Kecamatan Merbau yang berada wilayah Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari 2 pulau besar yaitu pulau Padang dan pulau Merbau yang mana ibu kota kecamatan terletak di Teluk
Belitung. di daerah pesisir seperti ini pelayanan publik hendaknya terus dilakukan secara optimal. hal ini terkait dengan banyaknya masyarakat yang selalu berurusan ke kantor kecamatan yang
datang dari kampung yang jauh dan menyeberang lautan bahkan harus bermalam terlebih dahulu jika urusan yang dibuat belum selesai serta memakai biaya yang banyak pula. Jadi, kesiapan dari
aparatur sebagai abdi negara yang bertanggung jawab dengan pekerjaannya sangat dibutuhkan sekali dalam pelayanan agar pelayanan yang memuaskan dan tidak mengecewakan dapat tercapai
sesuai dengan harapan semua pihak. Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberdayaan Aparatur Terhadap Efektivitas Pelayan Publik” Studi Pada Kantor Camat Merbau
B. Perumusan Masalah
Untuk memudahkan peneliti nantinya, dan agar peneliti memiliki arah yang jelas dalam menginterprestasikan hasil penelitian dalam skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan
masalahnya. Berdasarkan dari hal diatas, serta berpedoman pada perumusan latar belakang yang telah
dikemukakan, maka peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :
“Adakah Pengaruh yang Signifikan Antara Pemberdayaan Aparatur Terhadap Efektivitas Pelayanan Publik pada Kantor Camat Merbau Kabupaten Bengkalis”
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui hubungan Pemberdayaan Aparatur terhadap Efektivitas Pelayanan Publik pada kantor Camat Merbau Kabupaten Bengkalis.
2.
Untuk mengetahui adakah pengaruh Antara pemberdayaan aparatur dengan Efektivitas Pelayanan Publik pada kantor Camat Merbau Kabupaten Bengkalis.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut : 1.
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan karya ilmiah di bidang administrasi, khususnya administrasi negara Publik.
2. Secara praktis :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pemberdayaan
aparatur pada kantor camat merbau kabupaten bengkalis. b.
Bahan masukan bagi evaluasi pemberdayaan aparatur pada kantor camat merbau kabupaten bengkalis
c. Dapat dijadikan dasar penelitian yang lebih mendalam terhadap pemberdayaan aparatur
pada kantor camat merbau kabupaten bengkalis
Universitas Sumatera Utara
E. Kerangka Teori
Berdasarkan rumusan diatas, maka dalam bagian ini penulis akan mengemukakan teori, pendapat, gagasan yang akan menjadi titik tolak landasan berfikir dalam penelitian ini
1. Pemberdayaan Aparatur.
Konsep tentang pemberdayaan telah diterima dan digunakan, mungkin dengan pengertian dan persepsi yang berbeda satu dengan lainnya.pemakaian konsep tersebut secara kritikal meminta
adanya telaah yang sifatnya mendasar dan jernih Menurut Webster dalam Oxford English Dictionary Sedarmayanti, 2003:144 kata
“Empower” mengandung dua arti. Pengertian pertama adalah to give or authority to, dan pengertian kedua to give ability to or enable. Dalam pengertian pertama, diartikan sebagai
memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan, atau mendelegasikan otoritas kepada pihak lain.sedangkan dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau
keberdayaan. Paul dalam Sedarmayanti, 2003:145 menjelaskan bahwa pemberdayaan berarti
menghilangkan batasan birokratis yang mengkotak-kotakkan orang dan membuat mereka menggunakan seefektif mungkin keterampilan, pengalaman, energi dan ambisinya. Ini berarti
memperkenankan mereka untuk mengembangkan suatu perasaan memiliki bagian-bagian dari proses, khususnya yang menjadi tanggung jawab mereka. Sementara pada waktu yang sama
menuntut mereka menerima suatu bagian tanggung jawab dan kepemilikan yang lebih luas dari keseluruhan proses.
Sedangkan Nisjar dalam Sedarmayanti 2003:146 menyatakan bahwa pemberdayaan organisasi dapat dilakukan melalui pendelegasian wewenang pemberian wewenang, sehingga
diharapkan organisasi lebih fleksibel, efektif, inovatif, kreatif, etos kerja tinggi, yang pada akhirnya produktivitas organisasi menjadi meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan itu adalah pemberian otonomi dan kewenangan kepada seorang pegawai untuk lebih mandiri dan fleksibel
dalam mengerjakan tanggung jawab yang diberikan dan tidak merasa terkekang dari apa yang mereka yang seharusnya mereka dapatkan serta menumbuhkan sikap memiliki dan menjadi
bagian dari apa yang mereka kerjakan. Dalam Undang-Undang No 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Di
Indonesia dinyatakan bahwa pegawai negeri sipil adalah unsur aparatur negara dan abdi masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur,
adil dan merata dalam penyelenggaraan negara, pemerintahan dan pembangunan. Dan didalam pengertian ini dapat dilihat bahwa tugas utama aparatur itu adalah memberikan pelayanan
kepada masyarakat sebagaimana yang telah diamanatkan oleh undang-undang dengan secara sadar dan bertanggung jawab dan tidak menyalahgunakan kewenangan yang diberikan untuk
kepentingan diri sendiri, kelompok maupun golongan tertentu. Pegawai Negeri Sipil menurut Salam 2004:175 adalah setiap warga negara Republik
Indonesia yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya Tayibnapsis dalam Kurniawan, 2005:96, aparatur pemerintah adalah
kumpulan manusia yang mengabdikan pada kepentingan negara dan pemerintahan dan berkedudukan sebagai pegawai negeri. Sedangkan menurut Moerdiono dalam Kurniawan,
2005:96 aparatur pemerintah adalah seluruh jajaran pelaksana pemerintah yang memperoleh kewenangannya berdasarkan pendelegasian dari Presiden Republik Indonesia
Menurut Widjaja 1994 : 54 Aparatur Negara adalah abdi negara dan abdi masyarakat. Sebagai aparatur dikaitkan dengan pembangunan nasional maka ia sebagai subjek dan objek
Universitas Sumatera Utara
pembangunan. Aparatur harus menjadi saluran pengabdian dan pelayanan kepentingan umum dan bukan penyalahgunaan kekuasaan dan golongan tertentu.
