Gas karbon monoksida CO

kemudian mengalami transportasi, dispersi atau pengumpulan karena kondisi meteorologi maupun topografi. Neiburger, 1995.

2.2.1. Gas karbon monoksida CO

Apabila bahan bakar fosil atau bahan organik misalnya minyak tanah, bensin atau bahan kayu yang terbakar, proses pembakarannya tidak sempurna maka atom karbon akan bereaksi dengan satu atom oksigen dan terbentuk gas karbon monoksida CO. Gas ini mempunyai sifat lebih ringan dari udara, tidak berbau, tidak berwarna. Supriyono, 1999. Gas CO ini mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin. Ebenezer, dkk, 2006. Karbon monoksida CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk dari beberapa proses berikut: a. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon. b. Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi. c. Pada suhu tinggi, karbon dioksida terurai menjadi CO dan O Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Secara alamiah gas CO dapat juga terbentuk walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.. Karbon monoksida terdiri dari satu atom yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Universitas Sumatera Utara Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon dioksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor banyak senyawa karbon. Reaksi pembentukan CO lebih cepat daripada reaksi pembentukan CO 2 , sehingga pada hasil akhir pembakaran masih mungkin terdapat gas CO. Apabila pencampuran bahan bakar dan udara tidak rata, maka masih ada bahan bakar karbon yang tidak berhubungan dengan oksigen dan keadaan ini menambah kemungkinan terbentuknya gas CO yang terjadi pada suhu tinggi dengan mengikuti reaksi sebagai berikut : O 2 + 2C → 2 CO Selain daripada itu, pada reaksi pembakaran yang menghasilkan panas pada suhu tinggi yaitu sekitar diatas 800 C akan membantu terjadinya penguraian disosiasi gas CO 2 menjadi gas CO dan O yang mengikuti reaksi berikut ini : CO 2 → CO + O Semakin tinggi suhu hasil pembakaran maka jumlah gas CO 2 yang terdisosiasi menjadi CO dan O akan semakin banyak. Suhu tinggi merupakan pemicu terjadinya gas CO. Sumber pencemaran gas CO terutama dari pemakaian bahan fosil minyak ataupun batubara pada mesin-mesin penggerak transportasi. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara meningkat. Berikut adalah tabel hasil penelitian di negara industri tentang sumber utama pencemaran gas karbon monoksida CO: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Sumber pencemaran gas CO Sumber Pencemaran bagian total Transportasi : 63.8 - mobil bensin 59.0 - mobil diesel 0.2 - pesawat terbang 2.4 - kereta api 0.1 - sepeda motor dll 1.8 Pembakaran stasioner : 1.9 - batubara 0.8 - minyak 0.1 - gas alam dapat diabaikan 0.0 - kayu 1.0 Proses Industri : 9.6

9.6 Pembuangan Limbah Padatan :