serta menumbuhkan sikap memiliki dan menjadi
bagian dari apa yang mereka kerjakan. Dalam Undang-Undang No 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Di
Indonesia dinyatakan bahwa pegawai negeri sipil adalah unsur aparatur negara dan abdi masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur,
adil dan merata dalam penyelenggaraan negara, pemerintahan dan pembangunan. Dan didalam pengertian ini dapat dilihat bahwa tugas utama aparatur itu adalah memberikan pelayanan
kepada masyarakat sebagaimana yang telah diamanatkan oleh undang-undang dengan secara sadar dan bertanggung jawab dan tidak menyalahgunakan kewenangan yang diberikan untuk
kepentingan diri sendiri, kelompok maupun golongan tertentu. Pegawai Negeri Sipil menurut Salam 2004:175 adalah setiap warga negara Republik
Indonesia yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya Tayibnapsis dalam Kurniawan, 2005:96, aparatur pemerintah adalah
kumpulan manusia yang mengabdikan pada kepentingan negara dan pemerintahan dan berkedudukan sebagai pegawai negeri. Sedangkan menurut Moerdiono dalam Kurniawan,
2005:96 aparatur pemerintah adalah seluruh jajaran pelaksana pemerintah yang memperoleh kewenangannya berdasarkan pendelegasian dari Presiden Republik Indonesia
Menurut Widjaja 1994 : 54 Aparatur Negara adalah abdi negara dan abdi masyarakat. Sebagai aparatur dikaitkan dengan pembangunan nasional maka ia sebagai subjek dan objek
Universitas Sumatera Utara
pembangunan. Aparatur harus menjadi saluran pengabdian dan pelayanan kepentingan umum dan bukan penyalahgunaan kekuasaan dan golongan tertentu.
Dari aparat negara dan atau aparatur pemerintah, diharapkan atau dituntut adanya kemampuan baik berupa pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yang memadai, sesuai dengan
tuntutan pelayanan dan pembangunan sekarang ini, Handayaningrat dalam Kurniawan,2005:96. Dan pengertian yang lengkap tentang pemberdayaan aparatur di jelaskan oleh Tjiptono
http:www.pascaunhas.netjurnal-pdf dimana pemberdayaan aparatur adalah upaya memberikan otonomi, wewenang dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta
mendorong mereka untuk kreatif agar dapat merampungkan tugasnya sebaik mungkin. Dan untuk mewujudkan pemberdayaan yang dimaksud, maka telah dibuat undang - undang yang mengatur
mengenai kepegawaian yang meliputi pengadaan, pengembangan, pembinaan, penggajian dan pengawasan.
1. Rekrutmen dan Pengadaan