Dari aparat negara dan atau aparatur pemerintah, diharapkan atau dituntut adanya kemampuan baik berupa pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yang memadai, sesuai dengan
tuntutan pelayanan dan pembangunan sekarang ini, Handayaningrat dalam Kurniawan,2005:96. Dan pengertian yang lengkap tentang pemberdayaan aparatur di jelaskan oleh Tjiptono
http:www.pascaunhas.netjurnal-pdf dimana pemberdayaan aparatur adalah upaya memberikan otonomi, wewenang dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu organisasi, serta
mendorong mereka untuk kreatif agar dapat merampungkan tugasnya sebaik mungkin. Dan untuk mewujudkan pemberdayaan yang dimaksud, maka telah dibuat undang - undang yang mengatur
mengenai kepegawaian yang meliputi pengadaan, pengembangan, pembinaan, penggajian dan pengawasan.
1. Rekrutmen dan Pengadaan
Rekrutmen atau pengadaan adalah merupakan fungsi administrasi kepegawaian. rekrutmen pegawai merupakan follow up dari fungsi analisis jabatan. Dan hasil analisis jabatan yang
diperoleh tentang informasi pekerjaanjabatan dan syarat-syarat pekerjaan jabatan yang menjadi dasar untuk melakukan rekrutmen dan pengadaan pegawai.
Rekrutmen adalah suatu proses mencari pegawai yang berkualitas untukmengisi jabatanpekerjaan yang lowong.Proses rekrutmen dimulai dari mencari pelamar dan diakhiri
ketika pelamar mengirimkanmasukkan lamarannya dalam suatu organisasi. Pengadaan pegawai negeri sipil adalah mengisi formasi lowongan dalam suatu satuan
organisasi negara. Pengadaan PNS dilakukan berdasarkan kebutuhan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Pada umumnya pengadaan disebabkan oleh dua hal yaitu adanya pegawai negeri
sipil yang berhenti dan adanya perluasan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Pengadaan pegawai negeri sipil menggunakan pendekatan “Zero Growth” yaitu pengadaan yang dilakukan hanya untuk menggantikan pegawai yang telah berhenti atau pensiun. Dengan
demikian pengadaan PNS tidak harus dilakukan setiap tahun.dan lembaga yang wewenang untuk merekrut pegawai sipil adalah Badan Kepegawaian Negara, Badan Kepegawaian Daerah dan
MENPAN. Setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan mempunyai
kesempatan untuk sama melamar dan diangkat menjadi PNS. Dan pengadaan PNS semata-mata didasarkan atas syarat-syarat objektif yang telah ditentukan dan dan tidak boleh didasarakan atas
diskriminasi jenis kelamin, golongan, agama, suku dan lain sebagainya. Untuk menjamin objektifitas dan keseragaman dalam pelaksanaan, maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 11
tahun 2002 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.
2. Pengembangan Pendidikan dan Latihan
Hasil penelitian menunjukkan pendidikan pegawai berkorelasi positif dengan kinerja pegawai. Oleh karena itu, oleh karena itu setiap organisasi tidak boleh mengabaikan tingkat
pendididikan pegawainya Revida, 2008:83. Pendidikan berupaya meningkatkan pengetahuan umum, teori-teori yang berkaitan dengan
pekerjaan serta menumbuhkan sikap yang positif terhadap pekerjaan para pegawai. Dengan tingkat pendidikan yang baik, maka pegawai dapat menjawab bagaimana dan mengapa terhadap
suatu pekerjaan. Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan kerja pegawai dalam melakukan
pekerjaan. Pelatihan pegawai lebih mengarah pada peningkatan teknis operasional pekerjaan. Dengan demikian, pelatihan lebih bersifat praktek tehadap pekerjaan yang akan dilakukan agar
mencapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas pekerjaan Revida,:2008:83
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan dan pelatihan PNS adalah suatu proses meningkatkan pengetahuan, teori-teori yang berkaitan dengan pekerjaan dan keterampilan seorang PNS agar tujuan pemerintahan dapat
tercapai dengan maksimal. Untuk meningkatkan kualitas kerja PNS sebagai abdi masyarakat, dan bangsa perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan diklat. Pendidikan dan Pelatihan
kepemimpinan PNS dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 dengan tujuan sebagai berikut :
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap PNS untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan struktural eselon I, II, III dan IV secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai inovator dan perekat persatuan
dan kesatuan bangsa. c.
Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat.
d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas
pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya good governace. Jika dilihat dari tujuan Pendidikan dan Pelatihan diatas, tampak bahwa Pendidikan dan
Pelatihan PNS untuk meningkatkan kompetensi PNS. Kompetensi adalah kemampuan dam karakteristik yang dimiliki oleh seorang PNS, berupa wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Sasaran diklat kepemimpinan adalah terwujudnya pegawai negeri sipil yang memiliki yang
memiliki kompetensi yang sesuai dengan jabatan struktural eselonnya. Kompetensi jabatan PNS adalah kemampuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3. Pembinaan
Menurut Podo dan Sullivan dalam Revida, 2008 kata “bina dan membina” merupakan sinonim dari kata inggris to build up membangun, mendirikan, to develop mengembangkan
dan to cultivate memelihara. Kata pembinaan dianggap memiliki arti yang hampir sama dengan kata membimbing atau mengarahkan.
Pembinaan menginginkan adanya kemajuan, peningkatan, perubahan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang, atau peningkatan atas sesuatu yang diharapkan. Pengertian
diatas mengandung dua hal, yaitu pertama, bahwa pembinaan itu sendiri bisa berupa tindakan, proses yang dilakukan dan kedua, pembinaan bisa menunjukkan pada perbaikan atas sesuatu
kearah yang lebih baik Revida, 2008:43. Menurut Raharjo dalam Revida, 2008:44 dipandang dari sisi manajemen sumber daya
manusia, pembinaan adalah upaya untuk menaikkan potensi dan kompetensi individu melalui pendidikan formal maupun informal. Pembinaan menurut pengertian ini bertujuan untuk menggali
potensi dan kompetensi pegawai. Potensi dan kompetensi pegawai perlu terus dibina agar dapat meningkatkan kualitas kerja.
Dalam konteks pembahasan administrasi kepegawaian, pembinaan pegawai diartikan sebagai proses pembentukan sosok pegawai yang dinginkan organisasi. Kegiatannya menurut
Tayibnapis dalam Revida, 2008:46 meliputi sikap mental yang loyal dan setia pada pemerintah dan Negara yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945. serta peningkatan
keterampilan dan kecakapan melaksanakan tugas oganisasi. Dan menurut Tayibnapis dalam Revida, 2008:46 mengakui bahwa langkah tersulit dalam pembinaan PNS adalah mengubah sikap
mental dan meningkatkan kemampuannya. Maka jelaslah bahwa pembinaan, pada dasarnya adalah suatu upaya yang dilegalkan melalui kebijakan organisasi dalam rangka membentuk
pegawai yang memiliki sikap, perilaku dan kemampuan sesuai dengan harapan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Thoha mengutip pendapat Pigors dalam Revida,2008:47 yang meyatakan bahwa pembinaan pegawai bisa dilakukan dengan memperhatikan tiga prinsip dasar kepegawaian, yaitu :
penggunaan kepegawaian secara efektif, dijamin pengembangan karier semaksimal mungkin, dan diperoleh jaminan kesejahteraan hidup yang layak.dan pembinaan pada dasarnya bertujuan untuk
membentuk sosok pegawai yang memiliki sikap dan perilaku, serta kemampuan sesuai yang diharapkan organisasi.
Pembinaan pegawai secara efektif memerlukan perencanaan kebutuhan pegawai yang matang. Formasi pegawai harus ditetapkan secara matang, terencana dan sesuai dengan kebutuhan
riil di lapangan. Setiap tahun harus dilakukan evaluasi baik melalui penelitian maupun pengawasan terhadap kebutuhan dan efektivitas kerja pegawai negeri sipil. Jaminan
pengembangan harus dilaksanakan secara baik. Yang tejadi hingga saat ini adalah seorang pegawai negeri sipl mengetahui masuk PNS dan kapan pensiunnnya. Tetapi tidak mengetahui
secara pasti nasib pengembangan dirinya setelah menjadi PNS Revida, 2008:48 Sastrohadiwiryo dalam Revida,2008:48 menguraikan dua jenis pembinaan, yaitu
pembinaan moral kerja dan pembinaan disiplin kerja. Sedangkan, Saydam dalam Revida,200:48 menjelaskan bahwa bentuk pembinaan yang harus dilakukan terhadap pegawai antara lain, yaitu
pembinaan mental dan spiritual, pembinaan loyalitas, pembinaan hubungan kerja, pembinaan moril dan semangat kerja, pembinaan disiplin kerja, pembinaan kesejahteraan dan pembinaan
untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi dimasa yang akan datang.
4. Penggajian dan Kesejahteraan Pegawai.
Sistem penggajian pegawai negeri sipil dapat dibedakan kedalam dua sistem, yaitu sistem skala tunggal dan sistem skala ganda
Sistem skala tunggal adalah sistem penggajian yang memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang berpangkat sama dengan tidak atau kurang memperhatikan sifat pekerjaan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu. Sedangkan skala ganda adalah sistem penggajian yang menentukan besarnya gajibukan
didasarkan pada pangkat saja tetapi juga didasarkan kepada sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja ynag dicapai dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan
pekerjaan itu Revida, 2008:147. Kebijaksanaan penggajian Pegawai Negeri Sipil yang berlaku hingga saat ini adalah
mengarah pada sistem skala gabungan. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2003 telah ditetapkan gaji pokok PNS menganut sistem skala tunggal.
Hal lain yang penting menyangkut masalah kesejahteraan pegawai disamping kepangkatan dan penggajian adalah masalah cuti. Dimana masalah cuti pegawai ini diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun 1976 yang mana pihak yang berwenang memberikan cuti kepada Pegawai Negeri Sipil adalah Gubernur, BupatiWalikota terhadap PNS yang berada di
lingkungannya masing-masing.adapun jenis-jenis cuti adalah sbb: 1. Cuti tahunan, yaitu cuti yang diberikan kepada setiap PNS yang bekerja sekurang-kurangnya
satu tahun secara terus menerus.lamanya cuti tahunan adalah 12 hari kerja dan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3 hari kerja.
2. Cuti besar, perhitungan atas hak cuti besar bagi PNS yang telah selesai menjalan cuti diluar cuti tanggungan negara, dihitung mulai tanggal PNS aktif kembali menjalan tugasnya sebagai
PNS 3. Cuti sakit, setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
4. Cuti bersalin, Pegawai Negeri Sipil wanita berhah atas cuti bersalin. 5. Cuti karena alasan penting, PNS berhak atas cuti karena alasan penting untuk paling lama 2
bulan.dan cuti karena alasan penting diberikan oleh pejabat yang berwenang meberikan secara tertlis dan menyebutkan alasannya.
Universitas Sumatera Utara
6. Cuti diluar tanggungan Negara.
5. Pengawasan Pegawai Negeri Sipil.
Setiap kegiatan dalam unit kerja selalu diperlukan fungsi manajemen. Salah satu fungsi manajemen yang sangat menetukan pencapaian tujuan adalah pengawasan, untuk mengadakan
penilaian, pengendalian sekaligus mengadakan tindakan koreksi. Didalam arti pengawasan bukan merupakan alat untuk mencari kesalahan tetapi merupakan prasarana untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dan penyelewengan yang mungkin terjadi.pengawasan yang dimaksudkan adalah untuk memonitor, mencegah secara dini agar pelaksanaan kerja yang dibebankan kepada pegawai
dapat dipertanggung jawabkan. Dan berbicara mengenai pengawasan dalam administrasi kepegawaian terdapat dua hal
pokok yang mennjadi barometer kearah terwujud aparatur yang cakap dan berwibawa dalam tugasnya sebagai abdi negara yaitu penegakan disiplin pegawai dan memberikan penilaian dalam
pelaksanaan pekerjaan. Disiplin berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, luput dari
kesalahan dan kekhilafan. Demikian halnya dengan pegawai bahwa tidak ada pegawai yang sempurna. Menurut Saydam dalam Revida,2008:102 disipilin adalah kemampuan untuk
menguasai diri sendiri dan melaksanakan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bersama. Ahli lain menggunakan istilah lain, yaitu kesadaran dan kesediaan sesorang menaati semua
peraturan organisasi dan norma sosial yang berlaku Hasibuan dalam Revida,2008:102. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan
tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, seseorang akan mematuhi mengerjakan tugasnya dengan baik tanpa paksaan.
Dalam praktek kerja sehari-hari, disiplin pegawai negeri sipil tampak pada kepatuhan PNS dalam yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. mentaati jam kerja masuk dan jam kerja pulang
2. mematuhi segala peraturanprosedur yang ada
3. mematuhi pemakaian pakaian seragam lengkap dengan atribut dan tanda pengenalnya
setiap hari 4.
mengikuti kegiatan upacara seremonial yang diwajibkan misalnya apel pagi dan pulang kerja.
5. bersikap dan bertingkah laku sopan dan ramah terhadap semua orang baik sesama
pegawai, pimpinannya maupun anggota masyarakat yang menerima layanan. Menurut Hasibuan dalam Revida, 2008:105 indikator yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya: tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan melekat, sanksi hukuman, ketegasan dan hubungan
kemanusiaan. Dan beberapa ahli umumnya membagi disiplin dalam organisasi kedalam dua jenis, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif
1. Disiplin preventif adalah tindakan disiplin yang dilakukan untuk mendorong pegawai mentaati berbagai peraturan yang berlaku dan memenuhi standar yang telah ditetapkan
2. Disiplin korektif adalah suatu tindakan yang dilakukan setelah terjadinya terjadinya pelanggaran peraturan atau ketentuan yang berlaku. Tindakan ini dimaksudkan untuk
mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut sehingga tindakan dimasa datang sesuai dengan standar.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 telah diatur dengan jelas kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap PNS yang melakukan pelanggaran
disiplin.
Universitas Sumatera Utara
Selain dari itu juga dalam usaha untuk lebih menjamin objektifitas dalam pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja, maka telah dikeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pegawai negeri sipil. Penilaian tersebut dituangkan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3. Yang berwenang membuat penilaian pelaksanaan
pekerjaan PNS adalah Pejabat Penilai yaitu atasan lansung dari pegawai Negeri sipil yang bersangkutan Revida 2008:70
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penilaian kinerja pegawai bagi organisasi adalah penyesuaian kompensasi, perbaikan kinerja, kebutuhan latihan dan pengembangan,
pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja, dan untuk kepentingan penelitian kepegawaian dan membantu
diagnosis terhadap kesalahan disain pegawai.Sulistiyani dan Rosidah dalam Revida, 2008:71 Tujuan DP3 pegawai negeri sipil adalah untuk memperoleh untuk memperoleh bahan-
bahan pertimbangan yang objektif dalam pembinaan PNS berdasarka sistem karir dan sistem prestasi kerja. Secara umum penilaian pelaksanaan pekerjaan diukur dengan kriteria: 1 kualitas,
2 kuantitas, 3 ketepatan, 4 penghematan biaya, dan 5 kemandirian atau otonom dalam bekerja. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS kemudian dituangkan dalam suatu daftar yang
disebut DP3 Pegawai Negeri Sipil. Dan DP3 PNS harus dibuat seobjektif mungkin oleh atasan lansung PNS berdasarkan data dan buku catatan yang menyangkut perilaku PNS. Untuk itu, setiap
pejabat yang berwenang membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan berkewajiban membuat dan memelihara catatan mengenai PNS yang berada di lingkungannya masing-masing. Revida
2008:72
Universitas Sumatera Utara
2. Efektivitas Pelayanan Publik
Dilihat dari segi keberhasilan bahwa organisasi yang berhasil mencapainya tujuannnya, namun belum tentu terlaksana dengan efektivitas kerja yang baik.
Kata efektivitas berarti tercipta sasaran atau tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Putra dan Arif 2001:18 mendefenisikan efektivitas secara sederhana yaitu
kemampuan melakukan sesuatu secara tepat pada sasaran doing the right things Argris dalam Tangkilisan,2005:139 mendefenisikan efektivitas sebagai keseimbangan
atau pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia.
Stoner dalam Kurniawan,2005:106 menekankan pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi.
Disimpulkan bahwa tingkat efektivitas organisasi menunjukkan pada tingkat jauh organisasi melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai dengan menggunakan secara optimal alat-alat dan sumber-sumber yang ada. Berarti bicara mengenai efektivitas organisasi ada dua aspek di dalamnya yaitu 1 tujuan organisasi dan 2
pelaksanaan fungsi atau cara untuk mencapai tujuan tersebut. Kurniawan 2005:106
3. Pelayanan Publik. a. Pengertian Pelayanan Publik
Dalam konteks pelayanan umum, dikemukakan bahwa pelayanan umum adalah mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu
pelaksanaan urusan publik dan memberikan kepuasan kepada publik.Kurniawan 2005:7. Senada dengan itu, Moenir dalam kurniawan,2005:7 mengemukakan bahwa pelayanan publik adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material
Universitas Sumatera Utara
melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.
Pengertian yang lebih lengkap dapat dikutip dari Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pelayanan publik adalah segala
bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, daerah dan lingkungan badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam
rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dari beberapa pengertian dan uraian diatas dapat dilihat bahwa pelayanan publik dilaksanakan oleh pemerintah, dalam arti barang publik dan jasa publik adalah tanggungjawab
pemerintah melalui instansinya dari pusat ke daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau pelaksanaan peraturan tertentu. Pelayanan publik berupa barang atau jasa tidak berorientasi profit.
Artinya pelayanan publik dilaksanakan bukan untuk meningkatkan margin keuntungan tetapi untuk kepuasan dari masyarakat sebagai pelanggan. Pelayanan publik diusahakan dengan biaya
terendah supaya dapat dijangkau oleh golongan paling tidak mampu. Karena perlu diingat bahwa pelayanan publik harus dapat dinikmati secara keseluruhan.
Penyelenggaraan pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum pelayanan publik yang kemudian
dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid dan reliabel sebagaimana tertuang didalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 25 tahun 2004 tentang indeks kepuasan
masyarakat mengatur beberapa hal penting menyangkut pelayanan publik yang mengandung sendi-sendi :
Universitas Sumatera Utara
a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. b.
Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaaan dan kepastian petugas yang memberikan
pelayanan d.
Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas
dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. f.
Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
g. Kecepatan pelayanan,yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan oleh unit penyeleggara pelayanan. h.
Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan masyarakat yang dilayani.
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.
j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang di
tetapkan oleh unit pelayanan k.
Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.
l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan. m.
Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana yang bersih, rapi, teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman bagi penerima pelayanan.
n. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara
pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
adapun penjelasannya adalah sbb:
Sebagaimana diketahui bahwa aparatur pemerintah merupakan pelayanan bagi masyarakat. Jadi aparatur pemerintah dalam hal ini adalah PNS dituntut untuk lebih bersungguh-sungguh
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diamanatkan kepadanya dengan baik, sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran akan terlaksana dengan maksimal yakni sebagai
pelayan bagi masyarakatnya dan bukan untuk dilayani. Didalam keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur negara No 25 Tahun 2004 telah dijelaskan beberapa hal penting yang
harus diperhatikan tentang sendi-sendi pelayanan publik yang harus diperhatikan oleh petugas pelayanan dalam memberikan pelayan diantaranya adalah mengenai prosedur pelayanan. Prosedur
Universitas Sumatera Utara
pelayanan yang sederhana dan tidak berbelit adalah idaman setiap orang. Karena dengan adanya prosedur yang jelas akan memudahkan bagi setiap penerima pelayanan dan tentunya akan
berdampak bagi kelancaran pelaksanaan pelayanan itu sendiri. Oleh itu karena itu, setiap pemberi pelayanan hendaknya bersikap jujur dan terbuka terhadap prosedur yang semestinya harus
dilewati tanpa menutup-nutupi. Disamping itu juga, hal lain yang berkaitan dengan prosedur pelayanan adalah mengenai
persyaratan pelayanan. Syarat merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena syarat menentukan pelayanan jenis apa yang harus diberikan dan kejelasan persyaratan tentunya akan
memudahkan petugas dan penerima pelayanan itu sendiri. Misalnya syarat untuk membuat KTP seperti pas foto, kartu keluarga dan syarat seperti ini harus dijelaskan oleh petugas yang
bersangkutan kepada setiap orang yang akan membuat KTP agar mereka mengerti dan menyiapkan sebagaimana mestinya.
Setiap urusan dalam masalah birokrasi tentunya telah ada petugas-petugas yang diangkat dan diberikan wewenang sesuai dengan pangkat dan golongannya. Tujuannya tidak lain adalah
agar ada kejelasan dan kepastian dalam pemberian pelayanan nantinya misalnya menyangkut nama, jabatan serta tanggung jawab. Jadi ini penting untuk memudahkan penerima pelayanan
untuk menuju kepada petugas mana ia harus berurusan dan tidak perlu menunggu-nunggu lagi yang akan membuat waktu terbuang hanya untuk menanyakan kepada pegawai mana ia harus
berurusan. Setiap orang tentunya telah mengetahui bahwa kesungguhan adalah kunci keberhasilan
dan tanpa kesungguhan tentunya segala sesuatu yang dilakukan tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Dalam pelayanan publik, kesungguhan itu tercermin dari kedisiplinan petugas
pelayanan terhadap konsistensi waktu sudah ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Petugas yang sadar bahwa disiplin itu penting tentunya tidak menyia-nyiakan waktu yang ada
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan tugas yang diemban kepadanya. Hal ini tidak lain karena jika ia mengulur-ulur waktu dalam pelaksanaan pelayanan tentunya akan berakibat buruk bagi dirinya sendiri dan
menjadi beban yang harus ditanggung khususnya dalam penyelesaian pekerjaan yang lainnya. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan tentunya akan mengakibatkan sebuah konsekwensi
yang harus diterima dan harus dipertanggung jawabkan tidak mengira baik ataupun buruk. PNS sebagai abdi negara dan abdi masyarakat hendaknya menanamkan nilai kesadaran yang tinggi
akan pentingnya tanggung jawab itu. Karena dengan adanya rasa tanggung jawab setiap kesalahan yang dilakukan dalam proses pelayanan tidak akan pernah dilemparkan kepada orang lain yang
memang bukan hak dia untuk menanggungnya. Hal lain yang berhubungan dengan tanggung jawab ini adalah kemampuan petugas
pelayanan. karena tanggung jawab itu hadir apabila ada pekerjaan yang dilakukan yang memang membutuhkan keahlian dan keterampilan sebagaimana mestinya. Petugas yang terampil dan
mampu melaksanakan tugas dengan baik akan memberikan dampak yang positif dengan hasil pekerjaan yang dilakukan dan membuat penerima pelayanan merasa puas terhadap layanan yang
diberikan dan sesuai target waktu penyelesaian yang sudah dijanjikan oleh unit penyelenggara pelayanan.
Kecepatan dalam pelayanan adalah hal yang sangat penting mengingat dengan pelayanan yang cepat akan memperoleh dan sesuai dengan waktu akan membuat penerima layanan merasa
senang dan tentunya ini akan menimbulkan rasa saling percaya antara yang melayani dengan yang dilayani.
Keadilan dalam memberi dan mendapatkan layanan adalah hal mutlak yang harus dilakukan . dengan memberikan rasa keadilan kepada semua orang yang akan dilayani tentunya
akan memberikan dampak positif khususnya bagi penerima pelayanan dan akan menghilangkan persepsi yang negatif misalnya orang kaya yang harus duluan dan orang miskin belakangan.
Universitas Sumatera Utara
memberi rasa keadilan adalah sebuah nilai yang harus selalu dipertahankan dan selalu dijunjung tinggi oleh para aparatur negara.
Bersikap sopan dan ramah serta saling menghormati dalam pelayanan tentunya akan menimbulkan rasa kekerabatan diantaranya pemberi dan penerima layanan. Misalnya jika ada
masyarakat yang datang berurusan maka petugas hendaknya mengucapkan salam dan memberikan senyuman serta menanyakan keperluannya apa sudah tentu ini menunjukkan sikap
bahwa kami siap melayani anda. Setiap petugas pelayanan hendanya menyadari bahwa ini harus dibiasakan. Karena, bersikap sopan dan ramah membuat penerima layanan senang dan terhibur
dengan prilaku yang telah ditunjuk oleh petugas tersebut. Didalam pelayanan memang membutuhkan biaya yang dibebankan kepada penerima
layanan dan biasanya disebut dengan biaya administrasi. Akan tetapi,perlu diperhatikan juga bahwa tidak semua orang yang berurusan itu memiliki tingkat ekonomi yang sama misalnya
antara orang mampu membayar dengan orang yang tidak mampu membayar. Jadi, didalam memberikan pelayanan penetapan biaya itu hendaknya harus bisa dijangkau oleh semua kalangan
baik kalangan atas, sedang maupun bawah. Kepastian biaya dalam pelayanan publik adalah hal penting. Karena dengan biaya yang
pasti dan dan sesuai dengan apa yang telah ditentukan maka akan memudahkan bagi penerima layananan untuk membayar sejumlah uang bagi suatu jenis layanan misalnya layanan untuk
pengurusan akte kelahiran tanpa harus memikirkan berapa biaya yang akan dibayar nantinya. Kepastian biaya pelayanan ini hendaknya harus dijelaskan oleh petugas pelayanan sebelum
melakukan tugas pelayanan secara transparan. Kepastian waktu dalam pelayanan harus selalu menjadi ukuran dalam pelaksanaan kerja.
Sebab, waktu yang pasti dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan akan membuat kerja menjadi lebih efektif. Pelayanan yang diberikan secara tepat waktu akan membuat penerima
Universitas Sumatera Utara
layanan tidak perlu bertanya lagi kapan urusan ini akan selesai bila ada kepastian waktu yang jelas dari petugas pelayanan. oleh karena itu, aparat dituntut untuk bisa memanfaatkan waktu dengan
baik dalam penyelesaian tugas dan sewaktu penerima layanan datang untuk mengambil apa yang yang menjadi kebutuhannya sudah selesai sebagaimana yang dijanjikan.
Lingkungan yang nyaman dan bersih merupakan idaman setiap orang. Aspek kenyamanan dalam pelaksanaan pelayanan harus selalu menjadi prioritas oleh petugas pemberi layanan kepada
penerima layanan misalnya penyediaan ruang tunggu dan tempat duduk yang memadai bagi masyarakat yang berurusan. Tempat yang nyaman ditambah lagi dengan keramahan petugas akan
menjadikan suasana lebih harmonis berdampak kepada kelancaran suatu urusan. Keamanan dalam layanan adalah tugas wajib pemberi layanan. Dengan memberi rasa
aman penerima layanan tentunya akan mengurangi resiko-resiko yang ditimbulkan dalam proses layanan tersebut. Hal ini bisa dicontohkan terjaminnya kendaraaan bermotor dari pencuri dan
untuk menjaga ini agar tetap aman, maka petugas pelayanan menyediakan tempat parkir yang memadai serta di jaga oleh pegawai yang di tunjuk.
Dan dapat disimpulkan bahwa efektivitas Pelayanan Publik adalah proses pelaksanaan pelayanan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat dengan segala
kemampuan yang dimiliki dan bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan
berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku 4. Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik
Pemerintah melalui lembaga dan segenap aparaturnya bertugas menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kepada mereka. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh aparatur
pemerintah terdiri dari berbagai macam bentuk.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Moenir 1992 : 190 -196 bentuk pelayanan ada tiga macam yaitu : 1. Pelayanan dengan lisan
Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas bidang hubungan masyarakat humas, bidang layanan informasi dan bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan
atau keterangan kepada masyarakat mengenai berbagai fasilitas layanan yang tersedia. Agar layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh pelaku pelayanan, yaitu : a
Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya. b
Mampu memberikan penjelasan apa-apa saja yang perlu dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu
c Bertingkah laku sopan dan ramah.
d Meski dalam keadaan sepi tidak berbincang dan bercanda dengaa sesama pegawai, karena
menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas. 2. Pelayanan dengan tulisan.
Dalam bentuk tulisan, layanan yang diberikan dapat berupa pemberian penjelasan kepada masyarakat dengan penerangannya berupa tulisan suatu informasi mengenai hal atau masalah
yang sedang terjadi. Pelayanan melalui tulisan terdiri dari dua macam, yaitu : a
Layanan yang berupa petunjuk, informasi dan sjenis yang ditujukan pada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan insatansi atau lembaga.
b Pelayanan yang berupa reaksi tertulis ata permohonan, laporan, keluhan, pemberitahuan dan
lain sebagainya. 3. Pelayanan berbentuk perbuatan.
Pelayanan dalam bentuk perbuatan adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekadar kesanggupan dan penjelasan secara lisan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63 Tahun 2003, pelayanan publik dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu :
a Kelompok pelayanan Administratif, yaitu bentuk pelayanan yang menghasilkan berbagai
macam dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau publik. Misalnya status kewarganegaraan, sertifikat, kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang,
dan lain-lain.Dokumen-dokumen ini antara lain KTP, Akte kelahiran, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan lain-lain.
b Kelompok pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentukjenis
barang yang digunakan public. Misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan lain-lain.
c Kelompok pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan publik. Misalnya pendidikan, pelayanan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, dan lain-lain
Dalam konteks ini pelayanan yang dimaksudkan adalah pelayanan masyarakat yang merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan pemerintah atau organisasi publik kepada
masyarakat secara materi maupun non materi. Berbicara tentang pelayanan yang diberikan pemerintah tentunya tidak telepas dari
pelayanan pada sektor publik karena umumnya pelayanan yang diberikan pemerintah itu dalam bidangsektor yang menyangkut kepentingan umum misalnya, KTP. Kartu keluarga dan lain
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
E. Standar Pelayanan Publik.
Setiap penyelengaraan pelayanan publik harus mempunyai standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan
publik merupakan ukuran yang dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi ataiu penerima pelayanan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik, standar pelayanan publik sekurang-
kurangnya meliputi : a. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dilakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan
b. Waktu penyelesaian Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. c. Biaya pelayanan
Biayatarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
d. Produk pelayanan Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
e. Sarana dan prasarana Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan
publik. f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan publik.
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan publik.
Ada beberapa masalah pokok dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, Menurut Sofyan Assauri 1999: 178 dimana faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan tersebut adalah :
1. Tingkah laku yang sopan
2. Cara penyampaian
3. Waktu penyampaian yang cepat
Universitas Sumatera Utara
4. Keramah-tamahan
Sementara itu suatu pelayanan yang komprehensif yang diberikan oleh aparatur pemerintah dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur dari pelayan tersebut yaitu saat
terjadinya interaksi antara aparatur pemerintah sebagai pemberi pelayanan dengan masyarakat sebagai penerima pelayanan.
Menurut Moenir 1992 : 88 -119 terdapat faktor-faktor yang mendukung pelayanan, antara lain sebagai berikut :
1. Faktor kesadaran
Yaitu kesadaran para pejabat serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dapat membawa dampak yang sangat positif terhadap organisasi. Ini kan menjadi kesungguhan dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya, sehingga hasilnya dapat diharapkan
memenuhi standar yang ditetapkan.
2. Faktor aturan
Yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan ini mutlak kebenarannya agar organisasi dan pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah. Oleh karena
itu, harus dipahami oleh organisasi yang berkepentingan.
3. Faktor organisasi
Merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan dalam usaha pencapaian tujuan
4. Faktor pendapatan
Yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan. Pendapatan yang cukup akan memotivasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang baik.
5. Faktor keterampilan tugas.
Yaitu kemampuan dan keterampilan petugas dalam melaksanakan pekerjaan. Ada tiga yang harus dimiliki yaitu kemampuan manajerial, kemampuan teknis dan kemampuan untuk
membuat konsep.
6. Faktor sarana
Yaitu sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan layanan. Sarana ini meliputi peralatan, perlengkapan, alat bantu dan fasilitas lain yang melengkapi seperti fasilitas
komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
7. Hubungan Pemberdayaan Aparatur dengan Efektivitas Pelayanan publik.
Kesiapan aparatur Pemerintah Daerah dalam melaksanakan otonomi daerah merupakan fase dari aktivitas di masa transisi yang mempunyai dimensi peran yang amat penting. Karena
sukses tidaknaya suatu daerah dalam memasuki era pelaksanaan otonomi daerah sangat bergantung dari kualitas dan kesiapan yang telah dilakukan.
Penyerahan wewenang yang demikian besar dari Pemerintah kepada Pemerintah daerah dan masyarakat di daerah desentralisasi sebenarnya dimaksudkan untuk mendorong peningkatan
kemampuan aparatur Pemerintah Daerah. Sebab, secara teoritik dengan penyerahan wewenang yang besar itu aparatur Pemerintah Daerah memiliki kesempatan yang luas untuk mengambil
inisiatif dan mengembangkan kreativitasnya, mencari solusi terbaik atas masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas sehari-hari khususnya dalam memberikan pelayanan masyarakat.
Yudoyono 2003:119 Selain dari itu juga, era otonomi daerah yang ditandai yang ditandai dengan pemberian
yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Salah satu tujuannya adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Dan yang paling
penting dalam pelayanan itu adalah memberikan pelayanan yang terbaik dan pelayanan yang terbaik baik tentunya didukung oleh kesiapan sumber daya manusia aparatur itu sendirinya.
Pemberdayaaan aparatur yang berarti memberikan memberikan kesempatan kepada seorang PNS untuk melakukan suatu aktivitas dengan kewenangan dan tanggungjawab yang
dimilikinya. Menurut Tjiptono http:www.pascaunhas.netjurnal-pdf pemberdayaan adalah upaya memberikan otonomi, wewenang dan kepercayaan kepada setiap individu dalam suatu
organisasi serta mendorong mereka untuk lebih kreatif agar dapat merampungkan tugasnya sebaik mungkin. Dan pemberdayaan mengenai bidang kepegawaian ini meliputi pengadaan,
pengembangan, pembinaan, penggajian, dan pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
Putra dan Arif 2001:18 mendefenisikan efektivitas secara sederhana yaitu kemampuan melakukan sesuatu secara tepat pada sasaran doing the right things
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah di pusat, daerah dan lingkungan badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada prinsipnya segala sesuatu itu dilakukan tentulah mempunyai tujuan yang akan
dicapai dan mempunyai hasil sebagaimana yang diharapkan sebelumnya. Pemberdayaan aparatur yang diartikan sebagai pemberian kewenangan dan otonomi kepada seorang PNS dengan berbagai
tahapan yang dilalui mulai dari pengadaan sampai pengawasan diharapkan mampu membentuk pribadi seorang abdi negara yang bisa melayani masyarakat secara maksimal. Membentuk sosok
aparatur melalui proses pemberdayaan yang dilaksanakan tentunya memiliki hubungan yang erat dengan tujuan pelayanan publik itu sendiri yaitu memberikan kemampuan serta kewenangan
kepada aparatur sebagai abdi negara dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pelayanan secara keseluruhan dan bukan untuk satu golongan berdasarkan peraturan yang
berlaku. Pelayanan publik merupakan tugas dan kewajiban utama pemerintah yang merupakan
wujud tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakatnya. Dalam konstitusi Republik Indonesia hal tersebut tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat, yang meliputi 4 empat
aspek pelayanan pokok pemerintah terhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan melasanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.dan tentu saja dari apa yang sudah dijelaskan diatas tadi, jelaskan bahwa
Universitas Sumatera Utara
aparatur pemerintah diharap terus berbenah diri kearah yang lebih baik. Sebab pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat
Menurut Napitupulu 2007:153 pelayanan bidang sipil dapat memuaskan masyarakat manakala civil servant atau aparatnya juga berkualitas yag didukung oleh budaya pemerintahan
yang transparan, responsif, sensitif, akomodatif, akuntabel responsibel. Budaya pemerintah yang demikian, akan tercapai manakala secara sistemik diupayakan pemberdayaan SDM dan
pengembangan organisasi birokrasi yang diarahkan pada budaya pelayanan dengan prinsip total quality management
F. Hipotesa
Hipotesa adalah jawaban sementara yang masih diuji kebenarannya. Berdasarkan konsep dan teori sebagaimana penulis kemukakan di atas, maka penulis akan mengemukakan hipotesis
penelitian yakni “Ada Pengaruh Yang Signifikan Antara Pemberdayaan Aparatur Terhadap Efektivitas Pelayanan Publik.”
Jika : Ha :
ρ ≠ 0, “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar dari nol atau - dari nol berarti ada pengaruhnya dan hipotesa ini dapat diterima.
Ho : ρ = 0, 0 berarti ini tidak ada pengaruhnya dan hipotesa ini ditolak
G. Defenisi Konsep